Bagian 1

2.2K 110 5
                                    

Langkah itu terus berlari tanpa mengenal lelah, tidak ada tanda-tanda langkah itu akan berhenti bahkan hanya untuk sejenak. Langkah kaki kecil yang melewati gang-gang kecil tidak mempedulikan jika bajunya akan basah ataupun akan kotor.

'Bruk'

Tubuh itu terjatuh, untuk kesekian kalinya tubuh kecil itu kembali berdiri setelah tangannya mengusap darah di sudut bibirnya. Dirinya tidak lagi peduli akan rasa sakit, selama ia bisa pergi jauh, ia tidak peduli.

Hanya satu yang ia tahu, ia harus pergi sejauh mungkin seperti apa yang dikatakan orang tuanya.

"Lari! Lari!" gumamnya pelan di tengah isak tangisnya.

Bayang-bayang kejadian beberapa saat lalu masih teringat jelas dalam pikirannya. Sekelompok orang tidak di kenal tiba-tiba datang ke rumahnya dan membunuh kedua orang tuanya tepat di depan matanya.

Lalu, apa benar melarikan diri adalah pilihan yang baik?

why are You  Directors film By Kittiphat Jumba, Thanamin Wongskulphat

Who is He? By RamaLina

(Jangan lupa untuk menonton series Why r u untuk mendukung mereka)

"Tutor! Jika kau menganggap kelasku hanya sebagai waktu luang yang bisa di jadikan waktu untuk tidur. Kau bisa keluar sekarang!" saran sang dosen dengan mata yang menatap tajam setelah memukul meja dengan buku yang di bawanya dengan kuat.

Tutor mengedipkan kedua matanya terkejut, lalu berdiri dan meminta maaf tanda bersalah. "Maafkan aku. Aku tidak akan mengulanginya kembali," sesalnya lalu kembali duduk.

Dosen itu hanya dapat menghela napasnya lelah, ada rasa penyesalan jika Tutor benar-benar meninggalkan kelasnya seperti apa yang di perintahkannya beberapa saat lalu.

Tidak ada yang tidak tau jika Tutor adalah salah satu mahasiswa berbakat di kampus, memiliki otak yang cerdas dan mudah dalam memahami pelajaran baru, membuat seluruh dosen mengandalkan dirinya bahkan dalam lomba sekalipun.

Sangat di sayangkan ketika Tutor tidak dapat fokus dalam pelajaran, dosen tersebut hanya tidak ingin jika Tutor menyayangkan kecerdasannya dan kehilangan beasiswa miliknya yang di dapat di kampus.

Tutor diam menunduk, lalu kembali menulis kesimpulan dari pelajaran yang ia dapat saat ini, tidak seharusnya ia tertidur seperti beberapa saat lalu. Mungkin karna dirinya berkerja di toko kue hingga larut lalu kembali berkerja di salah satu restoran malam hari hingga pagi, dirinya sangat kelelahan karna tidak mendapatkan jatah tidur.

Tepat saat Tutor selesai menyalin pelajaran yang ada di layar depan, dan menyimpulkan pelajaran apa yang di dapat kali ini. Pelajaran telah usai, Tutor menghela napas lega, tapi dirinya masih harus ke perpustakaan untuk mencari bahan tulisan ilmiah yang akan diikut lombakan.

Saat Tutor akan meninggalkan kelas, dosen tersebut kembali memanggil namanya.

"Aku bisa membantumu jika itu masalah keuanganmu, aku masih memiliki kamar di rumahku. Sepertinya, anakku akan senang jika mendapatkan pelajaran bagus setiap hari darimu," saran dosen tersebut.

Tutor tersenyum tipis lalu menggeleng, dia masih ingat perkataan ibunya untuk tidak bergantung pada siapapun, dan dirinya juga tidak ingin merepotkan orang lain hanya karna hidupnya yang saat ini 'kurang' beruntung dari yang lain.

"Terima kasih atas tawarannya, aku pergi dulu." Jawab Tutor.

"Tapi-.."

Tutor memberi salam lalu pamit kepada dosen dan meninggalkan kelas.

Who is He?Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu