Astaga, apa yang salah dengan Hyunjin hari ini?

Felix berpikir cepat, lalu buru-buru mengudarakan permintaan maaf. "Aku mewakili kakakku untuk minta maaf kepadamu, Yang Mulia. Aku yakin jika Pangeran Samuel sama sekali tidak berniat untuk berlaku kasar atau apapun, jadi aku memohon atas segala kemurahan hatimuㅡ"

"Astaga, tenang. Aku juga tidak mempermasalahkannya..." Minho memotong kehebohan Felix yang tiba-tiba.

Felix diam.

"Aku baru saja memikirkannya... Jadi kupikir sekarang aku mengerti kenapa kakakmu berlaku begitu."

"Yang Mulia.... Mengerti?" si gadis pirang tidak sempat menyembunyikan kekagetan di wajah, berikut kerinyitan dahi skeptis yang ada.

Minho mengangguk. "Aku juga pasti akan begitu jika memiliki adik sepertimu. Kau adalah permata paling berkilau di Amethyst. Kau sangat bernilai bagi negeri ini. Itu masuk akal untuk tidak membiarkan sembarang orang menyentuh sesuatu yang berharga."

Oh, begitu.

Felix agak tersanjung. Ia menunduk. "Terima kasih... Atas pengertianmu, Yang Mulia."

Entah apa yang lucu, tapi Felix menangkap dengusan tawa Minho."Mungkin, aku akan melakukan hal serupa kepada pasangan Putri Shia kelak. Meski aku tidak yakin jika Shia akan memiliki calon dalam waktu dekatㅡmaksudku ia tidak terlihat tertarik dengan proposal-proposal lamaran yang memenuhi meja Raja belakangan ini, kau tahu? Dia bersikeras untuk menemukan sendiri orang yang tepat dengannya, dan ayah kami menyerah. Haha."

Felix tersenyum maklum mendengar hal itu, namun ia meringis dalam hati. Amaranth membebaskan Putri mereka untuk memilih hal besar dalam hidupnya, sedangkan Putri dari kerajaan lain kini harus terikat dengan Pangeran Mahkota mereka? Ini roni. Satu pertanyaan, siapa yang menciptakan ironi tersebut?

"Aku mengharapkan yang terbaik untuk Putri Shia, Yang Mulia." Felix suguhkan kurva yang terkembang lembut sebagai alas wicara, "kalian berdua, Baginda Raja, dan seluruh rakyat Amaranth, semoga selalu bahagia."

"Terima kasih. Amaranth akan sangat beruntung memilikimu."

Felix meremas gaunnya dengan gerakan samar. Ini persoalan calon Ratu, kan? "Aku usahakan yang terbaik."

"Kau sudah terlahir dengan semua kebaikan yang ada, Felixia." Telapak tangan Minho jatuh di ubun-ubun Felix, kemudian ia mengusap surai pirang milik gadis itu lembut. Felix merasa jantungnya hampir jatuh. "Wah, aku bisa diapakan oleh kakakmu jika ia melihatku tengah menyentuh kepala adik yang sangat ia sayangi seperti ini?" Minho tertawa sendiri, tapi Felix menyerap sarkas tipis yang lelaki itu bubuhkan.

Itu bukan lawakan! Netra Felix bergetar seketika. Tentu saja Hyunjin sangat menyanyanginya. Mencintainya! Lelaki di depannya ini memangnya tahu apa?

Jadi, setelah ia mengangguk atas Minho yang berpamitan, Felix mengantar langkah pria itu dengan tundukan anggun dan singsingan gaun.

Jadi, setelah ia mengangguk atas Minho yang berpamitan, Felix mengantar langkah pria itu dengan tundukan anggun dan singsingan gaun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 28, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

LIMERENCE; hyunjin ft. felix || hyunlixWhere stories live. Discover now