Part 01🌟

329 175 184
                                    

Bahagia itu sederhana cukup
kamu disisiku itu sudah membuat
ku bahagia dengan caramu
~Gladista~





Gudubrakkk

"Aww" suara pekikan dari seorang gadis yang tengah tersungkur di lantai kamarnya.

"Duh tuh mimpi bikin gue jatoh aja"ia langsung berdiri dan menuju kamar mandi untuk melakukan ritual paginya.

Setelah selesai bersiap-siap untuk berangkat kesekolah Dista keluar kamar dan menuruni anak tangga menuju ruang makan yang di sana sudah ada keluarga nya.

"Pagi semua" ucapan untuk sang keluarga sambil mendudukan bokong nya di KURSI.

"Pagi juga sayang" jawab papa mama nya.

"Pagi juga cel" jawab sang kaka bersamaan dengan papa mamanya, sedikit informasi kaka beradik ini selalu saja ribut mungkin itu adalah cara mereka menunjukkan kasih sayang mereka tapi jika mereka berjauhan mereka akan saling merindu.

"Apaan sih cal cel cal cel mulu!!".

"Lu kan boncel de" ucap sang kaka.

"Ihh abang apaan sih. " seru Dista sambil memakan roti yang sudah di sediakan bundanya.

"Wlee~"Mahenmenjulurkan lidahnya pada sang adik tercinta.

"Sudah sudah habiskan makanan kalian" kata Andrew sang ayah.

Setelah selesai makan mahen mengantar Dista ke sekolahnya karena jalur menuju kantor nya satu arah.

"Cel lo masih pacaran gak sama Daniel ?" Mahen bertanya pada sang adik tampak mengalihkan tatapan nya dari jalanan.

"Lah kenapa lo nanya gitu bang".

"Ya nanya aja, abisnya lo udah 2 tahun lebih masih aja pacaran ama dia kaga bosen gitu" tanya sang kakak.

"Ya kaga lah kan kita saling cinta" sambil cekikikan dengan jawabannya sendiri.

"Lebay lo, udah sono turun udah nyampe".

"Yaudah gue sekolah dulu" setelah menyalimi kakak nya ia turun dari mobil nya dan bergegas menuju kelas nya.


****

Beberapa saat kemudian setelah bel pulang berbunyi semua murid berhamburan keluar gerbang sekolah.

Dan karena ini hari selasa otomatis Dista kebagian jadwal piket bersama Jessi, Aldi, dan Dodi, tugas lelaki mengangkat kursi dan perempuan menyapu dan para lelaki langsung pulang setelah mengangkat semua kursi ke atas meja. Dan perempuan hanya menyapu kelas nya saja karena yang mengepel ada tugas dari penjaga sekolah.

Setelah selesai Jessi langsung pulang di jemput papah nya sedangkan Dista masih berdiri di gerbang sekolah menunggu angkutan umum karena baru saja ia menerima pesan dari sang kakak tidak bisa menjemput nya dan supir pribadi keluarga mereka sedang mengantar mama nya arisan.

BRUMM BRUMM

Dista langsung menengok saat mendengar deruman motor dari arah belakang nya.

"Sialan tu anak ngapain berisik, bikin kaget aja" gladis membatin.

Salah satu motor mendekat dan berkata,
"Hai... Lo gladista kan?".

Dalam hati Dista berkata 'dah tau nanya'.

"Kenapa" jawab ketus Dista.

"Gapapa sih, oiya btw lo masih inget ga sama gue" Dista masih diam ta menjawab "gue Kenzio, masa lupa".

"Iya gue inget".

"Kalo boleh tau lo nungguin jemputan atau gimana, ko belum pulang?" tanya Kenzio.

"Gue nunggu angkot" sambil melirik kanan kiri.

"Mmm gitu ya, kayanya angkot lewat sini gaada deh udah sore soalnya".

"Masa sih gaada" gladis cemas sendiri.

"Gimana kalo gue yang anter aja"tawar Kenzio.

"Eh ga usah deh, gue nunggu kakak gue aja pulang kerja" tolak DISTA.

"Ayo dong dis ini udah mendung loh, kakak lo kan pasti sore banget".

Dista berfikir sejenak 'bener juga kata Kenzio' apalagi handphone nya LOWBAT.

"Tapi gak ngerepotin kan? " Dista takut merepotkan Kenzio karena rumah mereka beda arah.

"Ya ngga lah, ayo naik".

"Helm buat gue mana" tanya Dista.

"Ah iya gue bawa satu, nih pake aja punya gue" sambil menyodorkan helm pada Dista.

"Eh ga usah lo aja yang pake".

Namun tiba tiba Kenzio berdiri dari motornya dan memasangkan helm pada Dista.

"Duh jantung gue kenapa" batin Dista yang masih mematung.

"Hey, ayo naik" Kenzio membuyarkan lamunannya.

"Ah iya ayo".

Di dalam perjalanan sangat hening tanpa ada yang berani bersuara, hari semakin sore dan langit semakin gelap pertanda akan menumpahkan segala bebannya ke permukaan.

Mereka sampai di kediaman Dista saat sedikit demi sedikit air hujan berjatuhan.

"Ken mau mampir dulu ga,? ujan nih".

"Ngga deh dis lain kali aja, gue pulang ya" Dista mengangguk.

"Iya hati-hati" setelah dirasa Kenzio hilang dari penglihatannya Dista memasuki rumahnya.

Ia bergegas masuk ke kamarnya di rumah kosong mungkin papa dan kakak nya belum pulang kerja dan mama nya masih arisan di rumah temannya.

Tak lama kemudian terdengar suara pintu di ketuk Dista diam saja karena malas tetapi bel rumah berbunyi berkali kali dengan terpaksa ia bangun untuk membukakan pintu.

"Bentar napa sabar dong" dengan suara agak berteriak.

Saat membuka pintu ia kanget dengan orang yang berkunjung kerumah nya "HAH ngapain ni anak kesini" Dista bicara dalam hati.


___________

Jangan lupa vote & koment ya⭐💞

Gladista Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang