"Baiklah! Terima kasih sudah ikut berpartisipasi dalam acara kemah dadakan ini. Ku harap kalian tidak mengeluh dan masih bersemangat untuk selanjutnya." Jin tersenyum sambil memberikan pidato yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.

"Hyung, lain kali, kita harus lebih lama lagi jika berkemah." Bang Chan menimpali sambil menampilkan ekspresi konyolnya.

"Setidaknya, ini lebih menyenangkan daripada harus duduk diam mendengarkan para dosen yang mengoceh tidak jelas." Felix menggaruk-garuk hidungnya.

"Kapan kau akan suka kuliah, sih? Kerja mu, kan, hanya tidur di kelas." Han menimpuk pelan kepala Felix. Yang di timpuk hanya nyengir kuda.

"Apakah kita akan mampir ke festival makanan di bawah sana?" Sung Jun bertanya kepada Jin. Membuat yang lain menoleh ke arahnya.

"Tentu saja. Ku rasa, kalian tidak keberatan!" Jin memandang yang lain secara bergantian.

"Kami juga ingin pergi, hyung. Lagipula, jarang ada waktu bersantai seperti ini, kan." Hyunjin menimpali sambil membenarkan tas ranselnya. "Lagipula, mataku butuh penyegaran. Dari kemarin, yang di lihat hanya pemandangan yang menyebalkan." dia melirik saudari kembarnya yang berdiri diantara dirinya dan Han.

Semua paham apa yang dimaksud Hyunjin. Refleks, semua yang ada di situ tertawa. Soo Bi memukul kasar pundak kembarannya itu. Han hanya bisa ikut tersenyum.

"Baiklah! Mari kita pulang." Jin membubarkan kerumunan.

Semua masuk ke dalam mobil masing-masing. Yoongi dengan Ye Shi. Jin dan Sung Jun. Na Yoo dengan Taehyung, Soo Hee, Soo Bi dan Han. Yang lainnya masuk ke dalam van besar. Tempat berkemah mereka memang berada di perbukitan yang indah. Dan di desa di bawah, sedang berlangsung acara festival makanan tahunan. Jadi, mereka memutuskan untuk mampir dan mencoba. Sekalian makan. Kebetulan, mereka semua suka makan.

Mobil Yoongi dan Ye Shi berada di barisan paling belakang dari rombongan mereka. Jadi, ketika semua orang sudah menghentikan mobil dan menyeberangi jalan untuk ke tempat festival, tempat parkir dan tempat festival berseberangan, Yoongi dan Ye Shi baru saja menghentikan mobil.

"Sini!" Yoongi membantu Ye Shi membuka sabuk pengaman yang melingkari tubuh istrinya itu. Kebetulan, Yoongi sudah melepas sabuk pengamannya duluan.

"Terima kasih." Ye Shi tersenyum. Dan di balas dengan senyum gummy suaminya.

"Kembali! Tunggu! Akan kubukakan pintu." perintah Yoongi ketika Ye Shi mulai menggerakkan tangannya untuk meraih gagang pintu mobil.

Ye Shi akhirnya diam di tempat. Yoongi dengan cekatan segera turun dari mobil. Dia berputar melalui bagian depan mobil. Dan dengan sigap pula, membuka pintu.

"Pelan-pelan! Perhatikan langkah kakimu!" Yoongi membantu Ye Shi yang tampak agak kesusahan untuk bangkit berdiri dari kursi mobil. Maklum, perutnya sudah membuncit sangat besar. Apalagi yang di kandungnya anak kembar.

Yoongi dengan penuh perhatian, memegang lengan dan pinggang istrinya. Setelah Ye Shi berhasil keluar dari mobil, Yoongi segera menutup pintu mobil.

"Ah, aku lupa!" Ye Shi menepuk dahinya.

"Ada apa, chagiya?" tanya Yoongi ketika dia selesai mengunci otomatis mobilnya, dan melihat Ye Shi menepuk dahinya.

