sᴇɴᴏʀ sᴇʀɪᴇs [ᴇxᴘʟɪᴄɪᴛ]

3.4K 130 30
                                    

Mingyu tertantang, perkataan Wonwoo barusan sungguh menantangnya. Pria manis di depannya ini benar-benar tak takut dengan permainan kasar yang bisa Mingyu lakukan. Jangan salahkah Mingyu jika Wonwoo harus terbaring lemah selama tiga hari ke depan.

"Kau membuatku bersemangat, caramelo." Wonwoo harus berbangga diri karena Mingyu menyematkan nama panggilan manis untuknya. Karamel untuk warna surainya dan manis untuk wajahnya. Wonwoo sangat cocok menyandang nama panggilan itu.

"Ngh─" Wonwoo kembali mendesah saat kejantanan Mingyu mulai bergerak dengan tempo cepat. Mengoyak lubang analnya dengan gerakan tak beraturan dan serampangan. Ujung kepala penis Mingyu berkali-kali menyentuh titik manis yang membuat Wonwoo merasakan kunang-kunang berputar dipengelihatannya.

Decit suara sofa yang menggema seakan menjadi pertanda betapa hebatnya Mingyu saat mendorong pinggulnya untuk mengisi Wonwoo di bawah sana. Desahan juga tak terelakkan. Wonwoo mendesah dan meracau tak jelas─menikmati setiap sentuhan terdalam yang telah Mingyu berikan.

Mingyu menjatuhkan dirinya tepat di atas Wonwoo─ingin mencium lagi bau vanilla yang memabukkan. Pinggulnya tetap bergerak dengan tempo yang sama, tangan kirinya bermain dengan puting Wonwoo yang masih mencuat menggoda dan bibirnya bermain disekitaran telinga Wonwoo.

Hirup─jilat─hisap.

Hal tersebut berlaku pada kedua tonjolan didada Wonwoo. Pria manis itu benar-benar tidak diberi jeda untuk bernafas oleh Mingyu.

"Kau menikmatinya?" Tanya Mingyu tiba-tiba ─dorongan di selatan juga ikut berhenti.

Wonwoo hanya mengangguk, tak mampu berkata-kata disaat dirinya masih mengatur nafas yang memburu. Lalu jari telunjuk Mingyu beringsut menuju bibirnya. Memberi sentuhan sensual pada bibir Wonwoo yang kini semerah buah plum.

"Katakan." Mingyu kembali berbisik lirih yang membuat Wonwoo kembali terhipnotis dengan suara dan tatapan tajam itu.

"Me gusta señor." (Aku menyukainya Tuan) Wonwoo mengalungkan lengannya dan kembali berciuman, dorongan pinggul Mingyu kembali ia rasakan. Desahan menggoda disela-sela ciuman membuat Mingyu hilang akal sadar. Pria seksi itu menambah tempo dorongan penisnya, tangan kirinya membantu milik Wonwoo untuk mengejar pelepasan yang sudah di ujung ─Mingyu bisa merasakan kedutan tak beraturan saat menggegam penis Wonwoo.

"Keluarkan." Setelah Mingyu berucap, cairan hangat membasahi perut dan tangannya. Wonwoo mendadak sedikit melemas karena pelepasan pertamanya.

Mingyu mengeluarkan penisnya yang semula masih bersarang di lubang anal Wonwoo. Ia menggendong Wonwoo ala bridal style untuk menuju ranjang empuk milik pria manis. Saat Mingyu baru membaringkan dirinya, Wonwoo memilih bangkit dan menyuruh Mingyu untuk sedikit bersandar pada headboard ranjangnya.

Wonwoo kembali merangkak menaikki Mingyu, mengarahkan penis besar yang masih mengacung gagah ke arah lubangnya untuk kedua kali. Saat milik Mingyu sudah bersarang kembali, Wonwoo memaju─mundurkan pinggulnya dengan tempo cepat. Mingyu menyilangkan kedua tangannya di atas kepalanya, menikmati pemandangan enak yang ada di depannya. Melihat Wonwoo yang bergerak kasar mendorong dirinya dengan gerakan tak beraturan membuat Mingyu terkekeh pelan, lalu kedua tanganbya bergerak menuju pinggang ramping si pria manis; membantu dorongan Wonwoo.

Penis Wonwoo kembali menegang karena sentuhan nikmat yang menghujani dirinya. Dengan berfantasi liar sembari menggoyangkan pinggul untuk membantu pelepasan Mingyu membuat milik Wonwoo kembali berkedut keras. Mata Wonwoo terpejam kala rasa geli menjalar diseluruh tubuhnya. Dirinya menegang.

