👑 Prolog 👑

21.6K 2K 452
                                    

Park Jihye terpaksa datang dan minum banyak sekali alkohol di dalam seloki yang dituangkan berkali-kali karena salah satu kerabatnya berulang tahun.

"Terima kasih, Teman-temanku karena sudah datang! Akhirnya ulang tahunku ditutup dengan minum bersama!"

Jihye terkekeh. Sudah sangat mabuk, tapi masih bisa mencerna ucapan sahabatnya. "Ahn Sora, kau harus bertanggung jawab. Aku sudah mabuk. Bagaimana aku bisa pulang, huh?"

Ahn Sora menepuk puncak kepala Jihye yang sedang menopang dagu dengan tatapan sayu.

"Kau 'kan bawa mobil!"

Kara bergantian memukul kepala Sora. "Maka dari itu, Bodoh! Dia tidak bisa menyetir mobilnya karena mabuk. Kau sudah bodoh, tidak perlu mabuk, Sora!"

Sora terkekeh sinting karena mabuk, kemudian berdiri dari duduknya dan menarik lengan Jihye serta Kara. "Ayo, pulang!"

Keluar dari kedai makanan, ketiga orang itu lekas berhenti berjalan di depan mobil sedan Jihye.

"Jiya ... kau bisa menyetir?" Jihye berjongkok usai mendengar pertanyaan Kara, kemudian menggelengkan kepala seraya menyembunyikan kepala di antara kedua lutut.

Hanya Min Kara yang sulit dibuat mabuk meskipun sudah banyak meneguk alkohol. Jadi, setiap mereka minum bersama, Kara lah yang selalu dibuat kerepotan karena tingkah sinting kedua sahabatnya saat mabuk.

Kara menarik Sora. "Tunggulah di sini, Jiy. Aku akan segera kembali setelah mengantar Sora pulang," ujar Kara sekali lagi.

Jihye lalu mendongak. Kepalanya menggeleng dengan posisi masih berjongkok. "Tidak perlu kembali, Ra. Pulang dan istirahatlah. Aku bisa pulang sendiri, kok! Jangan mengkhawatirkanmu. Aku ini hebat!"

Kara terkekeh gemas. "Tidak. Aku akan tetap kembali. Masuklah ke dalam mobil, lalu tunggu aku. Aku tidak mau terjadi sesuatu padamu di jalan karena kau mabuk."

Kara kemudian melangkah pergi menuntun Ahn Sora. Karena rumah Sora sangat dekat dari kedai makanan, maka Kara memutuskan untuk menolong Sora lebih dulu daripada Jihye yang rumahnya paling jauh.

Hanya saja, setelah kepergian Ahn Sora dan Min Kara, Jihye kedatangan tiga pria yang mendekat saat ia hendak membuka pintu mobil.

"Siapa?" tanya Jihye. Wajahnya benar-benar menunjukkan bahwa ia sedang sangat mabuk. "Hei, apa yang kalian lakukan?!" pekik Jihye marah ketika salah satu dari mereka membelai pipinya.

"Jangan menggoda wanita mabuk jika kalian seorang pria." Ketiga pria itu menoleh ke belakang dan mendapati seorang pria berperawakan tinggi dan kekar. "Pergi. Pergi atau aku akan menghabisi kalian di sini?"

Ketiga pria itu segera melangkah pergi, membuat Jihye bernapas lega dan segera menilik dengan jelas siapa orang yang telah membantunya selamat dari pria-pria brengsek itu.

Jihye tersenyum manis, lalu hendak terjatuh. Beruntung pria itu lekas memeluk pinggangnya.

"Jangan mabuk jika kau sendirian," ujar pria itu. Jihye hanya mengangguk. "Biar kuantar kau pulang. Kemarikan kunci mobilmu."

....

Jihye terkejut saat pagi harinya ia bangun di ranjang sempit dengan nuansa kamar yang menurutnya tak layak untuk dihuni meskipun tempat itu bersih dan rapi.

Mencoba untuk duduk dengan sisa pening di kepalanya, Jihye kemudian meraih tas jinjingnya dan mencari ponselnya sebelum mengetahui bahwa ini sudah pukul 10 pagi.

Jihye membelalakkan mata. Wanita itu segera bangkit dari atas ranjang. Merapikan penampilannya, lantas berjalan mengabaikan sakit di kepalanya.

Ketika ia melewati lemari pakaian, wanita itu terkejut saat ada seorang pria tanpa kaos yang sedang sibuk memasak.

GOD SAVE THE QUEENWhere stories live. Discover now