I Hope it's Just a Dream [ Cho Kyu Hyun ]

1K 2 0
                                    

Aku tengah memandang wajah cantiknya yang entah kenapa kini berubah pucat. Sudah dari kemarin dia tidur di atas ranjang ini. Ranjang yang sangat dia benci. Ranjang rumah sakit. Nuansa di sini amat sangat tidak dia sukai. Tapi kenapa sekarang dia malah betah berada di sini?

"Hye-ya, jebal, bangunlah. Bukankah kau tidak suka tempat ini huh? Tapi kenapa kau sama sekali tidak beranjak dari tempat ini?"

Dia adalah Hye Sup. Song Hye Sup. Tunanganku. Kami akan menikah di akhir bulan ini. Tapi kemarin, aku mendapat kabar kalau dia masuk rumah sakit. Aku tidak tahu pasti penyebab dia masuk rumah sakit ini. Yang aku tau, di hari sebelumnya dia tampak baik-baik saja. Yah, sehari sebelumnya, aku sempat bermain di Lotte World dengannya. Itu adalah tempat favouritenya. Aku juga tidak tahu kenapa dia sangat suka permainan di sana. Apalagi yang memacu adrenalin. Padahal ku pikir dia wanita yang manja. Ternyata aku salah, dia bahkan menyukai permainan yang sangat berbahaya seperti itu.

"Kyuhyun-ah.." Terdengar sebuah panggilan merdu dan usapan halus di bahuku. Aku mengenali suara ini.

"Noona." Ucapku parau.

"Kau makanlah dulu. Kau belum makan dari tadi pagi." Ucapnya padaku.

"Aniya noona. Aku tidak lapar." Seruku.

"Ayolah Kyu, kau itu mau sampai kapan begini terus? Noona yakin Hye Sup akan marah jika tahu kau seperti ini."

"Aku bahkan merindukan omelannya noona." Ucapku. Tanpa terasa, bulir-bulir kristal itu mulai menuruni pipiku lagi. Ku rasakan tangan Ahra noona membelai pipiku dan menghapus air mataku.

"Uljimma.." Ucapnya padaku. Aku langsung memeluk tubuhnya. Aku benar-benar membutuhkan sandaran saat ini. Aku menangis di pelukan Ahra noona. Aku mendengar isakan dari Ahra noona. Dia menangis? Aku mendongakkan kepalaku, dan melihat ke arahnya, benar. Dia menangis.

"Noona kenapa?" Tanyaku.

"Noona sedih melihatmu seperti ini Kyu. Apa kau pikir Hye Sup tidak sedih jika dia tahu kau seperti ini sekarang?" Ucapan Ahra nooa sontak membuatku menunduk.

"Makanlah, walaupun hanya sedikit. Noona sangat mencemaskanmu."

Aku terdiam.

"Ayolah Kyu. Kau mau kalau nanti Hye Sup sadar dia melihat penampilanmu yang seperti ini hum?"

Aku sontak melihat diriku sendiri. Benar kata Ahra noona. Aku sangat berantakan. Baju yang belum aku ganti dari kemarin, rambut kusut, dan aku memang belum makan dari pagi.

"Tapi.."

"Noona yang akan menjaganya untukmu." Ahra noona langsung memotong ucapanku.

"Baiklah." Aku langsung berdiri. Mengecup kening Hye Sup terlebih dahulu, lalu berjalan ke luar ruangan.


*****


Aku kembali melangkahkan kakiku di sini. Seoul Hospital. Setelah aku mengisi perutku, dan mandi juga mengganti bajuku. Dengan senyum mengembang, membayangkan jika Hye Sup bangun dan melihat aku yang tampan ini. Langkahku terhenti di depan sebuah kamar. Saat aku hendak memutar knop pintu..

"Mwo? Tapi anakku tidak mempunyai penyakit seperti itu dokter." Terdengar suara Song ahjumma sambil terisak sedang berbicara dengan nada yang bergetar. Aku menajamkan indera pendengarku. Aku yakin ini ada kaitannya dengan Hye Sup.

"Tapi, menurut hasilnya seperti itu." Kali ini aku mendengar suara asing yang menyahuti omongan Song ahjumma. Yang aku yakini itu suara dokter.

"Itu tidak mungkin dok." Aku mendengar suara Song ahjumma kembali. Aku mengerutkan keningku. Tidak mengerti dengan arah pembicaraan mereka. Aku memutuskan untuk melanjutkan langkahku. Tapi, ucapan dokter itu seketika menghentikan langkahku.

Special BirthdayWhere stories live. Discover now