"Mingyu─Ah!" Wonwoo bergerak asal, badannya terasa tegang dan sangat kaku saat darahnya mendidih di area selangkangan, dan berakhir menyemprotkan lagi cairan putih yang lumayan banyak ─squirting.

"Aku sudah melepasnya dua kali, dan kau bahkan belum keluar sama sekali. Sungguh luar biasa." Wonwoo berujar dengan nafas tersenggal. Mengakui ketangguhan Mingyu yang masih bertahan di setengah sisa malam mereka.

"Biarkan aku bermain denganmu." Mingyu membalikkan posisi Wonwoo menjadi menungging ─posisi ini juga mempermudah kejantanannya masuk sempurna di lubang Wonwoo.

Hentakan keras semakin tak terelakkan saat Mingyu benar-benar mengejar pelepasannya. Wonwoo berkali-kali harus meremas kuat sprei putih yang sudah kusut karena ulah mereka berdua.

Panas. Itu yang dirasakan Wonwoo. Lubangnya terasa panas dan sekarang ia merasakan penis Mingyu mulai berkedut hebat yang artinya tidak lama lagi Mingyu akan menyusul pelepasannya. Wonwoo yang pintar langsung merapatkan dinding-dinding lubangnya─seolah memberi pijatan pada Penis Mingyu yang masih berada di dalam.

"Wonwoo─" Mingyu berdeham rendah saat merasakan sempitnya akses untuk mendorong pinggulnya. Kejantanannya terasa diremas di dalam sana. Membuat dirinya ingin memuntahkan cairannya segera.

"Keluarkan di luar." Perintah Wonwoo yang tak digubris oleh Mingyu. Pria seksi itu masih menyarangkan penisnya di lubang Wonwoo hingga cairan pelepasannya berhasil menyembur kencang memenuhi Wonwoo.

Hangat. Itu yang Wonwoo rasakan. Perutnya sedikit melilit saat merasakan cairan Mingyu memenuhi dirinya.

"Maaf aku mengeluarkannya di dalam." Kemudian Mingyu mengeluarkan penisnya, mengurut pelan untuk mengeluarkan sisa sperma di bongkahan bokong Wonwoo. Mata pria itu tak bisa lepas dari lubang merekah dan bongkahan bokong padat yang minimalis.

Jemari besarnya berkali-kali menepuk bokong Wonwoo. Pria manis itu hanya menahan desahan kesakitan saat Mingyu memberi spank di sana. Lalu tak lama bunyi kecupan nyaring terdengar ─Mingyu memberi kecupan pada bokong Wonwoo, ucapan terima kasih.

Mingyu membaringkan dirinya di sisi kiri ranjang Wonwoo, dan menyuruh Wonwoo untuk tidur di sampingnya. Pria kurus itu menarik selimut sebatas pinggang sebelum menyandarkan kepalanya di dada sang modiste.

Tangan kanan Wonwoo menelusup untuk memeluk pinggang Wonwoo ─alih-alih memeluk, tangan Wonwoo malah kembali bermain dengan Penis Mingyu.

"Tidurlah. Kau pasti lelah." Ujar Mingyu tenang.

"Aku takut saat memejamkan mata kau tidak ada saat aku membuka mata." Mingyu tersenyum simpul. Antara membenarkan ucapan Wonwoo atau tidak.

"Memang aku orang seperti apa?" Mingyu membalas meminta pendapat (dirinya harus membagi fokus karena, damn tangan Wonwoo sangat nakal)

"Dari yang aku dengar, kau suka bersenang-senang. Bukan begitu?" Mingyu mengangguk, mengiyakan pendapat Wonwoo.

"Apalagi yang kau tahu?"

"Kau suka berjudi." Mingyu kembali mengangguk. Wonwoo memandang sendu untuk pendapatnya yang terakhir. "Kau selalu pergi setelah bercinta satu malam─entah dengan siapapun. Dan tanpa meninggalkan apapun kecuali memori." Wonwoo mendongak, menatap lurus ke arah mata tajam Mingyu. Berharap pria itu menggelengkan kepala untuk menolak pendapat tersebut.

"Benar. Aku melakukan itu." Kali ini diimbuhi senyuman manis yang menenangkan. Tangannya menyisir surai Wonwoo yang masih dalam dekapannya.

"Jadi tidurlah." Titah Mingyu yang mungkin akan membuatnya menyesal dikemudian hari.

Read more 1996lover.wordpress.com [on my bio]

Check on Fanfiction page, then scroll down to find Senor Series [consist 4 chapter]

How to get password please check my work "TUTORIAL WORDPRESS MINWONCHU"

Include gif 21+ !!!

Happy Reading !

[✔] Moonlight | MinwonWhere stories live. Discover now