19. Story About Koflain Family #4 (End)

Start from the beginning
                                    

Theodore mengangguk. Dia menemani Lean bermain sampai lupa kalau waktu makan malam sudah lewat. Alisa berdiri di pintu kamar putranya dan melihat ayah dan anak itu sedang bermain bersama.

"Kalian tidak mau makan?"

Mendengar nada suara Alisa, Lean dan Theodore terkejut. Mereka langsung meletakan remote console di tangan mereka dan lari ke arah Alisa.

"Ini Ava dan daddy mau turun, mom. Mommy sudah makan?"

"Menurut kalian?"

Lean hanya tersenyum. Dia langsung menggandeng tangan ibunya untuk berjalan turun bersamanya. Tak lama, tangan ayahnya bertengger manis di bahunya. Mereka bertiga turun ke ruang makan. Bahkan saat makan, mereka sesekali terkekeh dan berbincang kecil. Lean melihat ayahnya beberapa kali melirik arlojinya. Lean bukannya tidak tahu kalau ayahnya ada janji dengan Rayzen.

"Daddy,"

"Hm?"

"Kalau daddy ada janji sebaiknya daddy segera berangkat,"

Alisa menoleh menatap ke arah Theodore. Theodore sendiri hanya tertegun mendengar ucapan putranya.

"Ava dan mommy bisa menghabiskan waktu bersama," ujar Lean.

"Menghabiskan waktu bersama?"

Lean mengangguk.

"Kita nonton film yang kemarin itu yuk mom..." ajak Lean.

Seketika mata Alisa berbinar.

"Ayo! Mommy sudah penasaran,"

Theodore melihat Alisa segera menghampiri Lean dan mengajak Lean beranjak dari ruang makan. Theodore jadi merasa seperti ditinggal. Akhirnya dia pamit pada istri dan anaknya lalu, dia berangkat ke salah satu club hiburan. Sedang Ava kini sibuk bermanja pada sang ibu.

"Mom,"

"Ya, sayang?"

"Kenapa mom mudah sekali memaafkan daddy?"

"Daddy menjelaskan semuanya saat mommy dirawat,"

"Mommy percaya?"

"Awalnya tidak. Tapi, esoknya, saat ayahmu mencarimu. Ada seorang perempuan datang ke rumah,"

"Siapa?"

"Teman ayahmu,"

Alisa mengingat kembali perempuan yang kira-kira baru berusia dua puluh lima tahunan itu. Saat perempuan itu datang, Alisa baru saja kembali ke rumah dan sedang berada di kamar Lean.

"Nyonya,"

"Ya, ada apa?"

"Ada yang mencari anda,"

Alisa turun. Dia segera menuju ruang tamu mansionnya. Disana seorang perempuan yang lumayan modis tengah duduk bersama anak perempuannya.

'Jangan bilang, ini salah satu selingkuhan Theo dan itu anak mereka!?' Batin Alisa.

"Nyonya?" Panggil perempuan itu membuyarkan pemikiran Alisa tentang pisah dari Theodore jika anak perempuan di depannya memang anak dia dengan selingkuhannya.

[KS #3] The Untold Stories of Kanzpia SeriesWhere stories live. Discover now