(revisi)BAB 6 : BAGIAN USANG

60 22 2
                                    

Posted by Penasunyi

Hari ini adalah hari tersibuk di minggu-minggu terakhir bulan ini. Jadi aku ingin sedikit bercerita.

Aku mengemasi barang-barang, menaikannya ke dalam mobil, menurunkan lagi, memasukannya ke rumah dan mulai menyusun barang-barang itu ke tempat yang sesuai.

Apa aku sudah bilang padamu kalau hari ini aku pindah rumah?

Sepertinya belum. Karena aku rasa aku baru membuka blog ini lagi sekarang.

Ya, aku sibuk akhir-akhir ini. Tugas kuliah membuatku ingin berteriak ditengah malam, agar mereka yang sedang tidur tahu bahwa ada orang yang tidak bisa menikmati tidurnya karena tugas menumpuk, lalu ditambah hari ini yang sepertinya akan menjadi hari yang melelahkan.

Kistain, aku pindah rumah. Apa kamu membaca postinganku? Apa aku perlu menyisipkan alamat lengkapku di sini?

Aku pindah dari tempat lamaku ke tempat yang sengaja keluarga Ayahku berikan. Kau benar Kistain, setelah sekian lama mereka mengabaikan aku dan ibu, kini akhirnya mereka melirik kami. Tapi meskipun begitu kau salah akan satu hal, dugaanmu tentang mereka yang sangat baik itu salah, Kistain. Mereka hanya takut Ibu meminta pertanggungjawaban dari warisan yang ternyata sudah Ayah titipkan untuk kami. Padahal itu tidak akan pernah terjadi.

Seperti yang kau tahu... aku dan Ibu punya rumah yang nyaman dan layak -setidaknya menurutku itu layak. Apalagi di tempatku yang dulu aku bisa dengan sering mengunjungi Taman Kopi. Menantimu lagi untuk yang kesekian hari. Tapi Kistain, itu tidak berjalan sesuai keinginanku. Sesuatu yang sudah ayah siapkan untuk kami akhirnya kembali. Dan ibu tidak ingin memperpanjang masalah dengan memberi kesan tidak menghargai.

Tidak. Kamu tidak sedang menonton acara televisi favorit Ibu-ibu, kok. Yah... hanya saja setidaknya sesekali dalam hidup akan selalu ada drama dalam keluarga, kan?

Atau... ibu ingin aku melupakannya?

Setelah membersihkan semua bagian rumah, aku mulai membereskan calon kamarku. Semua barangku sudah aku simpan di dekat pintu agar mudah dipindahkan. Dan sampai beberapa menit berlalu, tanpa ancang-ancang ibu tiba-tiba datang memberikan setumpuk album foto dengan desain yang berbeda-beda. Dari desain tempo dulu sampai yang modern, buku itu tersusun rapi dan sudah bersih. Aku yakin Ibu yang membersihkannya.

Fotomu, aku, dan Rita.

Aku menaruh album itu ke atas lemari besar khusus buku yang berada di pinggir jendela kamarku sebelum menyusunnya. Tepatnya dekat balkon kamar. Sebenarnya tidak ada alasan khusus kenapa aku menyimpan lemari di sana dan bukannya dekat pintu masuk kamar, aku hanya ingin membaca buku dengan sesekali mengamati luar rumah. Itu saja.

Lalu semenit kemudian pelan-pelan aku menyusun album itu sambil tergopoh-gopoh. Karena mulai dari kepala, tulang belakang, sampai kakiku terasa sakit akibat belum istirahat sejak tadi. Sebenarnya aku sedikit menyesali kedatangan ibu yang sedikit terlambat, andai saja ibu datang sedikit lebih awal mungkin aku tidak perlu menyimpan album ini di atas dengan alasan bagian dalam sudah terisi buku lain. Kakiku gemetar. Bagus.

Dan selesai sudah, semua album kini berada di tempat yang benar. Ada perasaan rindu saat melihat tumpukkan album itu dari jauh. Mulai dari warna sampai ukuran, aku menyesuaikannya dengan benar. Bukan karena aku adalah sosok yang menggilai kerapihan, melainkan sosok yang senang menyimpan kenangan. Aku akan menumpuk dan merapikan sesuatu yang kuanggap penting. Lalu dikemudian hari, aku akan membukanya untuk merasakan kembali hari itu.

Ah, iya. Aku ingin tanya padamu, rindu... Sedalam apa rindu? Apa memiliki volume? Atau mungkin memiliki jarak?

Apa kamu bisa melihat apa yang aku lihat sekarang, kawan? Jika tidak, aku beritahu saja padamu. Sekarang, aku sedang melihat kenangan yang sempat aku dan Kistain ukir di masa-masa itu. Sambil memilih untuk duduk dan menerawang jauh dengan sesuatu yang disebut rindu.

Kistain, jika kamu melihat semua ini tolong hubungi aku, ya. Aku akan selalu menantimu seperti sekarang. Bahkan aku masih memeluk buku yang kita tulis bersama saat itu. Untuk kamu yang sedang membaca, aku menceritakan ulang semuanya disini agar kamu bisa menyampaikannya pada Kistain. Bahwa ada aku yang selalu membawa kenangan kita tanpa beban.

Memintanya pulang.

Share : || IG || Twitter ||Fb ||

Enter your comment...

PUBLISH PREVIEW

AMORPHOUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang