Chapter 5: The Eagle Union

Start from the beginning
                                    

Vendeta: "UUUAAAAAAHHHHHHH!!!". Dia terpental ke belakang dan menghantam tembok, "OOF!", hembusan angin yang luar biasa kencang memaksa pintu terbuka lebar.
Vendeta: "APA INI!?!? KENAPA ANGINNYA KENCANG SEPERTI TORNADO!?!?!?" *mencoba berdiri.

Vendeta dengan segenap kekuatannya mencoba meraih pintu dan berusaha menutupnya. Karena hembusang angin yang terlalu kuat membuat Vendeta berjalan merangkak menuju pintu, setelah mencapai pintu dia berdiri dan mencoba menutupnya. Vendeta mengerahkan semua tenaga miliknya karena pintu terlalu berat untuk ditutup juga harus melawan angin. Setelah beberapa menit mencoba akhirnya pintu berhasil ditutup lalu dia menguncinya kembali.

Vendeta: *Terengah-engah. "hah hah hah, sungguh pengalaman yang tidak meyenangkan. Catatan untuk diri sendiri, selalu dengarkan himbauan meskipun itu hal sepele." Vendeta langsung teringat himbauan yang disebutkan Dwayne melalui speaker.
Vendeta: "Ngomong-ngomong soal Dwayne, mungkin dia ada di anjungan sekarang. Ya, lebih baik aku ke sana." *pergi dari tempat itu dan menuju anjungan.

Setelah mencari arah ke anjungan akhrinya Vendeta sampai disana, dan melihat beberapa kru yang sedang berolah raga? Ya, Vendeta hampir menganga saat melihat kru anjungan bersama sang Kapten Dwayne sedang ber-gym. Sebagian ruangan anjungan yang cukup besar berubah menjadi gym mini lengkap dengan alat-alatnya. Dwayne memakai kaca mata hitam, bertelanjang dada, dan hanya mengenakan celana hitam pendek yang sedang bersiap mengangkat beban seberat 75 Kg melihat Vendeta dan menyapanya.

Dwayne: "Hei Letkol. Hari yang sangat se-ru-bu-KAN? *mengangkat beban.
Vendeta: Lihat urat dan otot itu!!! "Y-ya, sangat seru kapten." *menyapa kembali.
Dwayne: *menjatuhkan beban. "Woh! Tidak ada yang lebih menyenangkan selain olah fisik di sore hari." Dwayne berhasil menahan beban dengan kedua tangan selama 5 detik.
Vendeta: BUSET LIMA DETIK!? Jangan sampai membuat dia marah atau apapun, jika ada habislah orang yang berhadapan dengannya.
Dwayne: "Jadi Letkol. Vendeta sedang menginspeksi kapal?" *senyum. Dia mengambil air mineral dan meminumnya.
Vendeta: "Ahaha, tidak juga hanya sedikit bosan di kamar jadi berjalan-jalan saja. Juga tidak perlu terlalu formal panggil saja Vendeta."
Dwayne: "Baiklah Vendeta, hmm.... Rambutmu sangat berantakan apa yang terjadi?" *melihat rambut Vendeta.
Vendeta: "AH! Ini...." Sial jika aku mengatakan kalau aku membuka pintu keluar dek kapal dia pasti akan menceramahiku "A-aku tidak sengaja membuka jendela, jadi angin yang kuat membuat rambut ku berantakan, hehe." *mencoba tersenyum.
Dwayne: "Oh, lain kali hati-hati kecepatan kita sampai 100 knot. Jadi untuk keamanan semuanya dilarang membuka pintu dan jendela, kecuali bagi kru yang bertugas di luar." Dwayne mengelap keringatnya kemudian memakai kaos oblong hijau tua.
Vendeta: *mengangguk. "Tentu aku akan ingat itu." Aku merasa malu pada diriku sendiri.

Mereka pun berjalan ke ruang komando Dwayne menjelaskan kondisi perairan dan jalur yang ditempuh kapal beserta data-data yang diperoleh selama perjalanan. Dan Dwayne beserta awaknya sudah bersiap jika suatu saat ada armada siren yang menyerang mereka. Vendeta dan Dwayne berada di sana sampai petang tiba.

Pukul 08:00 PM

Vendeta baru saja selesai membersihkan dirinya, dan mengenakan seragam perwira miliknya karena malam ini dia akan makan bersama Kapten Dwayne berserta kru di ruang makan. Kapten Dwayne mengundang Vendeta untuk ikut makan malam bersama sebelum dia meninggalkan anjungan dan Vendeta menerima undangan tersebut.

Dia keluar dari kamarnya dan turun satu lantai menuju ruang makan. Sesampainya di sana semua kru sudah berada di meja mereka masing-masing dan makanan sudah siap untuk disantap. Dwayne menghampiri Vendeta dan mempersilahkan duduk di tempat yang sudah disediakan. Setelah memastikan semua kru sudah berada di ruangan Dwayne membunyikan bel sekali tanda untuk berdoa dan dua kali untuk memulai makan.

Azur Lane: Panggilan TugasWhere stories live. Discover now