Part 1

332 173 76
                                        


- Begitu banyak hidup orang berubah lantaran sebuah pertemuan -

Asena hidup dikeluarga muslim yang taat agama, mempunyai 2 orang abang, ibu dan ayahnya bercerai saat Asena berusia 9th. Mereka bertiga diasuh oleh ibunya. Asena merupakan perempuan lucu dan cantik, walaupun dia merupakan anak broken home tetapi dirinya tidak menampakan kalau dia sedih dalam hal itu.

pagi ini Asena pamit berangkat kesekolah duluan.
" Pagi mah, berangkat sekolah dulu yah" ucap Asena sambil menyium punggung tangan mamanya"
"na sarapan dulu nanti maag kamu kambuh" ucap mamanya dengan nada teriak
" disekolah aja" Ucap Asena

Asena merupakan anak kelas 11 yang sangat populer disekolahnya, dia mampu menguasai 3 bahasa asing dan meraih banyak prestasi lainnya.

-Sekolah
Asena turun dari mobil berjalan perlahan memasuki gerbang sekolah tiba - tiba dia disambar pria misterius. Brughhh " ihhh sakit" ucap Asena yang sudah terjatuh kebawah
Pria itu berkata " maaf, soalnya gue buru - buru" sambil berlari tanpa nolongin Asena yang terjatuh. Sisi dan sinta melihat asena dari kejauhdan
" lo kenapa na?" ucap sisi
" disambar setan tadi"ucap asena
" serius lo?" sambil memegang asena menuju kelas
Asena malah menertawakan mereka bedua

Sepanjang koridor sekolah siswa pada ngebahas tentang kedatangan murid baru, sinta kemudian menanyakan kepada sisi
" si emang bener apa kata mereka?
" yoi pas gue lewat depan ruang kepsek ada anak cowo ganteng banget" ucap sisi peragakan sifat centilnya
" aelah palingan kayak cowo - cowo pada umumnya" Asena
" lo na tiap ada murid baru disangkanya sama semua, makanya kenal cinta dong! " ucap sinta sambil tertawa
" yaudah kita lihat seberapa gantengnya dia" Asena

Mereka berlari ke ruang kelas. Pagi ini mata pelajaran gue Fisika, kali ini guru gak sendirian disusul sosok pria misterius yang nabrak gue digerbang tadi.

" pagi anak - anak, ayo kenalin nama kamu" kata guru
"pagi pak" teriak semua siswa, mereka kagum melihat pria asing itu
" hai teman - teman, kenalin gue Gian, gue pindahan dari bandung salam kenal semuanya" ucapnya
Seisi kelas berkata:
" oh tuhan gantengnyaaaa"
" bagi wanya dong" dan masih banyak lagi

Dengan sinis gue melihat kearah dia, dia malah liatin gue balik. Guru mempersilahkan dia duduk disebelah gue, emang sih bangkunya udah kosong semenjak 2 bulan yang lalu
" gian duduk disamping asena ya" ucapnya

Dia berjalan kearah gue sambil menarik bangku sambil menjulurkan tangannya dihadapanku " hai, gue gian, maaf yah tadi gue nabrak lo digerbang"
" makanya lihat2 dong kalau mau jalan" seruku
" eh elo? Maaf yah tadi gue gak sengaja" gian
gue hanya senyum tipis
" semoga betah yah sebangku sama gue" gian
Aku tidak mengubris perkataan gian sampai akhirnya bel istirahat berbunyi.

Sinta dan sisi sudah ada dihadapan Asena
" Na kantin yukk" sisi
" lo gian mau ga ikut gue ke kantin?" seru Asena. sebenarnya dia ga mau panggil gian karna dipikiran asena gian ga punya temen HAAHAHA
" iya ayok" sambil membereskan buku yg dihadapannya

Gian P.O.V
hari ini, hari pertama gue masuk sekolah dijakarta, ayah gue dipindah tugasin disini, ayah gue kasar guys, karna ibuku belum bercerai makanya tetep ikut pindah ke jakarta. Gue orang yang gak peduli sekitar dan gue tipikal pria yang suka bermain - main dengan banyak wanita, gue juga pemabok. Hingga akhirnya gue bertemu dengan Asena, yap dia teman sebangku gue, dia cantik, pintar dan juga lucu. Entah kenapa saat pertama kali gue mengenal sosok Asena gue jatuh hati padanya. Disekolah ini sebelum gue pindah, sudah banyak sekali temen - temenku disini, ya makanya pas gue diruang kepsek banyak banget temen gue yang teriak " woi an lama banget lu keluar " teriak salah satu dari mereka.