"Obat dan vitaminku ada di dalam koper. Aku harus meminumnya."

Yoongi tersenyum. Dia mengacak-acak gemas rambut istrinya itu. Dia pikir, ada sesuatu yang ketinggalan atau acara yang terlewat.

"Arrasseo! Arrasseo! Akan kuambilkan. Diamlah sebentar di sini. Jangan kemana-mana." Yoongi mencium pipi istrinya dengan sikap gemas. Dan hanya di tanggapi dengan senyuman.

Yoongi berjalan ke arah bagasi. Membukanya dan segera mencari dan membongkar koper yang di maksud Ye Shi tadi. Yoongi masih mencari sampai dasar-dasar koper.

Di tempat lain. Tetapi masih di arena parkir. Tidak jauh dari tempat mobil pasangan Min berada, ada sebuah truk makanan yang baru saja berhenti. Pengemudinya segera turun dan menerima panggilan yang tiba-tiba. Tanpa dia sadari, dia lupa untuk menahan rem mobil itu seperti yang biasa dilakukan. Apalagi, tempat parkiran itu menanjak. Itu karena tanah pegunungan. Mobil itu melaju ke bawah tanpa pengemudi.

Di sudut bawah, tepat di tempat Ye Shi berdiri, dia tidak melihat ada mobil yang sedang meluncur ke arahnya. Dia masih menatap Yoongi yang sibuk mencari obatnya.

"Apakah sudah ketemu?" tanya Ye Shi dengan sedikit nada tidak sabar.

"Belum. Dimana kau meletakkannya?" tanya Yoongi balik, tetapi, dia masih menunduk, dan tidak melihat Ye Shi dan truk makanan yang melaju tanpa suara itu.

"Hmmmm...." Ye Shi mencoba mengingat dimana dia meletakkan obat. "Ah, di tas tanganku. Maaf. Bukan di koper itu ternyata." Ye Shi berjalan menghampiri Yoongi.

"Ck.... Kenapa kau jadi pelupa, sih. Lain kali biar ak....." seketika, mata Yoongi terbelalak kaget.

Matanya menangkap laju mobil yang hanya beberapa meter lagi dari arah istrinya. Posisi Ye Shi sudah berada di samping bagasi belakang. Dan Yoongi berada di ujung bagasi yang lain.

"CHAGIYA!!!!!"

"YE SHI-AH...!!!!"

"NOONA!!!!!"

"EONNI!!!"

Terdengar teriakan dari mulut Yoongi. Dan bersamaan dengan Jin, Han dan Na Yoo yang juga kebetulan melihat mobil yang melaju ke arah Ye Shi itu.

Yoongi melangkahkan kakinya lebar-lebar. Dia berusaha menarik Ye Shi ke arahnya. Tetapi terlambat. Tubuh istrinya itu menghantam bagian samping depan truk itu. Terserempet dengan sangat keras. Tubuhnya melayang dan terlempar melewati Yoongi, agak jauh, tetapi cukup jauh hingga membuat Yoongi tidak bisa meraihnya.

Shock dan rasa tegang menyelimuti Yoongi dan yang lainnya. Saking tegang dan terkejutnya, telinga mereka tidak menangkap suara truk itu yang menabrak pagar tembok pembatas tempat parkir.

Sedetik kemudian, dengan panik, Yoongi menghampiri istrinya yang jatuh. Tangan Ye Shi melingkupi perutnya. Itu otomatis dia lakukan untuk melindungi perutnya dari hantaman aspal tempat parkir. Tetapi, kepalanya membentur jalan dengan keras. Tubuhnya bergetar hebat.

Dengan panik dan hati-hati, Yoongi meraih kepala Ye Shi, dan meletakkannya di atas pangkuannya. Darah segar menetes dari pelipis Ye Shi yang menghantam aspal.

Life After Marriage [Min Yoongi]Where stories live. Discover now