Kepergok

35 2 0
                                    


     Setelah mengantarkan Abidzar kebandara untuk kembali ke asal mulanya. Akhirnya aku memutuskan untuk berkeliling mencari barang yang gak penting di mall. Jangan tanya aku pergi sama siapa,ya pasti sendiri. Bunda setelah mengantarkanku dan Abidzar,ia pulang dengan pak mamat.

Aku keluar masuk toko mencari barang yang aneh menurutku. Setelah setengah jam aku keluar masuk toko pakaian dan tak satu pun yang aku pilih. Akhirnya aku menuju toko buku,memilih beberapa buku.

Brakkk

Buku berjatuhan dari arah belakangku. Dengan seketika orang di sekelilingku pun menatap siapa yang menjatuhkan beberapa buku yang berjajar rapih menjadi seperti terkena badai. Aku melihat disana Andin yang terduduk dan terus meringis menahan pinggangnya dengan Putra yang sedang membantunya berdiri.

Aku menghampiri mereka berdua,dengan kesal aku menjulurkan lengan dengan kepalan tangan yang menuju arah kepala Andin. Yap,aku menjitak keras kepala Andin,masa bodoh dengan orang disekeliling ku. Aku seperti istri yang memergoki suaminya sedang selingkuh,nyatanya tidak.

"Apaan sih lo!"ucap Andin dengan sarkas.

"Apaan apaan,lo lagi sakit masih aja jalan jalan sama cowo ini? Salut banget gue. Lo juga,udah tau temen gue lagi sakit masih aja lo ajak jalan? Dimana rasa kasihan lo!"balasku dengan sangat kesal. Aku yang sangat kesal pun meninggalkan toko buku dengan buku yang tak satu pun aku bawa pulang.

Kenapa semenjak Andin putus dengan Bara,semua kelakuannya menjadi aneh dimataku. Andin yang ketika tak enak badan pun ia menolak mentah mentah ajakanku,tapi sekarang ia sedang sakit pun tetap jalan dengan Putra,laki laki baru yang beberapa minggu ini menempati rumah samping rumah Andin.

•••••••

Baru saja aku melangkahkan kaki dihalaman depan mall. Hujan besar turun begitu saja diiringi dengan gemuruh petir dan juga angin. Sial sekali,akhirnya aku menunggu dengan berdiri disisi kanan dekat dengan meja security.

Namun,pundakku terdorong oleh dua orang yang berlarian menuju parkiran mobil. Hingga,bajuku terkena kubangan air yang mereka injak. Dari postur tubuh yang aku lihat,pria yang sedang berlari berdua dengan seorang wanita itu,sepertinya aku sangat mengenali.

Hari sial!

Sudah satu jam aku berdiri,bahkan bapak bapak security pun menawariku untuk duduk. Namun aku tolak,aku mencoba peruntungan dengan menelpon pak mamat agar menjemputku. Biasanya kalau sudah malam begini,pak mamat sudah kembali kerumahnya.

Baru saja aku akan memencet tanda telpon,handphoneku mati. Sial lagi! Sudah hampir jam 10,lalu bagaimana aku mengabari bunda.

Aku hanya menatap jalanan yang masih digenangi oleh air hujan. Sampai sekarang pun hujan belum juga berhenti.

"Hei"sahut seseorang dari sampingku.
Aku yang sedang menatap jalanan pun,menolehkan kepalaku. Dan melihat siapa yang tadi menyapaku,aku tersenyum manis menatap siapa yang ada disampingku. Entah,rasanya aku seperti mendapatkan pertolongan.

"Malah senyum senyum"ucap Ray sambil tersenyum meledek.

"Ahh ehh anu,hai juga kak Ray"jawabku gugup kemana Kya yang biasanya cuek,sekarang bahkan seperti orang yang sedang kegap.

"Saya kira salah orang,ternyata bener."ucapnya.

"Kaka disini udah lama?"tanyaku,bahkan aku merutuki pertanyaan macam apa yang keluar dari mulutku ini.

Waktu PertemuanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang