"Tanganmu," singkat Hyunjin. Minho dan Felix refleks menoleh. "Jauhkan tanganmu dari adikku, Yang Mulia."
Dingin dan runcing, sambaran Hyunjin tepat mengenai inti perasaan lelaki itu. Pangeran Minho tertegun dalam upaya mencerna ketajaman vokal Hyunjin. Apa-apaan kakak tunangannya ini?
Kedua lelaki itu beradu pandang. Kilat-kilat dominasi banyak terpancar. Ada sepercik aura tidak mengenakkan. Namun terlihat jelas jika Minho berusaha untuk mendewasai situasi. "Baik. Maafkan aku." ia lanjut menarik diri.
Felix cukup peka, jadi ia melirik keduanya bergantian. Kecemasan berloncatan di matanya.
Begitu netra Hyunjin bersirobok dengan milik Felix, ia menerima tatapan 'apa yang kau lakukan?' yang secara sengaja gadis itu tujukan padanya. Tajam sekali berkilat-kilat, atau lagi-lagi ini cuma akibat dari perspektif dangkal logika Hyunjin? Hyunjin mengerjap dan seketika itu merasa maniknya gersang terbakar cemburu, ditambah keresahan Felix amat nyata terserap retina. Jadi lelaki itu memutuskan untuk beranjak daripada semakin memperkeruh suasana.
Saat ini... Yang salah adalah Hyunjin?
"Maafkan aku, Pangeran Lino," Hyunjin menyeru datar, kini matanya tidak semenantang tadi. Hal itu sebabkan Minho menolehinya kembali karena terpanggil tiba-tiba.
"Ya?"
Hyunjin menggigit lidah sebentar namun agak kuat, tapi tetap saja denyutan di pusat tubuh tidak teralih oleh keperihan lain. "Maaf sudah menegurmu, Yang Mulia. Seharusnya aku tak begitu. Bukan maksudku untuk berlaku tidak sopan."
Minho memberikan senyum kecil yang terasa tulus sebagai jawaban. Laki-laki itu sepertinya sangat baik hati, Hyunjin mengakui itu. "Tidak apa-apa." katanya.
"Aku pergi dulu." Hyunjin pamit berdiri. "Terima kasih atas ajakan minum tehnya." Sikap pemuda itu berganti normal, berderap menjauhi Felix dan Minho. Namun sepertinya cuma Felix yang memahami bahwa sambungan langkah yang membawa Hyunjin pergi seberat jejak kalah prajurit perang.
Ada seutas keinginan untuk menahan Hyunjin tetap di sisi, tapi inginnya terputus deheman Minho yang bernada cukup tinggi.
Manik Felix menjerit meminta Hyunjin kembali, tapi bibirnya tetap tak bersuara untuk dapat menarik Hyunjin mendatangi.Felix dan Minho berpisah di belokan lorong istana utama. Lelaki itu berkata ingin bertemu Raja untuk suatu urusan yang tentu saja tidak mengeruk lebih dalam keingintahuan dalam diri Felix.
"Apa aku perlu mengantarmu, Yang Mulia?"
Minho tersenyum, "tidak perlu. Kau bisa kembali."
Felix mengangguk ringan. Ia bersyukur untuk itu.
"Senang bisa menghabiskan waktu denganmu, Felixia." ucap Pangeran Amaranth bersama senyum lembut yang terbentang, sukses merampok atensi Felix dan ia tercekik akibat insiden beberapa saat lalu ketika mereka 'menghabiskan waktu', di mana sebaris kata-kata bisa saja memicu perang.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIMERENCE; hyunjin ft. felix || hyunlix
Fanfiction👑 Semesta mereka masing-masing berputar; Felix dan segala presensinya adalah suatu estetika bagi Hyunjin. Atau ini cuma perkara si jangkung yang sudah terlalu tersesat di taburan konstelasi pada wajah atraktif gadis mungil itu. ... Mendengar kabar...
Limerence-09
Mulai dari awal