"Ada seseorang yang terkurung di sana, Mang!" jelas Gerald.

"Waduh, hayu atuh buruan bisi kunanaon si Eneng na!" ajak Mang Maman yang artinya ayo, takut kenapa-napa gadisnya.

Mereka langsung menuju toilet itu dengan cepat dan panik. Gerald mencoba memasukkan satu kunci. Tak cocok. Masukkan lagi kunci yang lain. Masih tak cocok. Dan kunci ketujuh yang ia masukkan ternyata cocok.

"Bisa, Jang?"

"Alhamdulillah bisa, Mang."

Kondisi dalam toilet tampak tidak ada apa-apa dan tidak ada perbaikan. Gerald dan Mang Maman langsung mencari Karin. Mereka memanggil-manggil nama Karin sambil membuka-bukakan pintu yang tidak dikunci.

"Karin!"

"Rin!"

"Neng!"

"Karin kamu ada dimana?"

Tiba-tiba Gerald menemukan satu pintu toilet yang tertutup di jajaran paling pojok. Gerald curiga, ia langsung membuka pintu itu. Tetapi, pintu itu dikunci dari luar.

"Mang, kunci pintu yang ini mana?" tanya Gerald yang bingung lagi.

"Duh, kalau itu sih gaaada kunci cadangannya," Mang Maman tampak cemas dan merasa bersalah.

"Kuncinya emang ada dimana, Mang?" Gerald masih panik dan terus bertanya.

Mang Maman menunduk pasrah dan berkata, "sudah Mamang bilang, kunci toilet ini dipinjam paksa oleh seorang siswi."

"Siapa, Mang?" tanya Gerald.

Mang Maman menjawab "Mamang gatau namanya tapi mukanya asing gitu, cantik pisan, Jang."

Gerald mencoba menghancurkan kunci pintu itu dengan memukulnya menggunakan besi yang ada. Ia terus memukul-mukul sambil bertanya-tanya dengan Mang Maman yang juga sedang mencari alat bantu lain untuk merusak pintu kunci itu.

"Kenapa Mang Maman semudah itu ngasih kunci utama ke dia?" Gerald terus bertanya untuk mencari info.

"Mamang diancem," jawabnya.

"Diancem gimana?" ucap Gerald.

"Kalau Mamang ga ngasih kuncinya, Mamang bakal dilaporin ke Bapaknya yang engga-engga, biar Mamang dipecat," jawabnya dengan lesu.

Gerald bertanya lagi, "siapa emang Bapaknya sampai dia berani ngancem gitu?"

"Kepala Sekolah di sini, Jang," terang Mang Maman.

Gerald refleks berhenti memukul-mukul pintu itu.

"Selena," ia bergumam dan langsung geram sehingga melanjutkan memukul pintu itu dengan emosi dan amarah yang kuat.

"Karin, bertahanlah," ucapnya dengan nada yang sangat khawatir.

Alhasil, kunci pun rusak. Dan pintu akhirnya terbuka.

Betapa terkejutnya mereka ketika melihat Karin yang terbaring pingsan di lantai toilet. Gerald langsung menggendong Karin dan membawanya ke UKS. Nihil. UKS sudah tutup.

"Mang Maman tolong cari bantuan!" teriak Gerald.

Lalu, Geral menidurkan Karin di pahanya.

"Rin, bangun Rin," ucapnya sambil memegang pipi Karin.

Beberapa menit kemudian, datang Rean dan teman-temannya, serta Mang Maman yang membawa kayu putih dan air mineral.

"Rinn!"

"Karin!"

"Bangun, Rin!"

Gerald pun membuka tutup kayu putih itu dan mendekatkankannya ke hidung Karin. Cukup lama Karin tak bangun-bangun.

History Influence [Terbit]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora