[Jaewoo] - Baku (on going)
Jungwoo terbangun dengan keadaan bingung. Seseorang bernama Jaehyun mengaku sebagai suaminya. Tapi suatu pagi pria itu menemukan catatan dari buku yang sering ia baca
"Lari Kim Jungwoo. Kau harus lari dari Jung Jaehyun ba...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sebenarnya firma hukumnya adalah salah satu firma hukum terbaik di Korea dan juga memiliki kantor yang mewah. Tapi jika dibandingkan dengan kantor milik suaminya tentu sangat berbeda jauh.
"Kau datang?" Jaehyun hanya melirik sebentar Jungwoo sambil menatap berkas-berkasnya.
"Kau masih marah padaku?" Jungwoo mendekati Jaehyun lalu meletakkan makanan yang ia bawa.
"Padahal tadi aku mendengar suaramu yang sangat bersemangat saat aku bilang akan datang" gumam Jungwoo menyindir Jaehyun.
Jaehyun hanya terdiam mendengarnya.
Jungwoo mendekati Jaehyun lalu duduk dipangkuan suaminya.
"Kau benar-benar masih marah padaku?" Jungwoo mengalungkan tangannya ke leher Jaehyun. Jungwoo sebenarnya sudah gatal ingin menanyakan ini itu. Tapi dengan mood Jaehyun yang seperti ini mana mungkin ia melakukannya.
Jaehyun mengalihkan pandangannya dari berkas kearah Jungwoo.
"Bagaimana mungkin aku bisa marah padamu" gumam Jaehyun lalu tersenyum tipis.
Jungwoo tersenyum lalu memeluk Jaehyun. Meskipun Jaehyun bilang ia tak marah, Jungwoo harus melakukan sesuatu untuk menaikkan mood suaminya.
"Mau sebuah ciuman?" Jungwoo menatap Jaehyun dalam. Dia harus melakukan sesuatu agar suaminya tak marah lagi.
Tanpa aba-aba Jaehyun langsung menangkup wajah Jungwoo dan mencium suaminya.
Pria itu melumat bibir atas dan bawah Jungwoo bergantian. Suara kecipak basah memenuhi ruangan itu. Jaehyun mulai melibatkan lidahnya, pria itu memaksa memasuki mulut Jungwoo. Jungwoo melenguh, sementara itu Jaehyun memindahkan ciumannya kearah leher Jungwoo. Jungwoo menjenjangkan lehernya.
Jaehyun menggigit leher suaminya dan membuat Jungwoo memekik lalu mendesah lirih saat Jaehyun menjilatinya.
"Aku mau kamu" Gumam Jaehyun yang melepaskan ciumannya sambil melepas baju Jungwoo. Pria itu meletakkan Jungwoo ke meja tempat ia bekerja lalu mencumbu suaminya lagi.
**
Kalau kalian bertanya apakah Jungwoo mencintai Jaehyun tentu saja Jungwoo tidak tahu. Ia hilang ingatan dan telah melupakan perasaanya. Selama ini ia menerima Jaehyun karena kenyataan bahwa Jaehyun adalah suaminya tak bisa terbantahkan. Toh cepat atau lambat ia akan mencintai Jaehyun. Jaehyun adalah pria yang menawan. Laki-laki itu tampan dan baik.
Tapi kenyataan bahwa mungkin saja Jaehyun membunuh kakaknya tentu mengusiknya.
Bagaimana dia bisa mencintai orang yang membunuh kakaknya.
Jungwoo membuka matanya saat merasakan remasan tangan didadanya.
Jungwoo menepis itu lalu duduk dan meraih botol air putih yang ia beli tadi.
Ruangan rapi Jaehyun berubah menjadi kapal pecah saat ini. Entah berapa kali mereka bermain. Mereka melakukannya diberbagai sudut dan berakhir tidur di sofa. Saat ini langit mulai gelap.
"Kau sudah bangun?" Jaehyun memeluk Jungwoo dari belakang sambil terus menciumi punggung suaminya yang telah penuh dengan tanda kemerahan.
"Aku tidak ingat kalau belum makan. Ayo pulang" gumam Jungwoo lalu mulai memakai pakaiannya.
"Kita bisa makan sebentar disini. Kau membeli banyak makanan"
"Tidak dengan aroma sex. Aku akan muntah" ucap Jungwoo bergidik.
"Baiklah ayo pulang"
**
Jungwoo memakan makanannya cepat dan itu membuat Jaehyun bingung.
"Aku tak minta makananmu kenapa begitu terburu-buru?"
"Aku lapar"
Jaehyun tersenyum lalu meletakkan udang di nasi Jungwoo.
"Makan yang banyak" ucap Jaehyun lalu memakan miliknya. Jungwoo yang melihat itu langsung meraih lauk yang lain dan meletakkan di nasi Jaehyun.
"Kau juga" gumamnya sambil tersenyum.
Jaehyun membalas senyuman itu lalu memakan makanannya lagi.
"Aku bilang kau bisa bertanya padaku tapi rupanya kau tak sabar"
Jungwoo berhenti dari kegiatannya dan menatap Jaehyun bingung.
"Chanyeol bilang kau meminta berkas kematian kakakmu"
Jungwoo mengalihkan pandangannya dari Jaehyun.
"Kau sepertinya tak percaya padaku"
Jungwoo mendongak begitu mendengar itu.
"Bukan seperti itu"
"Lalu?"
Jungwoo menggigit bibirnya. Dia bimbang. Apa dia percaya Jaehyun?. Setelah ia membaca catatan di bukunya?.
"Kalau ku ceritakan yang sebenarnya apa kau berjanji untuk tak meninggalkanku"
Jungwoo langsung mengangguk cepat. Dia tahu Jaehyun adalah orang yang berpengaruh dan berbahaya toh jika dia berusaha kabur pun yang ada dia yang dirugikan.