If

1.8K 108 1
                                    

Kyungsoo Pov's

Bisa dibilang, menunggu sesuatu yang tak pernah pasti adalah sesuatu yang menyakitkan. Apalagi jika yang kita tunggu adalah "Seseorang"

Tak terbayang sudah berapa lama aku menunggu 'Namja itu'. Mungkin lebih dari 3 tahun sejak aku masih kelas satu menengah pertama. Dan berapa kalipun aku berusaha untuk membuat 'nya' tau aku adalah pengagumnya, kali itulah aku selalu gagal. Dan sampai saat 'Namja itu' lulus sekolah menengah pertama, aku masih belum juga bisa membuatnya jadi tau siapa diriku.

Menyedihkan memang, tiga tahun menunggu hanya untuk namja itu mengerti jika aku menyukainya, tapi namja itu sama sekali tidak memperdulikanku. Dia selalu cuek namun juga seolah memberiku harapan. Dan harapan itulah yang membuatku bertahan untuk menunggunya. Meski entah sampai kapan...

"Kyung, mau sampai kapan kamu duduk melamun begitu? Hujannya sudah reda sejak tadi. Apa kau tak mau pulang, eoh? " Seru Baekhyun menyadarkanku yang tengah melamun memandang kearah jendela yang terkena cipratan air hujan yang tidak kusadari bahwa hujannya sudah berhenti sejak beberapa waktu yang lalu. Ah, iya. Baekhyun adalah sahabatku. Sekaligus teman sebangku.

"Ne. Tunggu Baek" Sahut ku bergegas meraih tas slempang ku dan beranjak bangkit.

"Melamun apa sampai tak sadar hujannya berhenti, eoh? " Tanya Baekhyun menatapku penasaran.

Aku hanya terdiam tak menjawab. Melangkah pelan diriku meninggalkan kelas dan Baekhyun. Membuat namja itu langsung bergegas mengejarku dengan wajah cemberut.

"Ya.. Ya.. Ya.. " Jawabnya untuk diri sendiri. Yang secara tidak langsung bermaksud menyindir ku.

"Apa sih, Baek? " Dengusku kesal.

"Ya' kau itu mengacuhkan sahabatmu yang sedang bertanya. Tidakkah itu keterlaluan? " Tegur Baekhyun ikutan kesal. Mendesah berat diriku memakluminya.

"Aku memikirkan Chanyeol. Kau paham? " Jawabku tegas. Merengut ekspresi Baekhyun dan membuatku penasaran. "Wae? "

"Kenapa selalu dia yang kau pikirkan? Apa begitu besar cintamu padanya, eoh? Bukankah selama ini dia selalu dingin padamu? Mengacuhkanmu?" Omel Baekhyun. "Kyung, sekarang Chanyeol kan sudah sekolah menengah atas, mungkin disana dia sudah punya pacar"

"Yang aku pikirkan bukan tentang rasa cintaku. Tapi aku hanya ingin dia paham saja jika yang sebenarnya menyukai dirinya itu adalah aku. Bukan kamu" Ujarku ketus. Baekhyun langsung terdiam seolah ia ingat kembali tentang kejadian itu.

Ya, kejadian yang membuat Chanyeol salah paham dan mengira namja bernama Kyungsoo yang menyukainya adalah Baekhyun. Itu karna setiap kali kita tak sengaja bertemu, Baekhyun pasti heboh sendiri dan berusaha mencuri perhatiannya ketika dia bersama teman-temannya. Sementara aku yang terlalu pemalu dan diam, bahkan kadang ingin menghindar karna saking gugupnya. Sebab itulah Chanyeol jadi salah paham kalau Kyungsoo itu adalah Baekhyun.
Padahal saat itu, maksud Baekhyun adalah baik. Ia ingin membantuku untuk memberitahunya jika aku adalah Kyungsoo. Namja yang menyukainya.

Sejak kesalahpahaman itulah, aku semakin sulit mendekatinya. Bahkan ingin menyapa saat berpas-pasan saja sungguh susah. Dia akan dengan cepat menghindari kami dan menjauh.

Pernah suatu ketika aku mencoba mengirim chat di nomor ponsel pribadinya yang kebetulan aku dapat nomornya dari temanku yang mengenalnya. Alhasil, dia tak pernah membalas pesanku dan baru beberapa hari setelahnya, ia membalas dengan tulisan singkat dan datar. Siapa.

Kejadian itu sudah berlalu dan kini aku masih bingung apakah dia tetap merasa salah paham atau dia memang tak ingin memperdulikannya.

"Mianhae.. " Lirih Baekhyun merasa tak enak hati. "Aku tak bermaksud membuatnya salah mengira jika kau adalah aku. Lagi pula, bukankah kau bilang dia sudah mengetahuinya? "

Mendesah berat diriku dan melirik lirih Baekhyun. "Aku juga tak yakin Baek. Mungkin dia berbohong"

"Bersabarlah.. " Ucap Baekhyun "Eh, gimana kalo kita udah lulus nanti, kita sekolah di tempat sekolah Chanyeol? Dengan begitu kita bisa bicara padanya soal kesalahpahaman nya pada kita"

"Mwo? " Mendelik kaget diriku dengan mata membulat sempurna. "Apa kau sudah tak waras? Untuk apa juga kita satu sekolah dengan Chanyeol hanya untuk menjelaskan kesalahpahaman itu? Kau mau membuatku semakin malu dan dianggap terus menguntit dia? " Gerutuku kesal. "Tidak aku tidak mau. Itu memalukan, Baek"

"Kau itu bagaimana sih Kyung, bukankah kau menyukainya dan ingin dia tau siapa kau sebenarnya. Membereskan kesalahpahamannya. Tapi diajak untuk sedikit usaha tak mau" Ledek Baekhyun.

Terdiam diriku tak bisa menjawab. Mungkin ucapan Baekhyun ada benarnya juga. Hanya saja, aku tak mau seakan menjadi terobsesi dan terlihat murahan begitu. Aku hanya ingin semua berjalan dengan seadanya saja. Dia mengerti kebenarannya, aku bersyukur. Tapi jika tidak, aku juga tidak bisa memaksa.

.

.

.

Malam harinya, aku terdiam didalam kamar dengan wajah lesu sambil memegang ponselku. Tiba-tiba saja teringin diriku untuk mengirim pesan pribadi pada Chanyeol tapi aku merasa takut. Kutahan keinginanku yang tiba-tiba menggebu ini. Setelah teringat diriku akan janji yang pernah aku ucapkan untuk diri sendiri. Yaitu ketika Chanyeol tak pernah membalas pesanku hingga membuatku sedikit kesal padanya. Dan kalaupun membalas, dia sangat cuek seakan sok jual mahal.

Perlu beberapa waktu diriku berperang dalam batin hingga akhirnya aku menyerah dan meletakkan ponselku diatas meja belajar.

Beranjak diriku menuju ranjang dan memilih untuk beristirahat.


*Bersambung*

IF (End) Where stories live. Discover now