Bersamaan dengan itu, ponsel Sandra yang berada dalam tas selempangnya berdering. Tanpa pikir panjang, cowok itu langsung mengambilnya lalu mengangkat panggilan tersebut. Barangkali itu bisa membantunya mengantar cewek itu pulang.

“San, lo kemana aja sih? Jam segini belum juga pulang.” Ucap seorang cewek dari seberang telepon, tepat setelah panggilan tersebut tersambung.

“Halo, mbak. Maaf, ini tadi saya nemuin temen mbak mabok di pinggir jalan.” Jelas cowok itu. “Trus sekarang dia pingsan.”

“Hah?! Seriusan, Mas?” Panik orang itu. “Oke oke, Mas antar dia ke rumah saya ya. Nanti saya kirim alamatnya.”

“Gue mabok?!” Pekik Sandra. “Mas-nya yang bener aja dong. Masa sih saya mabok. Saya mabok, Mas?”

Si driver Grab itu hanya bisa mengerjapkan mata, “Saya gak bohong, Mbak.”

“Aduh. Mati gue. Gimana kalo sampe orang rumah tau? bisa dicoret dari KK ntar.” Rutuk Sandra. “Kalian denger ya.” Ucap cewek itu sambil menggebrak meja, “Rahasia ini Cuma di antara kita bertiga. Gak ada orang lain ynag boleh tau.” Ancamnya.

“Ya, gak usah sok dramatis gitu deh.” Balas Mira, menutupi rasa ngerinya. “Rahasia lo aman kok. iya kan, Mas- siapa namanya?”

“Oh, Ali, Mbak.” Ucap cowok itu.

“Gak usah pake Mbak juga. Kan masih tua-an situ.” Timpal Sandra.

Mira menendang kaki Sandra, “Biasa aja ngomongnya. Lo lagi PMS ya?”

“Apaan sih? Orang gue ngomongnya biasa juga.”

“Maafin temen saya ya, Mas. Dia emang gitu orangnya.”

Ali tersenyum simpul. “Iya, gak apa-apa.”

Sandra terperangah menatap cowok itu. jika diperhatikan, cowok itu tampan juga, apalagi saat ia tersenyum, sungguh manis dan mempesona. Perlahan, ia mulai larut dalam lamunan.

“Woy.” Mira menggerak-gerakkan tangannya di depan wajah Sandra, membuyarkan lamunannya. “Nih bocah waras?”

“Eh, i-iya, kenapa?” Sandra langsung terjingkat.

“Hadeh, nih anak.” Cibir Mira.

“Um, mbak, saya pamit dulu ya. Sudah ada orderan.” Ali beranjak dari sofa, hendak melangkah keluar.

“Eh, bentar, mas.” Cegah Mira. “Ongkosnya yang semalam kan belum dibayar.”

Cowok itu berbalik. “Gak apa-apa, mbak. Saya ikhlas bantu kok.” Ucapnya, kemudian keluar.

Mira langsung menoleh ke arah Sandra, menatapnya dengan tatapan menyelidik. “Lo habis ngapain aja sih semalem?”

“Gak ngapa-ngapain.”

Mira berdecak. “San, gue serius. Gak mungkin lo bisa balik sendirian dalam keadaan mabuk kalo gak ada apa-apa.” Omelnya. “Jangan bikin orang khawatir deh.”

Sandra merasakan dadanya menghangat saat mendengar perkataan Mira, rupanya temannya itu sangat peduli padanya. Ia pun langsung memeluk sahabatnya itu. “Thanks ya.” Lirihnya.

“Lo kenapa sih?” Bingung Mira.
Sandra mengendurkan pelukannya pada Mira. “Nico, Mir.” Aduhnya.

“Nico kenapa? Lo diapain sama dia?” Tanya Mira. “Cerita ke gue.”

“Gue lihat dia peluk-pelukan sama cewek semalem.” Ucapnya. “Padahal baru aja dia ajak gue berduaan.”

“Tuh cewek fansnya kali.” Ucap Mira. “Wajar lah kalo dia peluk.”

“Enggak, Mir.” Ngotot Sandra. “Kalo pun dia fans, Nico gak akan peluk-peluk tuh cewek di tempat sepi, habis itu nganterin dia pulang pula. Artis macam apa yang bakal memperlakukan fans sampe segitunya?” Kesalnya.

“Lo kesel lihat dia peluk-pelukan sama cewek lain?”

“Ya iyalah! Ngapain pake ditanya segala?!”

“Emang lo siapanya dia?”

Jleb. Sandra terdiam seketika, pertanyaan Mira barusan terasa sangat menohok. Memang ia bukan siapa-siapa bagi cowok itu. Ia hanya sekedar penggemar yang bahkan baru mulai menyukai cowok itu sejak beberapa hari lalu, teman bukan, sahabat bukan, pacar apalagi.

“Ada hak apa lo bisa kesel atau marah sama dia?” Tanya Mira lagi.

Bahu sandra merosot. “Bener juga sih yang lo bilang. Gue bukan siapa-siapanya Nico, gue Cuma satu diantara sekian banyak fansnya dia yang gak keitung jumlahnya.” Ucapnya pasrah. “Mungkin setelah ini, gue harus stop ngejar-ngejar dia, apalagi mimpi buat jadi pacarnya.”

“Alhamdulillah. Terima kasih atas hidayah-Mu Ya Allah.” Ucap Mira dengan mata berbinar. “Akhirnya teman hamba sadar juga.”

Gemas, Sandra pun langsung memitak kepala cewek itu. “Heh, maksudnya apaan ngomong gitu? Lo kira gue kerasukan?”

“Tingkah lo yang kayak orang kerasukan.” Mira mengelus-elus bekas pitakan Sandra. “Udah deh. Sadar diri, lo tuh siapa, dia siapa.”

“Iya, iya, tau kok.”

“Yaudah cepetan mandi gih.” Ucap Mira. “Ntar kalo telat, Bang Arka bakal ngamuk-ngamuk.”

TBC

Hai hai hai......I'm back......

Duh, maap ya lama gak update

Bang Ali si driver Grab cogan.....

Bang Ali si driver Grab cogan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ehe!

Jangan lupa vote & comment yaa

See you.....

LYSANDRA [Completed]Where stories live. Discover now