Aku hanya bisa terdiam...

Ingin rasanya menghilang saat itu juga

Aku ingin beranjak pergi untuk menghindarinya tapi tertahan..

Saat dia bersujud di bawah kakiku..

Heyy..... apa yang dilakukannya????

"Ku mohon maafkan aku Team..."

Aku tidak mampu untuk berkata..

Semua yang terjadi masih sangat membuat kepalaku pusing

Dan aku sudah sangat lelah memikirkan semua itu

"Aku tau... kesalahanku sangat besar padamu.... tapi ku mohon berikan aku kesempatan untuk memperbaikinya"

Aku masih berdiri mematung tak tau harus berbuat apa

Bagaimana aku mengatakannya..

Bahwa aku tidak menyalahkannya..

Tapi aku juga tidak ingin bertemu dengannya..

"Team..... "

Tapi tidak bisa selamanya seperti ini kan...??

"Berdirilah"

Akhirnya untuk pertamakali aku mengatakan sesuatu selain 'terimakasih'

"Aku tidak akan berdiri sampai kau memaafkanku"

"Apa itu paksaan?"

"Bukan begitu.... tapi....."

"Kau selalu begitu.."

"Maafkan aku.... aku tidak akan begitu lagi"

"Tidak perlu berjanji..."

"Maafkan aku..."

"Aku ingin pulang.."

"Tapi rumahmu disini..."

"Tidak... aku ingin kembali ke rumah lamaku"

"Tidak Team... kau tidak boleh kesana"

"Jam bahkan belum berganti saat kau bilang tidak akan memaksaku lagi"

"Tapi disana berbahaya... bisa saja saat ini para preman itu mengintai rumahmu"

"Aku tidak peduli... aku bahagia disana"

"Mungkin kenanganmu tertinggal disana... tapi phi Win ingin kau disini"

Air mataku kembali membasahi pipi..

Saat ku dengar dia menyebut nama phi Win..

rasanya hatiku sangat sakit...

Bayangan penghianatanku kembali menjadi hantu dalam otakku

"Team.... tetaplah disini..ku mohon"

"Tapi aku tidak bisa.."

"Kau harus bisa"

"Kau memaksaku lagi?"

"Yaahh.... aku memang pemaksa.. tidak seperti phi Win yang tidak pernah memaksamu... tapi semua itu ku lakukan untuk melindungimu..."

Airmataku kian menderas..

Sungguh rasanya sangat sakit...

Dan aku tidak tahan dengan rasa sakit ini..

"Ku mohon tetaplah disini.... jika kau tidak nyaman dengan keberadaanku... biar aku yang pergi"

"Tidak.... ini rumahmu"

"Tapi....."

"Aku bukan siapa-siapa lagi disini saat phi Win tidak disini... jadi kau tidak perlu menghawatirkan orang asing sepertiku"

"Kau salah.... kau sangat berarti disini... mungkin phi Win sudah tidak disini lagi.. tapi dia menyerahkan tanggung jawabmu padaku"

"Aku sudah besar... aku bisa bertanggung jawab atas diriku sendiri"

"Kau tau aku pemaksa.... dan aku memaksamu untuk tetap disini"

"Tapi aku tidak bisa..."

"Bisa... kau harus bisa.."

"Aku....."

Aku menangis sejadinya...

Tidak tau apa yang ku pikirkan..

Tapi airmataku tidak ingin berhenti

Boun tiba-tiba memelukku..

Rasanya sangat hangat...

Kacau dalam otakku seakan menyusut begitu saja..

Aku tersadar dan mendorongnya untuk menjauh..

Tapi dia kembali mendekat dan memelukku..

Dasar tidak tau diri...!!

Dia tidak mau melepaskan dekapannya yang semakin erat padaku

Aku berusaha memukulnya tapi seolah pukulanku tidak berarti apa-apa

"Pergilah Boun.... ku mohon...."

Dalam tangisku.... aku mengingat semua kenangan dirumah ini...... bersamanya..

"Aku akan pergi... kau tidak perlu khawatir... tapi saat kau sudah tenang"

Boun merenggangkan dekapannya...

Menatap mataku dengan kesayuan..

"Katakan padaku apa yang kau rasakan... jangan menyimpannya sendiri.. biarkan aku menebus dosaku padamu"

Rasanya sangat sakit Boun kau tau???!!!

Sangat sakittt...!!!!!

"Aku tau kau merasakan sakit... tapi kau juga harus tau bahwa semua rasa sakit itu ada obatnya"

Apa dia bisa mendengar isi hatiku??

Obat apa??? Bahkan sakit ini tidak tampak oleh mata..

"Percayalah... aku akan mengobatimu"

tidak akan bisa Boun...

Hanya sia-sia saja...

Semua yang sudah terjadi tidak bisa terhapus...

"Jadi... biarkan aku mengobatimu... jangan menolaknya"

Apa maksudnya..??

"Aku memberimu waktu seminggu untuk menenangkan pikiranmu... lalu akan kembali membawa obat untukmu..."

Aku masih bingung apa yang dia maksud..

dan dia pergi begitu saja....

Bukan hanya dari kamarku..

Tapi dia pergi entah kemana..

Dan aku tidak peduli dengan itu..




















Kira-kira ke dokter mana Boun pergi mencari obat untuk Team yaaa???

Jan lupa vomen ya bebs

Khop khun kha

Rak na

Jub jub

Cinta Untuk Dia ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang