#2. Pertemuan Yang Tak Berujung

65.9K 3.8K 183
                                    

"Bisakah aku merasa sombong karena Allah kembali mempertemukan kita, seolah pertemuan kita tak akan pernah berakhir?"

~Ikhra~

Setelah selesai makan malam bersama, sekarang keluarga harmonis itu sedang berkumpul di ruang keluarga. Begitulah kebiasaan mereka. Kesibukan hari-hari mereka bukan menjadi alasan untuk mereka agar tidak bisa menghabiskan waktu Bersama.

"Rara, bagaimana dengan keputusan kamu untuk bekerja di tempat lain?" Tanya Iwan mengusap kepala Rara yang berbalut hijab.

"Jadi, Yah, Rara udah keterima dan besok langsung masuk. Ada Nanad juga, kok" jawab Rara yang bersandar di bahu Ayahnya.

"Kamu kerja di mana?" Tanya Jeha.

"Di perusahaan Ardiansyah's Corp," jawab Rara.

"Sebagai apa, Dek?" Tanya Reva penasaran.

"Katanya, jadi sekretaris CEO,"

"Wah, hebat kamu, Dek!" Puji Naya.

"Iya, dong. Yang lebih hebat lagi, Rara gak pakai nama Sinclar, jadi Rara dapat kerja murni dari pendidikan Rara,"

"Tapi kenapa kamu gak nerusin sebagian perusahaan Ayah aja?" Tanya Al.

"Rara mau cari pengalaman," jawab Rara.

"Tapi gak gitu juga kali, dek!" Ucap Al & El bersama.

"Biarin, Rara juga mau cari duit sendiri," ucap Rara.

"Udah, ya, interogasinya!? Rara mau tidur. Selamat malam semua," ucap Rara mencium semua dan naik ke atas menuju kamar.

"Biarin aja gimana maunya Rara. Di sana juga ada Ikhsan, pasti bisa bantu jagain Rara. Malah bisa-bisa jodohan," ucap Iwan yang membuat mereka tertawa.

"Kok, Rara jadi keinget sama pilot itu, ya? Apalagi sama tatapan datarnya itu, untung Rara udah biasa liat tatapan begitu dari Abang," gumam Rara menatap langit-langit kamarnya.

"Eh, ngapain Rara inget-inget, sih?!" Gerutu Rara setelahnya.

***
Pagi Hari.....

Rara sudah berada di kantor yang akan menjadi tempat kerjanya. Saat ini dia sedang berbincang dengan sahabat lamanya, Nadya, yang biasa dipanggil Nanad oleh Rara.

"Assalamu'alaikum Nanad!" Sapa Rara dengan riangnya.

"Wa'alaikumussalam Rara. Gimana? Gugup gak mau ketemu sama CEO?"

"B aja!"

"Ish, lo itu, ya, kenapa gak pernah gugup? Bahkan mau ketemu sama boss pun gak ada gugup-gugupnya. Kapan lo akan rasain gugup? Dulu Tante Jeha ngidam apa, sih, pas hamil lo?" Cerocos Nadya sedangkan Rara hanya memutar bola mata jengah.

"Mungkin Bunda ngidam baja," jawab Rara dengan kekehannya.

"Tapi saran gue, lo harus sopan, karena CEO kita itu dingin banget orangnya,"

"Nanad pikir Rara gak sopan?"

"Bukan gitu maksud gue. Lo itu jarang serius orangnya, Gue cuma ngingetin doang! Sorry kalau lo tersinggung,"

"Rara bercanda kalik, Nad. Serius baget," kekeh Rara

"Bercanda lo gak lucu, tauk?! Udah siap-siap sana! Tuh, Pak Surya datang,"

"Emang Rara harus siap-siap kayak gimana? B ajalah!"

"Yayaya terserah Nona Sinclar!" Jengah Nadya yang membuat Rara terkekeh.

"Rara, ayo, kita keruangan Pak Ikhsan!" Ucap Surya, tangan kanan CEO.

"Pak Ikhsan?" Gumam Rara dengan maksud bertanya siapa pemilik nama itu.

"Dia bos kita," ucap Nadya yang mendengar gumaman Rara, sedangkan Rara hanya ber-oh-ria dan mengikuti Surya masuk ke dalam ruangan Chief Executive Officer ROOM.

TOK..TOK..TOK..

"Masuk!" Ucap seseorang dari dalam, Surya dan Rara pun masuk kedalam ruangan.

Rara hampir saja tidak bisa menutupi rasa terkejutnya saat melihat seorang pria tampan yang duduk di balik meja kerja mewah itu.

"Gak nyangka banget Rara ketemu sama dia lagi. Dunia berasa sempit banget, kalau gitu Rara bakal ketemu sama, ni, Bapak Es Kutub setiap hari? Omegat!! Apa nantinya Rara bakal jadi beku karena dekat terus sama, ni, orang? Oke, fix! Rara lebay! Tapi, Rara harus tetap profesional, ayo, Rara tunjukkan apa yang kamu bisa!!" Batin Rara mengoceh dengan tak hentinya.

"Rara!" Panggil Pak Surya pada Rara.

"Iya?" Jawab Rara .

"Dia adalah CEO kita, Pak Muhammad Ikhsan Ardiansyah," jelas Pak Surya yang diangguki Rara.

"Kamu bisa keluar!" Ucap Ikhsan dengan suara beratnya, Pak Surya pun keluar dengan Rara yang setia mengekor.

"Siapa yang suruh kamu keluar?!" Ucap Ikhsan yang membuat langkah Rara dan Pak Surya terhenti.

"Saya hanya suruh Surya yang keluar, bukan kamu!" Sambung Ikhsan dengan nada dinginnya.

Rara pun cuma ngangguk dan berjalan ke arah meja sang boss, sedangkan Pak Surya langsung keluar.

"Mampus Rara, gimana ini? Eh?! Rara gak boleh gugup, Rara harus pede dan profesional!" Ucap Rara kembali membatin.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rara, sedangkan Ikhsan menatap Rara dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Duduk!" Ucapnya dingin, Rara yang mengerti maksud ucapan itu pun langsung duduk tepat di hadapan Ikhsan.

"Rara ikuti alurnya!" Batin Rara masih bergelut ria.

"Nama?" Tanya Ikhsan dingin.

"Kinaira Anastasya S,"

"S?!" Tanya Ikhsan pura-pura tidak tahu padahal dia tahu bahwa gadis di hadapannya ini adalah putri dari keluarga Sinclar.

"Harus dijawab, ya, Pak?" Tanya balik Rara yang dibalas anggukan oleh Ikhsan.

"Sinclar," ucap Rara.

"Apa alasan kamu masuk ke sini? Kenapa tidak mengurus perusahaan orang tua kamu?"

"Gak tau," jawab Rara acuh dengan mengangkat bahunya, sedangkan Ikhsan dibuatnya tak percaya dengan apa yang diucapkan oleh gadis yang di hadapannya ini.

"Serius!"

"Iya Pak, saya serius, dua rius malahan,"

"Gak mungkin gak punya alasan!"

"Saya cuma mau cari pengalaman kerja sama orang lain, dan cari duit dengan keringat sendiri," jelas Rara asal, sedangkan Ikhsan hanya mengagguk percaya.

"Jadwal saya?" Tanya Ikhsan dengan nada khasnya yang dingin, Rara pun yang sudah melihat jadwal boss barunya pada Nadya tadi pun menjawab dengan tenang.

"Pagi ini Bapak hanya perlu menanda tangani berkas dan siang setelah dzuhur ada pertemuan di Sinclar Group,"

"Perusahaan keluarga kamu?" Tanya Ikhsan memastikan.

"Iya,"

"Oke, kembalilah bekerja!" Rara pun langsung keluar tanpa sepatah kata pun.

"Dia, kok, paham sama ucapan gue yang singkat? Argh! Dia buat gue jadi gak karuan! Ya Allah, pertanda apa ini?" Batin Ikhsan tak karuan.



TBC

Duri,
Rabu/25-05-2022

#as.zey

Ikhra; Flying With You {Pindah Ke FIZZO}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang