13• afraid

5.4K 855 45
                                    


Seminggu sebelum ujian benar benar membuat renjun selalu saja mengurung diri di kamar. Belajar giat dengan harapan mendapat nilai sempurna. Pasti papa dan mamanya bangga sekali.

Sambil memakan sebungkus coklat di tangan kirinya, renjun menukikkan alis saat mencoba memahami materi.

Kadang kepalanya terasa berdenyut karena terlalu lama  belajar. Renjun juga ingin main, tapi ia tau itu tidak bisa. Nilai sempurna tidak akan bisa di dapat kalau terus bermain main.

Renjun bangkit dari duduknya dan merebahkan diri diranjang sambil menatap langit langit kamarnya. Sudah lama sekali dia tidak keluar untuk bermain bersama teman temannya. Ujian benar benar sudah di depan mata dan tidak ada waktu untuk bersantai atau bermain main.

Huang renjun hanya ingin membuat orang tuanya bangga. Jika mereka bangga.. Renjun tidak akan takut di tinggalkan lagi. Mereka senang dan bahagia. Maka renjun juga akan bahagia.

"Hahh.... " memejamkan matanya dan menghela nafas. Kepalanya terasa sakit.

Tuk

Tuk

Tuk!

Bunyi kaca jendela yang di ketuk dari luar. Renjun pikir itu ranting atau hantu yang iseng!

Ternyata itu...

Benar benar hantu.

Bangkit dan membuka jendela. Udara dingin langsung menusuk kulitnya.

"Lama banget bukanya. Dingin diluar " seseorang itu melompat dan masuk ke kamar renjun.

"Kakak berubah dari hantu jadi tikus? Rumah ku punya pintu, gede lagi. Kenapa lewat jendela kaya gini sih ?"

Dejun adalah hantu itu. Dia menyusup lewat jendela kamarnya yang berhadapan dengan jendela kamar renjun.

"Mama kamu udah tidur?" tanya dejun membuat renjun menyerngit bingung.

"Kenapa deh? Kakak kaya lagi apel kerumah pacar aja. Aku masih normal ya kak!"

Dejun mendecih dan memukul kepala renjun dengan pelan. Anak ini memang suka ngelantur pikirnya.

"Sakit! Aku mau ujian! Kalo aku jadi bodoh gimana?!"

"Ya gimana ? Kita tos aja. Kakak juga bodoh. Gapapa ren, banyak temennya" dejun tersenyum sangat menjengkelkan dimata renjun. Namun senyum dejun yang terlihat tanpa paksaan dan tekanan membuat renjun ikut tersenyum.

"Nah! Kamu akhirnya senyum!" dejun sedikit berteriak saat melihat renjun tersenyum tipis.

"Iyalah! Kakak suka ngelawak gitu. Aku kan ngga mau jadi bodoh kaya kakak. Aku mau jadi pinter supaya mama sama papa bangga. Supaya mereka ngga kecewa..."

"Dengan cara belajar terus terusan kaya gini? "

Renjun mengangguk sebagai jawaban.

"Sekarang kakak tanya.. Emang mereka pernah maksa kamu supaya dapet nilai sempurna? Mereka pernah ngancem kamu? Mereka pernah bilang kalo mereka kecewa misal kamu ngga dapet nilai sempurna?"

Renjun terdiam sebentar kemudian bicara " engga... Tapi seenggaknya kita kan harus sadar diri kak. Aku cuma takut ...."

"Takut bukan alasan buat kamu nyiksa diri kamu sendiri kaya gini kan, huang renjun?"

"Kakak berlebihan. Aku baik baik aja. Ini kewajiban ku kak. Cuma ini yang bisa aku lakuin buat mereka"

"Hahh... Kamu itu susah banget di bilangin ren. Kemaren tante ling fei bilang sama kakak, katanya kamu ngurung diri di kamar terus. Kamu butuh istirahat"

LIL' BRO [XIAOJUN X RENJUN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang