5

36.9K 820 21
                                    

Vano memang tidur dengan Kejora, bocah 3 tahun itu belum berani tidur sendiri, sementara Kennard tidak suka tidur dengan Vano, karena menurutnya, anak itu sangat rusuh saat tidur, badannya bisa ke sana ke mari dan itu mengganggu, padahal selama tidur dengan Kejora, Vano anteng-anteng saja. Mungkin Vano tahu yang tidur bersamanya adalah perempuan cantik yang harus dihargai. Entahlah.

Tenggorokan Kejora terasa kering, dia pun terjaga dari tidurnya dan bergegas ke dapur. Dengan setengah mata tertutup, Kejora memasukkan air putih itu ke mulutnya.

"Jora ... "

Kejora terloncak kaget saat Kennard menyerukan namanya, ini jam 11 malam, dan Kennard baru pulang kerja.

"Baru pulang?" tanya Kejora basa-basi.

"Iya, lembur. Bikinin saya makanan dong, saya lapar."

"Kenapa enggak makan dulu sebelum pulang?"

"Enggak mau makan sendiri, berasa jomlo banget."

Kejora mencebikkan bibirnya. "Faktanya emang situ jomlo."

Kejora pun membuka kulkasnya, dia mencari potongan daging ayam, dan beberapa sayuran, rencanya Kejora akan memasak ayam kecap dan capcay.

Setelah selesai mandi, Kennard pun langsung ke meja makan. Di situ sudah tersedia makanan yang menggoda seleranya.

"Kamu makan, ya. Aku mau lanjut tidur. Ngantuk."

"Duduk dulu. Temani saya makan."

Kejora pun mengikuti perintah Kennard, dia malas berdebat di saat matanya sudah 5 watt.

"Kamu enggak makan?"

Kejora menggeleng. "Enggak makan tengah malam, nanti gendut."

"Dasar perempuan."

Kennard pun kembali menghabiskan makanan itu dengan lahap. Dia selalu menyukai masakan gadis kecil yang telah tertidur itu. Sambil menahan kantuk pun ternyata Kejora masih bisa memasak makanan seenak ini.

Setelah menghabiskan makanannya, Kennard langsung mencuci piring, baru itu menggendong Kejora. Namun, tujuannya bukan membawa ke kamar Kejora, melainkan kamarnya sendiri.

Entah kenapa, malam ini Kennard ingin tidur sambil memeluk guling bernyawa.

***

Vano terjaga, dia tidak melihat siapa-siapa di sampingnya, ditambah kamar itu gelap, membuat Vano semakin takut. Dia menangis sekencang-kencangnya di atas kasur, memanggil nama Kejora dan Kennard berkali-kali, hingga omnya datang menggendong Vano.

"Tante mana?"

"Ada di kamar Om."

"Vano mau tidur sama Tante."

Kennard menggeleng. "Jangan, Vano mau lihat kan di perut Tante Jora ada bayi?"

Vano mengangguk.

"Nah, biarin Om Ken yang tidur sama Tante Jora biar dedeknya cepat jadi."

"Tapi Vano takut bobo sendiri."

Kennard membaringkan Vano di kasur, dia pun ikut rebahan di sebelahnya. "Vano tidur lagi ya."

Bocah itu memejamkan matanya. Dan setelah Vano benar-benar terlelap, akhirnya Kennnard kembali ke kamarnya. Terlihat Kejora yang tengah terlelap, meringkuk seperti bayi. Kennard langsung mengambil posisi di sebelah Kejora dan memeluknya dengan erat.

Saat pagi menjelang, Kejora menggeliat dan melihat sebuah lengan besar kini berada di tubuhnya. Mata Kejora langsung menatap si pembuat ulah itu.

Kok gue nyaman ya dipeluk sama dia?

My Little Girl (END)Where stories live. Discover now