Sooyoung melirik sekilas ke tubuh telanjang Chanyeol yang berdiri di samping ranjang, mukanya merah padam karena malu. Bekas-bekas itu ada, tanda-tanda merah di dada, di pinggul Chanyeol, di dekat kejantanannya... Apakah dia yang melakukannya??

"Ya. Kau yang melakukannya." Ada senyum di suara Chanyeol, "Dengan sangat bergairah dan lapar, aku Cuma berbaring di sana dan kau menyantapku bulat-bulat, sepanjang malam."

Kelebatan ingatan akan percintaan yang panas muncul di ingatan Sooyoung, samar-samar dan tidak jelas, tapi dia tidak mampu mengingat semuanya, kenapa dia tidak mampu mengingat semuanya? Sooyoung teringat minuman yang di berikan Jongin semalam, dan rasa muak- nya memuncak ketika menyadari ada sesuatu yang di campurkan di situ, dengan mata menyala-nyala, dikuasai oleh kemarahan yang campur aduk menjadi satu, Sooyoung menantang tatapan Chanyeol, mencoba tidak mempedulikan ketelanjangan Chanyeol.

"Aku selalu mendengar kau jahat dan licik, tapi aku sungguh tak menyangka kau serendah itu, menggunakan obat untuk memaksa perempuan yang jijik kepadamu supaya mau melayanimu!"

Sepertinya kata-kata Sooyoung mengena di hati Chanyeol karena rahang lelaki itu tampak mengeras, marah.

Dengan kasar, Chanyeol menyambar jubah satin hitamnya dan mengenakannya, lalu dengan gerakan tiba-tiba, naik ke atas ranjang dan mencengkeram rahang Sooyoung dengan sebelah tangannya.

Cengkeraman itu terasa keras dan menyakitkan sehingga Sooyoung mengernyit, tetapi Sooyoung menahan diri untuk tidak mengaduh, dia tidak mau memberikan kepuasan kepada lelaki itu.

"Apapun yang kau katakan, satu hal yang pasti, kau sudah menjadi milikku. Dan seperti yang kubilang, segala sesuatu yang menjadi milik Park Chanyeol tidak akan pernah bisa lepas, kecuali aku melepaskanmu... atau aku membunuhmu!"

Dengan kasar Chanyeol melepaskan cengkeramannya di rahang Sooyoung, membuat tubuh Sooyoung terdorong lagi ke ranjang, lalu dengan langkah tegas, Chanyeol melangkah keluar kamar sambil membanting pintu di belakangnya.

Sooyoung masih termangu di ranjang, lalu kilasan rasa sakit di antara pahanya menyadarkannya. Noda darah itu tampak mencolok di sprei putih itu, tampak menertawakannya.

Sungguh ironis, keperawanannya terenggut oleh bajingan berhati iblis yang ingin dibunuhnya. Tubuh Sooyoung gemetar, dipenuhi oleh rasa campur aduk yang menyesakkan ketika dia mencoba berdiri. Noda merah di ranjang itu sangat mengganggunya,hingga dengan kasar Sooyoung merenggut sprei itu dan membantingnya ke lantai, Napas Sooyoung terengah-engah dan entah kenapa kemudian tubuhnya ambruk ke lantai, menangis penuh emosi.

Ingatannya melayang kepada ayah dan ibunya, kepada dendamnya yang belum terbalaskan dan kepada nasibnya yang membuatnya terperangkap di sini, dalam cengkeraman musuh besarnya.

Kini dia terpuruk di sini, dalam cengkeraman Chanyeol, dan yang sangat menyakitkan dia tidak berdaya menghadapi lelaki itu. Sooyoung mengusap air matanya tiba-tiba. Tidak! Dia sudah cukup menangis, dia harus melawan, dengan segala cara!

Dengan pelan Sooyoung melangkah ke kamar mandi, dia harus mandi dan menghapus semua jejak dan noda yang ditinggalkan Chanyeol di tubuhnya. Chanyeol boleh saja menodainya, tetapi bukan berarti lelaki itu memilikinya. Sooyoung wanita bebas, wanita bebas yang bertekad untuk menghancurkan Chanyeol. Tunggu saja, dia hanya belum punya kesempatan.

Sooyoung hanya duduk di kursi putih itu putus asa sebab setelah sekian lama berkeliling ruangan, memeriksa setiap sudut di kamar mandi dan jendela, tetap benar-benar tidak ada celah yang bisa digunakan sebagai jalannya untuk melarikan diri. Putus asa, Sooyoung duduk sambil memeluk lututnya, Kalau begini, bagaimana caranya dia bisa keluar dari rumah ini? Sedangkan keluar dari kamar ini saja dia tidak mampu. Matanya melirik ke pintu kamar. Pintu yang terkunci itu satu-satunya jalan.

Sleep With The Devil (ChanJoy Version)Where stories live. Discover now