Sepanjang jalan menuju kantin, senior pada ngeliatin gue sinis gitu, tatapannya bukan ke gian padahal dia itu murid baru, malah kegue mungkin karena jalan bareng, Sinta dan sisi jalan dibelakang. Tiba - tiba kak gilang muncul dihadapan gue, oke ini kak Gilang dia itu senior, dia gak nyerah buat dapetin hati gue padahal udah gue tolak 3x haha.

" mau ke kantin yah dek?" ucap kak gilang
" hai kak gilang ganteng" ucap sisi, sumpah ya temen gue satu ini ga tau malu :(
" iya kak" kataku
" yaudah yuk barengan" ucap kak gilang
" ayo kak" ucapku
Sesampainya dikantin kak gilang nanyain "eh eh ini siapa?" ucap kak gilang. Karena kak gilang dan gian duduknya dekatan gitu.
" kenalin nih kak, gian murid baru disekolah kita, woi salaman yok sama kak gilang" ucap sinta
" oohh ini murid baru yang diceritain" ucap kak gilang. Wajar kak gilang tahu karna dia ketua osis disekolah ini tapi mukanya belakangan wkwk. Gian hanya mengulurkan tangannya kehadapan kak gilang tanpa sepatah katapun.

-Kantin-

" gian lo mau makan apa?" ucapku sambil menatap dia dihadapanku. Baru pertama kali dia langsung seakrab ini pada orang baru
" terserah lo aja deh" ucap gian sambil tersenyum. Gue lupa nanyain ke kak gilang hingga akhirnya sinta yang menanyakan " kak gilang maunya apa" ucap sinta, sinta disini suka sama gilang dari kelas 10.
Gilang " samain aja" muka gilang menujukkan kesel.

Dari sini gue ngeliatin raut wajah gian dan melamun " woi na napa lu bengong " Gaby

" eh eh eh gapapa " ucapnya

" aelah boong lu, pasti lu lagi lihatin anak murid baru tuh kan? Gaby

" woi ngak " Asena

Akhirnya gue ngebawain makanan menuju meja, maklum gaes dikantin sekolah ini harus ambil sendiri. akhirnya kita makan sambil masing - masing main gadget, jaman now bangetkan? haha

-- Selesai makan mereka berbincang hangat menertawakan gilang yang sedang memecahkan suasana yang tadinya hening dan damai. Karena, ada sosok manusia yang baik. Menurutku dia tipikal pria idaman bagi perempuan diluar sana, gilang masih sering mengajakku telponan, jalan bareng, bahkan dia membantu pr yang diberikan guru kepadaku, walaupun sebenarnya gue mampu mengerjakannya tapi tiada hentinya menanyakan hal itu, ya gue pikir gak ada salahnya nerima bantuan dia kan. Kadang juga ga enakan karna ada kak angel yang udah dari dulu ngejar - ngejar dia tapi ga pernah dia resspond, kasihan banget kan huhu

Bel berbunyi, tandanya waktu istirahat telah usai. Sehabis berpamitan kepada gilang gue mengajak gian menuju kelas karena mata pelajaran ini matematika, gurunya killer. Kita berjalan tanpa mengeluarkan satu katapun.


sesampainya dikelas Gian belum mendapatkan buku matematika jadi gue harus berbagi. Selama jam pelajaran berlangsung gue dan gian menjadi hening...




Ini part 1 yah gaes, semoga kalian suka. Maaf masih banyak kesalahan, apalagi typo maaf banget ya:)
Jangan lupa VOMENT YA 💚

GIAN & ASENA ( ON GOING )Where stories live. Discover now