2. Kevin vs Aksa

918 72 32
                                    

Kevin membanting helmnya ke sofa. Membuat Rara menghentikkan kegiatan sarapannya. Dia menatap wajah kakaknya yang terlihat kesal.

"Kenapa lo?" ujar Rara sambil mengunyah roti di depannya.

"Ra tolong banget.." Kevin mengusap kasar wajahnya. Bergumam lelah menatap adiknya.

Seketika Rara menaruh rotinya. Mulai memperhatikan kakaknya. Jarang sekali Kevin sudah terlihat tidak mood pagi-pagi begini.
"Kenapa Pin?..."

"Gue minta tolong banget... Tolong ajarin pacar lo budi pekerti sejak dini." Kevin menatap adiknya lurus di matanya. Terkesan serius berucap. Kejadian tadi cukup menghantam ego seorang Kevin Adira.

Tidak paham sama sekali. Rara memperlihatkan wajah bingungnya,
"Haaa? Aksa? Ngapain lagi dia?"

30 menit lalu

Mari kita kembali ke apa yang terjadi setengah jam lalu. Kevin Adira menjalani harinya dengan tenang, berniat memanaskan motor seperti biasa untuk mengantar adik kesayangannya ke sekolah. Saat ini Rara masih sibuk mandi, dia nggak akan peduli apapun yang terjadi di luar sana sekalipun ada angin puting beliung.

Di tengah langkahnya dia mendapati seorang Aksara dengan seragam sekolahnya berdiri tegap di depan teras, tangan berlipat di dada dan menatap Kevin sinis.

"Bang. Mulai sekarang gue aja yang anter dan jemput Rara. Lo nggak dibutuhkan lagi." ucap Aksa tak gentar. Memainkan kunci mobilnya santai di tangannya.

"Pagi-pagi nggak gosok gigi ya lo? Busuk bener tu mulut. Gak. Gue aja yang anter." Kevin langsung memajukan langkahnya, mendongak dan merasa tersinggung.

"Gue aja." Aksa ikut maju tapi ditahan lengan Kevin. Masih tidak terima.

Kevin mendesah nafas kesal. Menggelengkan kepalanya kecil.
"Gue kakak kandungnya Sa. Dari kecil juga gue yang anter jemput Rara."

Aksa mantap hati. Tetap maju menuju pintu.
"Gue pacarnya. Udah saatnya dia sama gue."

"Sempak belagu bener. Baru jadian aja udah ngelunjak lo."

"Tolonglah bang. Biarin gue pacaran dengan tenang ngapa."

Satu alis Kevin terangkat naik. Dia memandang remeh niat baik Aksa.
"Rara nggak bakal betah naik motor butut lo."

Motor butut Aksa sudah jadi legenda juga di SMA Nusa Jaya, setingkat dengan mobil mini copper milik Arjuna. Meski Aksa juga punya motor bagus, selama ini dia lebih sering memilih naik motor bututnya.

Kata-kata Kevin itu cukup menyentak Aksa. Keningnya berkerut seketika,
"Siapa bilang?"

"Udahlah jauh lebih mending dia naik motor gue. Cakep sih Mona."
Kevin menunjuk santai Mona. Panggilan cinta untuk motor Ninja Kawasa*ki kesayangannya. Selama ini Mona selalu setia diantara badai dan kebahagiaan melaksanakan tugasnya mengantar dan menjemput Rara.

 Selama ini Mona selalu setia diantara badai dan kebahagiaan melaksanakan tugasnya mengantar dan menjemput Rara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Always 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang