Raemi mulai tertarik lalu kembali duduk di kursi kasirnya menghadap junho
"Bagaimana?" tanyanya penasaran
"Baca saja sendiri, aku mau kembali ke restauran" ujar junho meletakkan uang di meja kasir lalu keluar dari sana
"Menyebalkan!!" teriak raemi
***
Semakin malam dan raemi di kamarnya masih sibuk dengan buku lagi(?), pengerjaannya hampir selesai saat di kantin kampus hanya saja harus terjeda karena dia harus bekerja.
"Akhirnya selesai juga" ujar raemi mengembuskan nafasnya kasar membaringkan badannya ke kasur, hampir saja dia menutup mata tiba-tiba ponselnya bergetar "siapa sih ini, sudah malam bukannya tidur malah menelponku"
Dengan mata setengah mengantuk tanpa melihat siapa yang menelpon raemi menekan tombol hijau lalu mengarahkan ponsel ke telinganya
"Halo? Why?"
"Rae kau sudah tdur?"
"Almost bodoh, dan karena kau aku jadi terbangun lagi. Ada apa?" jawab raemi sedikit menggerutu
"Ini tentang red string, pergi ke atap supermarket sekarang"
"Astaga jun kau menyuruhku ke atap supermarket hanya untuk membicarakan istilah itu, lebih baik aku tidur"
"Dasar keras kepala!! Cepat kemari dan kutunjukkan sesuatu, istilah itu nyata"
"Aishh berhentilah berteriak, aku akan kesana"
Telpon terputus begitu saja, raemi berjalan menyahut jaket kesayangannya lalu keluar dari kamar. Matanya begitu mengantuk dan dia begitu bodoh menuruti junho untuk pergi ke atap supermarket selarut ini.
Sampai di atap, raemi melihat junho terduduk tepat di sisi atap lalu menghampirinya
"Kurasa tidak ada orang bodoh seperti kau yang menyuruhku ke atap supermarket malam-malam begini hanya untuk sebuah istilah yang saat ini sedang viral" cerca raemi
"Berhentilah mencercaku saat kau melihat ini" junho mengangkat tangan kiri menunjukkan jari kelingkingnya yang terikat benang merah
"Apa?" raemi tersenyum miring
"Ini seperti apa yang ada di penjelasan red string, sebuah benang merah yang terikat di jari kelingking"
"Kau mau membodohiku dengan cara mengikat jarimu sendiri dengan benang merah lalu mengarang cerita jika itu benar red string?"
"Kau pikir aku sebodoh itu harus mengarang cerita demi menyuruhmu kesini?"
Raemi membuang muka dan melipat kedua tangannya didepan dada
"Nih" raemi bingung karena junho memberinya gunting
"Untuk membunuhmu?" ujar raemi asal
"Bodoh! Bagaimana bisa kau berpikir begitu? tentu saja untuk memotong benangnya" junho menghembuskan nafasnya kasar
"Siapa yang kau panggil bodoh hah?!!" bentak raemi, "astaga aku, aku yang bodoh" junho mengalah
"Lagipula untuk apa kau menyuruhku memotong benangnya jika kau tidak bodoh?, padahal kau bisa memotong nya sendiri" ucap raemi dengan nada kesal mengambil gunting dari tangan junho
"Berheti memanggilku bodoh jika kau tidak bisa memotongnya, deal?"
"Kau mau mengajakku taruhan? deal!" raemi bersiap mengarahkan gunting ke benang yang mengikat kelingking junho, bibirnya mengulas senyum meremehkan sampai...
Mata raemi terbelalak kaget, jelas dengan kedua matanya melihat jika dia sudah menggunting benang itu tapi nyatanya benang itu tidak terpotong.
