hari ke 829229933003030303 gatau.

22 3 2
                                    

ㅤㅤ

𝐑𝐀𝐃𝐄𝐍 。
生 き て い る
───────────────
✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪ ✪




hari ini raden duduk sebangku sama deana. kenapa bisa? ya bisa. ini semua ulah ketua kelas— lidya. yang kebetulan jadian dengan sahabat si raden.

jadi, deh. temen lidya ini, sebangku sama raden. alias deana.

kata temen temenku, raden gak nyaman sebangku sama deana. tapi, aku lihat dia nyaman-nyaman saja sepertinya?

tidak tau. aku tidak pandai dalam menerka. mari fokus pada raden saja.

mungkin wattpad yang aku tulis kali ini— ketimbang satu cerita lagi,
ini lebih realistis. realistis ketara, kalo misal dia gak akan pernah suka aku.

ya gak bakal pernah, makanya aku gak pernah berjuang, kalo kata maudy ayunda, untuk apa, kan.

lanjut ke raden— dia lagi tertidur,  kecapekan rupanya. aku hanya memandangi dia aja dari jauh, sambil nge charge hp ku yang kebetulan batrainya tinggal 2%.

sebentar, ayunda menggangu.
lanjut nanti, ya?

aku kejar-kejaran dengan sahabatku lainnya, tapi ya tetap fokus sama raden yang lagi tidur. nasiwa, rupanya sedang mengelus surai hitam raden-- dengan tujuan, raden cepat terlelap. padahal sudah.

aku berhenti berlari, lalu terdiam di depan kelas. menatapnya dalam diam, seperti biasa. gak lama kemudian, pawitra menyenggolku, lalu berkata "ngapain" aku menjawab dengan daguku yang mengarah kepada- pemilik marga alvaro dan si kacamata nasiwa. 

kata pawitra, "yaudah, love yourself aja" 

permisi pak pawitra, aku ini cuma iri nasiwa bisa mengelus surai hitam raden, bukan insecure terhadapnya.

aku hanya terkekeh, sebagai jawaban lalu mengibaskan tangan, menyuruhnya pergi. pawitra kembali sibuk dengan gitarnya, dan aku yang tentu saja masih----- menatap raden dengan cara duduk di dekat tempat chargeran bersama si pintar, syadly. kebetulan dia lagi ngecharge juga.

tapi bukan namanya temen kalo pada gak ngeceng in aku sama syadly yang terlihat seperti dipojokan berdua, ariqah berteriak,

"cIIEEEE KHALIL LAGI SAMA SYADLY" lalu pergi berlari, supaya aku mengejar. 

tapi tanpa diduga, raden yang sedang terlelap terbangun. katanya, berisik. lalu nasiwa menegurku, "khal, jangan ganggu raden dia tidur"

enyah aja mending kamu timun. 
sudah bisa ambil kesempatan untuk lebih-dekat-dengan raden,
masih saja merecoki aku,

kamu kurang kerjaan banget, iya?

adzan ashar terdengar, raden yang masih tidur hendak ku bangunkan, tapi tidak jadi. karena-- sudah terlebih dahulu dibangunkan oleh nasiwa. lagian, mana berani aku membangunkannya?

muka bantalnya, terlihat lucu dimataku. gak sadar, aku tertawa saat dia melintas. untung tidak ada yang menyadari aku menertawainya. teman-temanku pasti mengira aku menertawai tingkah bodoh ayunda. 

hfft, syukurlah.

semoga hanya aku, allah, dan pembaca wattpad ini yang tau aku menertawai siapa.

kami-- aku beserta teman-temanku, sedang menunggu bel pulang. saat Rahayu membuat perjanjian dengan raden dibelakang mejaku. yang kudengar, adalah rahayu meminta raden untuk diam— kalau dia gak solat lalu minta raden untuk berbohong.

aku menyela, saat itu "yaudah, aku yang cepuin kalo kamu gak solat" kataku.

dia menyebik malas, raden terkekeh. aureola juga menyahut, "aku gak solat aja gak di centang, kok"

dia diam, merasa di skak. aku dan teman-temanku pulang. sedangkan raden masih dipaksa—

untuk berbohong.







a .Onde as histórias ganham vida. Descobre agora