Hujan

633 90 2
                                    

Kyungsoo Pov's

Kutekan bel pintu rumahku yang sesaat kemudian pintunya pun terbuka. Seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibuku, langsung terkejut merengut ketika melihat diriku yang berdiri bersama dengan seorang namja jangkung disebelahku dengan tubuh basah kuyup. Di tengah perjalanan pulang, kami kehujanan dan Chanyeol tak membawa mantel hujan.

"Aigoo.. Kalian kehujanan ya? Ayo cepat masuk" Ujar ibuku yang langsung heboh menyuruh kami segera masuk kedalam rumah.

Chanyeol tampak malu-malu mengekori langkahku. Mungkin ia canggung bertemu ibuku. Sebenarnya, tadi ia menolak saat hendak aku ajak untuk mampir. Tapi karna aku paksa, akhirnya dia mau menuruti permintaanku. Rasanya senang setengah tak percaya bisa membuat Chanyeol mau mampir kerumahku. Jujur saja, aku kepikiran padanya. Meskipun kepalanya terlindungi oleh helm yang dipakainya, tapi tubuhnya yang hanya mengenakan kaos berlengan pendek dan celana basketnya, telah basah kuyup semua.

"Ajak temanmu itu bersihkan diri dulu. Aku akan menyiapkan teh hangat untuk kalian sekalian menyiapkan makan malam" Suruh ibuku seraya sibuk menuju ke dapur.

"Ne, eomma.. " Sahutku. Lalu berbalik menatap Chanyeol. "Senior, ayo ikut aku kekamar. Kau harus ganti baju"

Chanyeol hanya mengangguk polos. Ia kemudian mengikuti langkahku menuju kamarku yang ada dilantai atas. Rumahku memang tidaklah luas dan megah. Rumah berlantai dua peninggalan dari ayah, berbentuk minimalis namun semua penataan ruangannya sangat rapi. Bagiku, rumah ini adalah tempat ternyaman yang pernah ku huni. Sebelumnya aku pernah tinggal di apartemen.

Kubuka pintu kamarku yang tak terkunci. Aroma khas dari parfum ruangan seketika merebak dan membuat penatku sedikit hilang. Chanyeol tampak masih berdiri didepan pintu. Membuatku sedikit mengernyit heran.

"Masuklah seonbaenim. Tak apa" Ujarku mempersilahkan. Chanyeol akhirnya merespon dan langsung melangkah masuk.

"Jadi ini kamarmu? " Tanyanya menyelidik. Ia memperhatikan isi kamarku yang tertata rapi.

"Ya. Maaf jika ruangannya sempit.. " Seruku.

"Aniya.. Bukan itu yang aku pikirkan. Kamarmu terasa nyaman dan... Sangat rapi sekali" Pujinya sambil tersenyum. Menunduk malu diriku mendengarnya.

"Ibuku akan marah jika melihat kamarku berantakan.. " Jawabku.

"Mungkin karna terlalu disiplin" Sahut Chanyeol. Aku mengangguk mengiyakan.

"Oh ya, seonbaenim bisa gunakan kamar mandi disitu kalau mau membersihkan diri. Nanti akan aku carikan baju yang pas untukmu" Ujarku kemudian seraya menunjuk kamar mandi sempit diujung ruangan.

"Bisakah kau panggil aku dengan sebutan Chanyeol saja? Aku merasa terganggu dengan panggilan senior" Sahut Chanyeol lembut.

Tersentak diriku merasa canggung. "Tapi kan.. "

"Panggil Chan juga tak apa" Selanya cepat memotong ucapanku.

"Bagaimana dengan Hyung? " Pintaku polos. Tak enak rasanya harus memanggilnya dengan menyebut langsung namanya. Kecuali saat membicarakannya dengan orang lain.

"Hyung? " Chanyeol sedikit merengut. Mungkin karna merasa asing. "Baiklah" Ucapnya yang lantas setuju.

"Ok, Hyung.. Tunggu sebentar" Segera ku berlari kecil menuju lemari pendek yang ada disebelah tempat tidur. Lalu mengambilkan satu handuk kering padanya.

"Hyung pakai handuk ini saja" Ku sodorkan handukku yang baru tersebut kepadanya. "Segeralah mandi supaya tak masuk angin"

"Lalu bagaimana denganmu? " Tanya Chanyeol bingung

IF (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang