Jilid 2

28 3 0
                                    

             Hari ini aku memutuskan untuk membeli sekotak susu dari kantin. Memilih jajanan di kantin adalah hal yang sangat sulit bagiku. Aku bisa menghabiskan 30 menit hanya untuk memilih sekaligus menghitung kalori di setiap bungkusnya. Amel sangat benci akan hal itu sebab pada akhirnya aku tak jadi membelinya . Bukan karena tak punya uang, namun karena berpikir aku sudah banyak makan hari ini.

"Kan! lu gak jadi jajan lagi!" kata Amel yang sedikit kesal

"Hahaha iya maaf deh, habis gua bingung mau beli apa." kataku

"Eh lu udah liat pengumuman di papan mading belum?"

"Pengumuman apa, Mel?"

"Itu pemilihan calon anggota OSIS."

"Oh.. udah tadi pagi. Emang lu mau daftar?"

"Mau dong, yuk daftar yuk!"

"Enggak ah! Ih gua gak ngapa-ngapain ajah diketawain, dicela mulu gimana mau jadi anggota OSIS? Emangnya gua siapa?"

"Ih jangan gitu lah! Bukan karena lu kayak gini lu gak bisa jadi siapa-siapa, lagian who the hell liat calon anggota OSIS dari fisiknya?"

"Hmm, tar deh gua pikirin lagi"


Jadi anggota OSIS? Apa aku bisa? Apa aku mampu? Bagaimana dengan kata mereka?

Itu yang terlintas di pikiranku beberapa hari ini. Karena terlalu banyak memikirkannya aku tak sadar berhenti di suatu ruangan. Ruang kesiswaan.

"Kenapa aku ke sini?" kataku dalam hati

Tak lama kemudian, seseorang keluar dengan membawa setumpuk kertas.

"Eh Navy, pasti mau ngambil formulir pendaftaran ya? Nih ambil, jangan lupa cantumin foto juga ya. Paling lambat dikumpul Senin depan. Kasih ajah ke gua atau panit lainnya."

"Hah.. ohh.. oke.." kataku

"Oke gua duluan ya! Good luck!"

Raka. Salah satu anak unggulan di sekolahku. Bukan karena parasnya yang sangat tampan tapi prestasi serta keaktifannya di sekolah. Dia ikut menjadi volunteer pemilihan OSIS tahun ini, walaupun sebenarnya dia juga ikut dalam calon anggota OSIS . Suaranya merdu dan ia juga pandai bermain beberapa alat musik.

Aku tercengang melihat formulir yang ada di tanganku. Bagaimana ini? Apakah aku akan mengambil jalan ini?

Pena yang berada di tanganku seakan-akan bingung hendak bergerak kemana. Aku hanya berhasil menuliskan nama dan tempat lahirku. Aku tidak tahu tujuanku menjadi anggota OSIS apa, dan bidang apa yang ingin aku masuki. Aku bahkan tak tahu visi misiku apa.

"Ayo Navy, kamu bisa, kamu pasti bisa!"
kataku dalam hati untuk menyemangati diri.

Aku berusaha untuk berfikir rancangan ide-ide menarik untuk program OSIS ku. Semua terasa seperti imajinasi. Aku belum pernah seniat ini untuk bergabung dalam organisasi.

Satu hal yang timbul di dalam hati.

Jika aku tak bisa dipandang karena keindahan fisik, mungkin aku bisa dengan menjinjing prestasi.










Hellow🌻
Semoga kalian suka ya 🤎
Sorry2 kalau ada typo
Jangan lupa vote terus okay!
Stay Safe All🪐

*btw selama "dirumahkan" ini aku berusaha update setiap hari hihihi

BerandangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang