DUA

2.4K 337 10
                                    

"Aku akan pergi, bersama Chanyeol. Kamu bisa 'kan jaga rumah?"

Jaemin mengangguk dengan mata sedihnya, Chanyeol yang berdiri dibelakang Baekhyun membuat gerakan seperti orang muntah dengan berlebihan

"Tapi aku takut sendirian, hyung"

Chanyeol berdecih "Ya ampun, kamu ini sudah duapuluh!"

"Aku sudah duapuluh dan pernah diculik, dibawa ke Negri jauh dan dijadikan penari di bar seperti seorang murahan" Jaemin merengut, Chanyeol dan Baekhyun dibuat diam "Bersenang-senanglah, kalian berdua, tinggalkan saja aku disini sendirian" dia memeluk kakinya, meringkuk diatas sofa dengan mata yang berkaca-kaca

















Meski dia benci Jaemin, Chanyeol tentu tidak akan tega jika melihatnya seperti tadi, jadilah mereka pergi bersama-sama. Mengunjungi sebuah tempat perbelanjaan untuk membeli berbagai jenis bahan masakan dan makanan ringan

Jaemin merengek, terus merengek minta dibelikan ini itu dan Baekhyun tidak bisa menolak, tentu saja, dan Chanyeol sudah mendengus untuk yang keseratus kalinya, melihat tingkah manja anak itu pada Baekhyun membuat dia semakin dongkol saja

"Baekhyun, setelah ini kita makan siang"

Baekhyun mengangguk dengan Jaemin yang masih bergelantungan di lengan kanannya "Okay, Chan"

Tepat tengah hari, mereka makan, disebuah restoran cepat saji, memesan beberapa menu untuk mengganjal perut yang keroncongan

"Jadi, kalian sudah berkencan berapa lama?" Jaemin bertanya setelah menelan setengah dari burgernya

Chanyeol terbatuk "Itu bukan urusanmu"

Baekhyun terkekeh "Kita tidak pernah berkencan, aku rasa, tidak ada satu dari kami yang memintanya"

Chanyeol ditelan rasa bersalah ketika mendengarnya "Aku pikir hubungan seperti itu tidak lagi berarti untuk orang seusiaku"

Jaemin tersenyum miring "Jadi, kamu hanya mempermainkan hyungku, ya?"

Hyungku, katanya? "Aku tidak, dan tidak akan pernah, tutup mulutmu"

Jaemin masih gigih, dia mencemooh pria paling tinggi disana "Tapi kamu tidak terlihat serius"

"Aku serius"

"Kamu tidak terlihat seperti itu"

"Diam, Jaemin" Baekhyun membujuk, tapi tentu anak itu tidak mendengarkan sama sekali

"Jika kamu terus seperti itu, biar aku saja yang berkencan dengan Baekhyun hyung"

Chanyeol kesal, dia melempar makanannya ke atas piring, menatap Jaemin yang masih terlihat tenang "Aku selalu berusaha! Aku selalu berusaha untuk menunjukan kalau aku serius, aku selalu mencoba untuk mengutarakan keinginanku, menjadikannya suamiku. Tapi kamu selalu ada disana, dan menganggu rencanaku!" Dia terengah, mulai sadar dengan apa yang terjadi ketika melihat senyum lebar Jaemin yang mengejeknya "Shit! Fuck you, Jaemin!" dia mendesis

Wajahnya memerah parah, pun Baekhyun, yang mendengar pengakuan Chanyeol barusan, juga tatapan nyalang beberapa pengunjung lain yang terganggu karena suara Chanyeol

Jaemin sekarang benar-benar tertawa, tidak peduli sedang ditempat apa dia sekarang "Bodoh! Hahahahaha, lihat wajahmu, ya tuhan, perutku sakit sekali, hahahaha"

Chanyeol menciut ditempatnya, meminum habis soda miliknya dengan wajah tertunduk dalam

















Sekitar jam empat sore, mereka pulang, masih dalam keadaan hening dan canggung. Chanyeol meninggalkan Baekhyun dan Jaemin untuk mengunci dirinya dikamar

Baekhyun memukul lengan Jaemin main-main, dia setengah berbisik "Kamu tidak seharusnya mengatakan hal seperti itu"

Jaemin meringis, menahan tawa "Dia itu bodoh, hyung. Jika aku tidak melakukannya, status kalian tidak akan pernah lebih dari sekedar teman yang tinggal bersama"

Mata Baekhyun memutar "Aku tahu seperti apa perasaanya padaku, Jaemin"

"Aku juga tahu, hyung. Dia gila padamu, aku tahu"

Mereka tertawa, lalu menutup mulut masing-masing saat sadar kalau mereka terlalu berisik. Jaemin membantu Baekhyun menyusun apa yang sudah mereka beli tadi kedalam lemari pendingin

"Tapi, Jaemin, kamu serius untuk pergi ke Universitas?"

Jaemin mengangguk "Aku akan ikut ujian terlebih dahulu, hyung" dia menaruh kotak susu "Aku tidak mungkin akan selamanya tinggal bersamamu, jika aku melakukannya, sudah dipastikan aku akan mati ditangan Chanyeol"

Baekhyun berdecih "Kamu bisa tetap pulang, jika kamu mau"

"Hyung akan selalu jadi tujuan pertamaku saat aku berkata aku akan pulang, jadi jangan khawatir, okay?"

Dia mengangguk "Aku akan senang jika kamu datang setiap akhir pekan"

Jaemin tersenyum, menahan tubuh kecil Baekhyun kedalam pelukannya "Pasti, hyung"

Mereka berpelukan lumayan lama, Baekhyun yang menarik dirinya pertama kali, mengusak rambut Jaemin karena itu adalah hal kesukaannya. Mereka kembali tertawa, tapi dengan genangan airmata

Jaemin mengusap matanya "Jika Chanyeol menyakitimu, aku tidak akan segan menendang penisnya sampai pecah"

Baekhyun yang mendnegarnya meringis ngeri "Dia tidak akan, aku yakin" dia tersenyum "Bisakah kamu lanjutkan sisanya? Aku harus menemui si bayi besar lebih dulu, dia akan terus seperti itu jika tidak aku bujuk"

"Ah, okay" Jaemin tersenyum, mendorong pundak Baekhyun perlahan "Nanti aku akan pergi"

"Kemana dan dengan siapa?"

"Kamu ingat, kalau aku pernah bercerita tentang..... Jeno?"

Mata Baekhyun membelalak "Kamu bertemu dengannya?"

Jaemin mengangguk senang "Aku sangat berterimakasih pada Yixing hyung yang sudah membantuku untuk mencarinya"

Baekhyun tidak bisa untuk tidak ikut merasa bahagia luar biasa "Ya tuhan, Jaemin, dia pasti sangat senang bertemu denganmu"

"Aku harap, ini sudah lama sekali sejak terakhir aku melihatnya, aku sangat gugup"

"Semua akan baik-baik saja, percaya padaku"

Jaemin tersenyum dengan tenang "Cepat temui bayi besarmu, dia akan terus merajuk padaku jika hyung tidak segera menemuinya"






TBC

🥰🥰🥰

Strawberry cheesecake [SQUEL CWRPCY]Onde histórias criam vida. Descubra agora