Rapat hari ini membahas tentang acara bulanan sekolah kami, yaitu CFD. Biasanya sih format acaranya tetap sama, bersepeda keliling kota diikuti acara pensi kecil-kecilan. Saat ini, yg kami bahas adalah rute dan pembagian pos keamanan. Biasanya sih ketika rapat begini gw sering melontarkan 1 atau 2 ide, walaupun tidak masuk akal tapi setidaknya bisa menjadi bagian brainstorming kami. Tapi hari itu gw sedang tidak ingin speak up. Gw malah lebih sering curi-curi pandang ke arah Santi.
Kerudung abu-abunya terlihat serasi dengan pakaian osis dan membuat wajahnya terlihat lebih cantik dan kalem. Disaat gw ngelamun itu tiba-tiba Santi menoleh ke arah gw. Gw tersenyum dan menirukan gesturnya saat memutar timer kipas angin. Santi memutar bola matanya dan kembali memperhatikan ketua kami memimpin rapat.
Karena hari sudah mulai sore, gw merasa suntuk. Gw minta ijin ke kamar mandi untuk membasuh muka. Tapi yg namanya ke kamar mandi ga afdol namanya kalo belum ke kantin. Sebelum balik ke ruang osis gw memutuskan untuk makan gorengan yg enaknya ga seberapa dan memesan es teh. Gw duduk di depan kantin dan menyruput minuman di tangan gw. Kebetulan saat itu ada anak2 yg entah membolos kelas atau emang sedang kosong, bermain voli di lapangan. Agar tidak bosan gw ikut menyaksikan laga amatir sekolah kami.
Bola di pass atas bawah, melambung melewati net dan dikembalikan lagi oleh tim lawan. Gw memperhatikan pertandingan tersebut dengan seksama. Terhanyut oleh permainan mereka, tiba tiba salah satu tim bersorak riang "Mampus, es teh, yuhuu!". Ternyata pecundang laga ini harus mentraktir es teh untuk tim pemenang. Ga terasa gw menonton mereka hingga pertandingan usai. Gw mulai beranjak dan dari kejauhan terlihat salah satu anggota osis yg berjalan ke arah kantin. Gw pun menghampirinya dan bertanya "loh, Ton? rapatnya kelar?"
" Iye, dari mana aja lu Ca?" jawab dia.
Gw langsung bergegas ke ruang osis dan melihat temen2 gw mulai meninggalkan ruangan. Gw masuk dan masih melihat Santi sedang menulis hasil rapat karena para sekretaris kami kebetulan tidak hadir hari ini. Yang satu sakit, yang satu lagi sedang mengikuti lomba. Disampingnya ada bendahara satu lagi yang bernama Widya sedang menunggu.
"Eh, San, gimana rapatnya? Gw kebagian apa besok?"
"Kamu dari kamar mandi ngapain? Luluran? Nih, baca hasil rapatya abis itu lo kasih ini ke pembina osis yaa." Kata Santi sembari mengemasi barang2nya.
"Temenin gw dong. Gw mau ngomong apaan ke Pak Jadi, orang gw kelewatan rapatnya." Gw menggerutu sambil membaca secarik kertas dengan tulisan kecil2 berwarna biru.
"Yee kan salah elu sendiri ga ikutin rapat sampe kelar! Yaudah, bentar gw beres2 dulu", dia membenarkan kerudungnya sebentar, "Wid, aku tinggal dulu aja gapapa nanti ceritanya kita lanjut lagi." Si Widya cuma senyum-senyum.
Kita pun keluar ruangan dan bergegas ke ruang guru. Dia jalan disamping gw dan keliatan terburu-buru. Gw coba imbangi pace jalannya.
"Kenapa buru2 neng? Kalem aja napa?
"Lu ga denger tadi Widya gw suruh nunggu?"
"Iya tapi ntar juga ngomong sama pak Jadi jatohnya lama, tau sendiri kan?"
Santi malah diam dan melengos makin cepat. Mungkin saking cueknya dia ga liat ada pot kecil di depan. Yah bener kesandungkan. Badannya agak oleng, gw tahan bahu dia agar ga jatuh tapi potnya terlanjur terguling berantakan.
"Dibilangin ngeyel sih."
"Hiih, ga hoki amat gw keliatan malu2in dua kali sehari ini. Orang yg ngeliat sama lagi!" Dia jongkok ngeberesin tanah pot yg kececer.
"Ya, maafin aku yg punya mata ya?" Gw ikutan jongkok dan ngebantu dia.
Tiba-tiba dia noleh ke gw dengan wajah cemberut, "Jangan bilang siapa-siapa, ok?"
"Hahaha, ga janji, ok?" Gue colek punggung tangan dia pake tanah.
Kelar beres-beres tkp, kita langsung cuci tangan dan bertemu Pak Jadi. Dia ngomong panjang lebar dan menanyai detail acara buat minggu depan. Gw liat jam di tangan Pak Jadi, 14.30.
"Waduh, bakal lama beneran nih." Gua mulai ngebatin.
Setelah pegal menunduk, akhirnya bel pulang sekolah berbunyi. Pak Jadi ternyata belum selesai mengoceh, dia masih sempat menambahi.
"Jadi anak anak ku osis tahun ini harus kompak, jangan kalah sama osis tahun sebelumnya", dia diam sejenak ngeliat kita berdua, "Kalian lagi pacaran?"
"Eh.." Gw melongo.
"Enggak Pak!" jawab Santi langsung. Gw liat dia, dia liat gw. Kita langsung buang muka.
"Hahaha, pacaran gapapa asalkan jangan aneh-aneh ya. Ya sudah, kalian pulang dulu. Nanti laporan kalian saya sampaikan ke KepSek." Akhir kata Pak Jadi sambil melihat jam tangan kulitnya.
"Baik pak, terima kasih ya!" Gw mencium tangan beliau dan diikuti oleh Santi yg terlihat masih shock dengan ucapan Pak Jadi tadi.
