"Lo belajar maen gitar sendiri?" tanya Al ia memandang gitar di dekapan Nara.
"Iyalah, boro-boro Abang gue mau ngajarin malah sibuk ngewibu dia!" kesalnya.
"Sini gue ajarin." Al mengambil gitar ditangan Nara.
Al mengajari Nara dari mulai C~Deminor dan nada-nada lagu.
"Udah Al sakit tangan gue lama-lama, lo ajah yang maen gitar gue yang nyanyi hehe," ucap nara.
"Ya udah."
🎶Kutuliskan sebuah cerita cinta segitiga dimana akulah yang jadi peran utama
Aku tak dapat membohongi segala rasa
Aku mencintai dia dan dirinya.
🎶Nanti pukul satu dia menemui aku
Maka jangan kamu pasang wajah yang cemburu, nanti bila dia datang menemui aku, maka cepat-cepat kamu ngumpet dulu.
🎶Dan aku sudah pernah bilang,pacarku bukan cuma kamu saja.
Ku mempunyai dua hati, yang tak bisa untuk ku tinggali.
~hoowhh...
🎶Kan aku sudah pernah bilang ,
Janganlah kamu terlalu sayang,
Dan bila nanti kau menghilang
Kumasih punya lelaki cadangan.
•••
'Gue kerjain akhh, kesel gue tadi di bilang setan ama ntu anak!' batin Al berkata.
"Suara lo---" ucap Al menggantung kalimatnya.
"Kenapa?" tanya nya.
"Merdu!" ujar Al.
"Pasti itu mah!" lanjut Nara dengan mengibaskan rambutnya bangga.
"Merusak dunia maksudnya haha," lanjut Alvano.
"Ehhk!" balas Nara.
Nara mengambil bantal kecil dan terus menggebuki ke wajahnya berkali-kali.
"Ah sakit Nara," ucap Alvano meringis.
"Bodo wlee!" Ucap Nara tak peduli.
"Tadinya gue kesini kan mau ngajak lo makan, kalo gini caranya mending gue balik deh!" ucap Al.
Nara lupa kalo dia yang menyuruh Al kesini,
"Lha iya lupa, Al maaf ya mana yang sakit?" Nara mengangkat tangannya lalu menyentuh kening Alvano.
Al tak merespon.
"Al jawab dong maaf ya!" ucapnya sambil dengan wajah yang cemberut.
Alvano menoleh, ia ingin tertawa saat ini juga melihat wajah Nara yang selalu menggemaskan itu.
"Awww!"
Al langsung menyubit pipi tembem Nara, karena ia gemas.
"Sakit dodol!"
"Infas dong wlee!" Alvano menjulurkan lidarnya.
"Ck! Jadi atau enggak neraktir gue?"
"Yaudah gih siap-siap gue tungguin!" lanjut Al dan berbalik ke pintu luar.
Nara mengikutinya untuk menutup pintu.
"Yes, makasih Al ku suayang!" teriaknya dengan menutup pintu tanpa sadar Alvano tersenyum.
'Asal lo tau Na, gue sayang sama lo lebih dari sahabat-!'
••••
Kali ini mereka tengah berada di cafe good mood.
Bagus ya namanya, moga aja bisa balikin mood orang-orang yang di landa kebosanan:v.
"Duh belom kenyang Al," keluh Nara.
"Mau nambah lagi Na? Lo udah berapa kali nambah tau," jawab Al.
"Hehe, kalo neraktir mah jangan setengah-tengah 'kan mubadzir," ucap Nara dengan memperlihatkan giginya.
"Gue aneh deh sama lo, beberapa kali lo makan tapi gak pernah gendut-gendut ya?" ujar Alvano.
"Gak papa dong bagus!" ucap Nara sembari mengacungkan jempol.
"Katanya malam ini ada pasar malam, kesana yuk!" Lanjutnya.
"Mmmm!" Alvano nampak berpikir.
"Ayolah Al, udah lama kita gak ke pasar malam mumpung ada, terakhir kita kepasar malam itu kalo gak salah bulan lalu deh ya," ucapnya merengek.
"Iya, entar gue jemput!"
"Gausah gue tinggal keluar rumah aja, deket pake acara jemput segala." Sambung Nara.
"Semerdeka lo aja Na."
Setelah pulang dari cafe, mereka pulang dengan keadaan perut terisi dan menunggu malam hari.
-----
Jangan lupa vote+comment:)
YOU ARE READING
Between Me And Them
Teen Fiction| Antara Aku dengan Mereka-! | ⚠️Banyak adegan kekerasan dan ucapan kasar harap bijak dalam membaca!⚠️ Ini kisah seorang Naramy Mirasanda, gadis periang yang dicintai oleh kedua cowok yang sangat menyayanginya. Alvano dan juga Leonando, kisah Nara...
Chapter 2
Start from the beginning
