Part 26

70.8K 6.8K 2.5K
                                    

TAEYONG menaruh kain yang sebelumnya sudah ia rendam menggunakan air dingin di dahi Jaehyun, lelaki tampan itu terlelap setelah Taeyong beri makan serta obat penurun demam. Suhu tubuh Jaehyun meningkat hingga tiga puluh sembilan derajat, Taeyong cukup khawatir, belum lagi Jaehyun juga terlihat kehilangan berat badan.

"Aku juga," Taeyong menggantungkan kata-katanya, ia memejamkan mata dan memutuskan untuk duduk di sisi kasur, memandang wajah tampan Jaehyun. "Rasanya akan sangat egois bila aku juga menyatakan perasaanku, masih bisakah aku mengatakan bahwa aku juga mencintaimu Hyung?" bisiknya pelan.

Rasanya Taeyong tidak bisa mengatakan hal tersebut setelah melakukan pengkhianatan terhadap Ten. Yang Taeyong inginkan sekarang adalah pergi menjauh dari Jaehyun, meskipun dadanya terasa begitu sesak dan jantungnya seolah di remas kuat.

Obesesinya pada Jaehyun tidak menghilang, itu masih tetap ada meskipun Taeyong mencoba sekeras mungkin untuk menghilangkannya. Taeyong tetap ingin bersama Jaehyun, menjalani hubungan seperti pasangan pada umumnya, tapi semua ini sudah tidak sama.

Ada sebuah dinding yang Taeyong bangun untuk membatasi dirinya dan Jaehyun, dinding yang ia bangun cukup kokoh agar perasaan terpendam nya tidak mengambil alih, Taeyong ingin menjadi milik seorang Jung Jaehyun. Mendengar lelaki tampan itu menyatakan perasaan membuat Taeyong percaya diri, ia yakin bila Jaehyun akan menjadikan dirinya sebagai kekasih.

Seharusnya Taeyong senang, itu adalah hal yang ia inginkan sejak dulu. Namun entahlah, saat ini Taeyong tidak bisa merasa bahagia, seolah masih ada beban dan masalah yang belum selesai. Taeyong harus memperbaiki hubungannya bersama Ten terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk mengikuti kata hatinya atau tidak.

Tapi, Ten masih menjauhinya, tidak memberikan Taeyong kesempatan untuk menjelaskan atau sekedar meminta maaf. Taeyong merasa frustrasi, yang ada di dalam kepalanya saat ini adalah menyusul kedua orang tuanya pergi ke luar negeri atau tinggal bersama Neneknya di Inggris.

"Taeyong," Jaehyun bergumam pelan, kedua kelopak matanya terbuka, memandang Taeyong dengan sayu, ia mengenggam tangan si lelaki cantik dan tersenyum lemah. "Jangan tinggalkan aku, jangan menjauhiku lagi, aku mohon."

Kenapa? Kenapa seolah Jaehyun bisa membaca isi kepala Taeyong?

Menghela napas panjang, Taeyong hanya memberikan anggukan kecil. "Tidurlah Hyung, suhu tubuhmu masih belum turun."

"Aku ingin memelukmu."

"Tapiㅡ"

"Aku mohon, aku merindukanmu Taeyongie." bisik Jaehyun lemah, panas di tubuhnya menguar dan yang ia inginkan hanyalah pelukan dari Taeyong.

Mengigit bibir bawah, Taeyong akhirnya membaringkan tubuh di samping Jaehyun dan melingkarkan satu tangan di perut si lelaki tampan. Kepala Taeyong berada di lengan Jaehyun, ia bisa merasakan jantung Jaehyun yang berdegup lebih cepat; sama seperti detak jantungnya sendiri.

Mereka tahu bahwa mereka menginginkan satu sama lain, namun Taeyong lebih memilih untuk menepis perasaan itu.

Rasa cintanya pada Jaehyun mungkin bisa menimbulkan masalah baru di masa depan, yang Taeyong inginkan adalah hidup tenang bersama sahabatnya; Ten. Ia berharap jika mereka bisa seperti dulu, menghabiskan waktu bersama tanpa memikirkan tentang seseorang yang benar-benar mereka cintai.

"Taeyong.."

"Ya Hyung?"

"Marry me." ujar Jaehyun lugas, tanpa keraguan sedikitpun.

Taeyong terdiam, merasa terkejut, ia tidak bisa mengatakan apapun. Taeyong mendongak, menatap Jaehyun yang kini juga tengah menatapnya dengan iris cokelat tua yang terlihat begitu mendambakan dirinya.

HornYong《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang