Masih basah diingatannya bagaimana wajah rupawan Seokjin itu malu-malu saat ia berjinjit lalu mencium pipi kanan Soobin sebelum mereka masuk ke mobil masing-masing.

Namjoon? Cuma manusia tanpa pasangan yang melihat adegan mesra itu dari halte bus seberang jalan.

"Belum tidur?" tanya Hoseok yang baru masuk ke dalam kamar dengan sedikit heran.

Namjoon menggeleng pelan. "Belum mengantuk!"

Hoseok berkedik santai. Ia melepas jaket dan celana panjangnya lalu naik ke ranjangnya setelah hanya mengenakan kaus dan celana boxer.

"Masih terbayang adegan mesra tadi?" tanya Hoseok meledek.

Sial! Hoseok tahu saja!

"Tidak! Tidak penting juga!" gerutu Namjoon kesal sembari berbalik membelakangi Hoseok lalu memeluk erat bantal gulingnya.

"Soobin luar biasa sekali ya takdirnya" ucap Hoseok pelan "Pintar, tinggi, banyak bakat, tampan, kaya, punya pacar bening"

Namjoon mendengus. Sepertinya Hoseok akan mulai mencoba mengajaknya bergosip soal ini. Menyebalkan sekali.

"Aku yakin sebenarnya kau punya potensi mendapat pacar bening seperti Soobin"

"Berisik!" bentak Namjoon kesal.

Namjoon terduduk lesu di halte bus. Pagi buta tadi ia bangun mengerjakan maket dengan ketentuan dosennya. Sebenarnya dikumpulkan besok, tapi malam ini senggang jadi Namjoon putuskan menyicil tugasnya.

Bodohnya ia ketiduran dan malah bangun kesiangan. Untung saja hari ini bukan kelas pagi tapi diundur menjelang siang. Namjoon masih ada waktu menunggu bus di halte.

Namjoon mengerutkan dahi ketika mobil sedan hitam metalic berhenti tepat di depan halte. Namjoon lalu mendesah berat, bagaimana bus bisa berhenti kalau kendaraan pribadi malah berhenti di halte begini.

Perlahan kaca dari mobil itu bergerak turun dan memperlihatkan pengemudinya di dalam.

"Namjoon?"

"Seokjin?"

Keduanya lalu tertawa pelan karena menyapa saling bersahutan.

"Mau ke kampus?" tanya Seokjin.

Namjoon mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Seokjin.

"Berangkat saja denganku, aku juga mau ke kampus" ajak Seokjin ramah.

Namjoon terpaku sesaat. "Tidak usah"

"Kenapa?" tanya Seokjin heran.

"A-aku tidak enak dengan Soobin" jawab Namjoon lirih.

"Kenapa?" tanya Seokjin kembali "Maaf aku tidak dengar"

"Baiklah" jawab Namjoon dengan pasrah pada akhirnya.

Namjoon membuka pintu mobil Seokjin lalu duduk tepat di sebelah Seokjin. Bulu romanya merinding seketika melihat bagaimana interior mobil yang dikendarai Seokjin.

Memang Namjoon tidak pernah mengikuti perkembangan otomotif, mengingat ia tak ada uang untuk beli. Namun, Namjoon bukan lantas tak mengerti jika mobil Seokjin bukan kendaraan roda empat sembarangan.

"Apa ada masalah?" tanya Seokjin.

"T-tidak, kita bisa berangkat"

Seokjin mengusap tengkuknya pelan. "Kau belum pakai sabuk pengaman"

Cryptic [NamJin]Where stories live. Discover now