Jilid 1

23 3 0
                                    

Ini sebuah kisah
tentang anak lugu yang tak sempurna
dan rasanya yang sulit ia ucapkan.
Sebuah kisah anak remaja
dan dunianya
serta masalahnya.

Mereka berkata cantik itu tak harus sempurna secara fisik. Tapi mengapa itu yang mereka dambakan dan agungkan?


          Aku yakin, pasti kita semua pernah  bercermin dan berkata dalam hati mengenai kekurangan ditubuh kita.
"ih kok gua gendut banget ya?"
"ih jerawat gua banyak banget!"
"ih hidung gua pesek!"
"ih kulit gua iteman deh!"



        Nama aku Kamaniai Navya. Biasanya orang-orang memanggilku Navy. Tahun ini adalah tahun keduaku di SMA. Aku merasa tahun pertamaku sedikit hambar dan tak semulus harapanku.



Throwback kelas 1 SMA

Semua mata memandangku.
Mereka semua membicarakanku.

"Itu siapa sih yang pakai kacamata tebal ?" kata salah satu orang disana.

"Yang mana yang pake poni?" kata temannya lagi

"Iya, culun banget ya! Hahaha!"

"Gendut, culun lagi hahahaha!"

Ya itu yang mereka bicarakan. Mereka mungkin menganggap aku tak mendengarnya. Namun angin selalu berpihak kepada orang-orang yang terhina.

       Masa orientasi adalah cobaan yang cukup berat bagiku kala itu. Suatu saat kita semua dibagi menjadi beberapa kelompok. Jujur itu adalah hal yang sedikit kubenci. Aku takut mereka semakin mengenalku dan menertawakanku lebih dalam.

"Navy, kamu kelompok ini juga?" kata temanku yang baru saja kutahu ia bernama Serena.

"Eh, iya" kataku dengan sedikit rasa khawatir.

"Tuh Dit! Si Navy ada di kelompok kita!" teriak Serena sambil mengajak seseorang yang ternyata bernama Ditto.

" Eh Navy! Apa kabar! Gila-gila! Gak nyangka gua sekelompok sama lu" ucapnya ditambah menepuk pundakku.

Paras Ditto memang bisa dibilang cukup tampan. Kaki jenjangnya serta muka mulusnya melengkapi penampilannya. Namun aku tak tahu ada yang mencurigakan darinya. Apa ini firasatku saja?

"Hahahaha bisa ajah lu Ditt!" kata Navy sambil menyembunyikan tawa kecilnya.

"Navy hari ini udah makan? Oh iya kamu pasti gak pernah lupa makan, ehmm capek gak tadi kegiatannya?" tanya Ditto

"hmm... biasa ajah" jawabku

" Ditt udah lah, cukup-cukup buat hari ini." kata Serena

"Bentar Ser, dikit lagi.."

"Ditt udah ah kasian hahaha.."

  Ya aku tahu, sebenarnya mereka mengujiku. Mereka menertawakanku dibelakang. Aku tak  memusingkan hal itu, anggap saja itu sedekah. Setidaknya aku bisa membuat mereka tertawa sesaat. Walau sebenarnya itu sedikit mengusikku.

Throwback off
   

        Hari ini hari yang cukup cerah namun aku harus kembali ke sekolah. Aku tak masalah dengan kegiatan belajarnya, itu hal yang aku gemari. Namun, bergaul.. rasanya seperti harus terjun ke dasar laut. Takut dan dingin.
Aku bersyukur di tahun kedua ini aku memiliki cukup banyak teman. Namanya Amel, gadis cerewet dan juga sedikit pemalu. Kami berasal dari lingkungan yang sama. Namun setelah kuhitung-hitung hanya dia temanku. Yang lain, mungkin aku akan melihatnya di lain waktu.













Hellow🌻
Akhirnya judul kedua aku udh published!!!
Semoga kalian suka ya🤎
Jangan lupa vote terus okay!
Stay Safe All🪐

BerandangWhere stories live. Discover now