"B-bagaimana bisa? A-aku sudah memotongnya tadi, kenapa tidak putus??!!" tanya raemi tak percaya
"Baru kaget? Kembali ke taruhan? Jadi berhentilah memanggilku bodoh" junho mengusap pucuk kepala raemi yang lalu di tepis begitu saja
" don't touch me!! Sangat konyol! berhubungan dengan benang yang tidak bisa putus??. Sudahlah aku mau tidur" ujar raemi membalik badan meninggalkan junho tapi seperti tertahan raemi malah menoleh ke junho.
"Apa?"
"Kau yang apa, berhenti memegang tanganku"
"Hei kembali ke taruhan. Kau ini kenapa, bahkan aku tidak memegang tanganmu sama sekali" ucap junho mengangkat kedua tangannya yang tanpa sadar benang itu memanjang yang ternyata terhubung dengan tangan kanan raemi "ok kurasa kau akan marah mengetahui ini"
Raemi mengerutkan dahinya mencoba mencari tau apa yang dilihat junho
"Apa ini!! Jangan bercanda kau bodoh!! Bagaimana bisa benangnya malah terikat di tanganku juga!! Lepas!! Lepas!!" teriak raemi berusaha melepaskan ikatan benang merah yang ada di kelingking tangan kanannya, Semakin dicoba untuk dilepas benang itu semakin bercahaya dan semakin erat. Raemi yang awalnya hanya berteriak sekarang terisak dalam tangisnya, dia tidak tau apa yang sebenarnya terjadi.
Dia berjongkok dan menenggelamkan wajah di kedua kakinya, menangis semaunya. Junho yang tidak tega akhirnya berlutut tepat di depan raemi dan mengusap kepala raemi begitu lembut. Dia tau sahabatnya begitu keras kepala, tapi tidak mungkin juga junho sejahat itu tetap diam mengetahu sahabatnya terisak seperti saat ini.
"Pergi kau!! Ini semua karena kau dan ide bodohmu menyuruhku pergi ke atap minimarket, lihat apa yang kau terjadi sekarang!!" ucap raemi dengan suara parau
"Rae aku minta maaf, aku juga tidak tau kalau kejadiannya akan seperti ini."
Keadaan hening, junho memang tidak tau jika benang yang dimikikinya akan terhubung dengan raemi. Dalam hatinya senang karena raemi adalah pilihan takdirnya, tapi sekarang apa boleh buat jika ternyata raemi tidak mau menerimanya?
"Sudah terjadi rae, dan aku tidak mungkin sengaja menyuruhmu datang hanya untuk terhubung denganku lewat benang merah ini. Aku tidak tau soal ini, aku memanggilmu hanya untuk memberi tau, tidak ada hal lain karena aku hanya tau sekilas soal red string itu" sebisa mungkin junho menjelaskannya agar raemi tenang dan berhenti menyalahkannya.
Dia memang takut hubungannya dan raemi akan hancur jika dia kecewa terus menerus ditolak. Tapi dia juga tidak mau hubungannya tetap hancur hanya karena benang merah yang mengikat kelingking mereka satu sama lain.
"Maaf?" tanya raemi
"Sudahlah rae, aku juga minta maaf. Untuk sekarang tidurlah dirumahku, aku akan tidur di bawah dan kau tidur diatas" ucap junho
"Sembarangan!! Bagaimana kau bisa berkata seperti itu dengan lancar?!!"
"Lalu mau tidur dimana lagi? Sementara tidur dirumahku karena ini sudah malam, besok kita pikirkan lagi"
Raemi mengacak rambutnya kesal, kenapa dia harus terjebak dalam kondisi seperti ini dengan junho. Benar-benar menyebalkan.
Akhirnya dengan terpaksa raemi menganggukan kepalanya ragu mengikuti saran yang diberikan junho.
Aduh slow update
Enjoy my story guys hihi
Jangan lupa vote jga yaa tinkyuu💕
YOU ARE READING
Red string[01]
Romance"Tuhan punya rencana lain ya rae buat aku deketin kamu" "Diem!"
chapter2
Start from the beginning
![Red string[01]](https://img.wattpad.com/cover/219206284-64-k945291.jpg)