Chapter 2

11 4 1
                                    


Ceklek

Jeje membuka pintu kamarnya. Kamar Jeje terbilang rapih dan bersih dengan buku-buku tersusun di rak yang terletak di pojok ruangan. Selain itu dindingnya dihiasi dengan bermacam stiker minions. Di samping pintu, ada meja belajar yang terbilang besar. Sofa merah di dekat lemari, dan jendela yang menyuguhkan pemandangan kolam berenang.

Jeje langsung merebahkan diri di atas ranjang. Matanya menerawang menatap langit-langit memikirkan kejadian yang terjadi hari ini.

Kebiasaan yang selalu Jeje lakukan selain melamun memikirkan fisiknya. Jeje kerap bertanya kepada dirinya sendiri tentang "how was your day" dan selanjutnya ia menceritakan secara rinci kejadian yang ia alami kepada dirinya sendiri tentang hari ini.

Suara detik jam yang terus bergerak agaknya mengusik Jeje. Ia mengecek ponselnya hanya untuk melihat obrolan grup kelas.

"Gak ada apa-apa" gumamnya.

Setelah melihat obrolan grup kelas Jeje beralih ke akun instagram-nya. Dia melihat salah satu foto seseorang yang terbilang cantik dan ditambah dengan pose gaya yang semakin menambah ketertarikan dengan poto itu. Banyak laki-laki yang mengkomentari dan beribu loves tersemat di postingan tersebut.

Jeje lagi-lagi merasa minder. Entah kenapa setiap postingan orang-orang yang ada di Instagram membuat jiwa insecure jeje lagi-lagi muncul.

Jam sudah menunjukkan pukul 17.08. Jeje harus mandi untuk menjernihkan pikirannya.

***

"materi untuk pembelajaran hari ini kita sudahi sampai disini. Untuk minggu depan jangan lupa kerjakan laporan praktikum" bu Anti bergegas meninggalkan kelas 12 ipa 3

Jeje langsung memasukkan buku biologinya ke dalam tas.

Ratna menepuk pundak Jeje "lo udah ngerjain pr seni budaya belom?"

Jeje hanya menggelengkan kepala. Dia melihat segerumun anak kelasnya mengelilingi meja Ardi.

"Liat ke Ardi yuk, kayaknya dia udah ngerjain"

Ratna langsung bergegas membawa buku seni budayanya dan menerobos begitu saja segerombolan teman kelasnya yang sedang mencontek berjamaah.

Ratna berbalik menghampiri Jeje dan tersenyum lebar.

"Udah gue foto"

Keduanya menyalin jawaban Ardi.

"Ish salah,RESA MINJEM TIP-EX DONG" Ratna berteriak.

"NIH" Resa melemparkan tip-exnya dengan gerakan asal. Alhasil tip-ex tersebut malah mendarat di kening Jeje.

"Aduh" Jeje meringis sambil mengusap keningnya.

"HAHAHAHAHAHA" Resa dan Ratna tertawa terbahak-bahak pasalnya kejadian tadi sungguh mengocok perut.

Setelah puas tertawa Ratna beralih ke Jeje.

"Je, lo gapapa?"

"Gapapa, ga sakit kok"

Bohong jika Jeje tidak merasa sakit di keningnya. Lemparan yang diberikan Resa cukup keras mengenai keningnya.

Jeje sebenarnya tidak terlalu mempermasalahkan tentang keningnya yang berdenyut. Tapi sebenarnya dia menunggu kata maaf dari Resa. Walaupun hanya masalah sepele tapi tetap saja kesalahan.

Mungkin bagi sebagian orang mengucapkan kata maaf adalah hal yang terlalu mahal diucapkan karena, maaf hanya untuk kesalaahan fatal yang diperbuat. Tapi Jeje tidak setuju dengan hal itu. Baginya kata maaf itu mencerminkan sikap sesorang, karena maaf, tolong dan terimakasih merupakan kata yang paling orang ucap walaupun tergolong sepele.

LongitudinalWhere stories live. Discover now