C18 - Tatapan Merendahkan

Start from the beginning
                                    

Selena pun tersenyum bahagia. Tanpa berpikir panjang ia langsung naik ke motornya Arkan.

Mereka pun sampai di parkiran motor. Belum tiga ribu enam ratus detik Selena menginjakkan kakinya di sekolah hari ini, ia sudah mendapat tatapan tidak mengenakkan dari orang-orang.

"Ngapain lo liatin gue?" teriak Selena pada orang-orang.

"Kenapa? Baru liat orang cantik lo?" lanjutnya semakin sinis.

Orang-orang tetap saja memandang Selena dengan tatapan merendahkan dan tidak mengubris ucapan Selena. Akhirnya, Selena pun bertanya pada Arkan yang tampak cuek dengan sekitar.

"Kak, kenapa sih orang-orang liatin aku gitu banget?" tanya Selena pada Arkan.

"Gatau," jawab Arkan singkat.

"Ihh kenapa sih?" tanya Selena lagi pada Arkan sambil berlari kecil menyusul Arkan yang sudah berjalan duluan meninggalkan dirinya yang terus bertanya-tanya.

"Tanya aja sama mereka," jawab Arkan cuek.

Sebenarnya Arkan tahu penyebab orang-orang menatap Selena rendah. Jelas ia tahu, karena video dan foto-foto Arkan saat membantu Selena sudah tersebar luas di sekolah ini. Tetapi, yang disudutkan dalam gosip ini hanya tertuju pada Selena. Pandangan mereka pada Arkan tetap baik juga karena Arkan orangnya cuek dengan omongan orang. Dan, sampai sekarang Selena belum mengetahui karena sejak malam itu ia tidak membuka-buka hpnya.

Hingga, Selena pun sampai di kelasnya. Ketika ia masuk kelas pun, fokus anak-anak langsung mengarah pada dirinya.

"Jadi anak pungut aja bangga!"

"Songong banget si lu!"

"Hahahha."

"Dasar sampah, untung ada yang pungut juga eh ini malah gak tau diuntung!"

"Jijik gue liatnya!

"Pak Hardito mau aja sih mungut bayi haram!"

Selena heran dengan ucapan orang-orang seperti memojokkan dirinya.

"Maksud kalian apa hah?" teriak Selena menantang mereka.

"Kalian nyindir gue?" lanjutnya.

"Haha emang, lo peka banget sih! jawab Rania.

Selena berteriak lagi, "jaga ucapan kalian!"

"Jaga akhlak lo, bukannya malu-maluin Pak Hardito!" balas Zizah membalikkan omongan Selena.

"Bangsat semua!" ucap Selena emosi sambil mengepalkan jari-jari tangannya.

Lalu, ia mencari Fiza dan Winda supaya mereka menceritakan ada apa sebenarnya.

"Fiz, Win ada apa sih kok orang-orang natap gue sinis banget?" tanya Selena pada sahabatnya itu.

Fiza menjawab singkat tak menatap wajah Selena, "coba buka deh hp loh!"

Selena hanya mengeryitkan dahi.

Winda langsung berkata, "kenapa? Gaada kuota?"

"Ohiya gue lupa, lo kan miskin sekarang!"lanjut Winda sambil tertawa menghina.

"Lo bukan lagi anak Kepala Sekolah yang selalu lo bangga-banggain dan lo salah gunain buat tameng lo!" ucap Fiza ketika Selena sedang membuka handphonenya.

Handphone Selena penuh dengan pesan siaran dan video-video dirinya ketika mabuk dan ditolong Arkan.

"Brengsek siapa yang nyebarin ini!" gumam Selena langsung keluar kelas mencari seseorang.

Fiza dan Winda hanya tersenyum licik. Karena, sebenarnya merekalah yang merekam dan menyebar video itu. Mereka malam itu sedang jalan-jalan. Kebetulan juga mereka melihat Arkan dan Selena yang sedang di depan tempat hiburan malam itu. Mereka pun merekam dan memfoto mereka. Lalu, mereka mengikuti mobil Arkan sampai ke rumah Selena dan menguping pembicaraan Arkan dan Pak Hardito di depan jendela rumah itu.

Plak!

Selena menampar Arkan yang sedang di depan ruang OSIS.

"Lo kenapa sih?" ucap Arkan emosi sambil mengusap pipinya yang perih.

"Lo udah tau masalahnya kenapa lo nyantai aja?" jawab Selena tak kalah emosi.

"Kenapa lo gak bilang sama gue!" lanjutnya

"Ya, ngapain juga gue ngurusin itu. Gak penting banget!" jawab Arkan dengan santainya.

"Lo bilang itu gak penting?" tanya Selena dengan gigi bergetar karena saking emosinya.

"Gak usah ditanggapin aja, bisa?" jawab Arkan begitu tegas.

"Gue bukan lo yang cuek dengan omongan orang tapi di lain waktu so peduli sama orang," ucap Selena dengan pelan tapi menusuk.

"Maksud lo?" tanya Arkan heran.

"Lo ini anggap gue apa sih?" teriak Selena keras dan membuat Arkan terdiam.

"Inget ya, gue bukan sampah yang bisa lo pungut dan abaikan sesuka hati lo!" ucap Selena sambil menunjuk keras jari telunjuknya ke depan wajah Arkan.

Setelah itu Selena pun pergi meninggalkan Arkan. Tetapi, Arkan memegang lengan Selena sambil berkata, "gue bisa jelasin, Sel!"

Langkah Selena terhenti dan kembali membalikkan wajah ke arah Arkan.

"Udah lah Kak, gak perlu. Semuanya udah telat. Makasih waktu itu udah nolongin gue anak yang gak tau malu dan gak tau diri ini," jawab Selena dengan nada melemah karena ia mengurungkan niatnya untuk bertanya pada Arkan. Dia sangat malu menjadi pusat perhatian satu sekolah. Ia pun kembali ke dalam kelasnya sambil mengusap air matanya dengan kasar. Kali ini ia harus menjadi seorang yang cuek dengan keadaan seperti Arkan.

"Sel!" teriak Arkan tetapi diabaikan oleh Selena yang tetap melangkahkan kakinya menjauhi kerumunan orang itu. Murid-murid yang melihat adegan itu pun ada yang merekamnya. Siap-siap, Selena harus kebal dengan situasi saat ini.

Arkan tidak mengerti dengan dirinya sendiri. Tapi, jujur ia kasihan dengan nasib Selena. Tapi, kalau ia mengatakan yang sejujurnya, ia takut menyakiti hatinya. Akhirnya, ia pun lebih memilih untuk diam.
Sementara itu, Karin dan Rean sudah bisa menebak kondisi Selena akhir-akhir ini seperti tidak baik-baik saja dan terlihat memprihatinkan dari perubahan fisiknya. Sedepresinya Selena dengan kenyataan yang menampar dirinya hingga membuat dirinya berubah.

Juga Fiza dan Winda yang mengkhianati. Dari awal niat mereka memang jahat. Mereka hanya ingin uang Selena dan ingin ikut populer dengan Selena. Tetapi, setelah mengetahui kenyataan bahwa Selena adalah anak yang tidak diinginkan, mereka pun mulai menjauhi Selena. Bahkan mempermalukan Selena dengan menyebarkan foto dan video tidak jelas itu.

Akhirnya, Karin dan Rean pun memutuskan untuk ke rumah Selena pulang sekolah.

🌃

Yang kangen sama Gerald dan Karin tunggu dulu ya😙

Kalau kalian jadi Selena kalian bakalan ngapain?

History Influence [Terbit]Where stories live. Discover now