Shen Qingqiu

1.2K 116 127
                                    

"Qingge, kita akan bahagia bersama.."

"Aku menerimamu, aku ingin menikah denganmu."

"A Yuan.."

Setetes embun meluncur turun dari kelopak bunga segar menuju batangnya yang ramping, sebelum menghilang terserap di kedalaman tanah basah.

Liu Qingge bersandar di tepi jendela, menatap kosong pada figura di jemarinya. Potret yang lembut dari kedua pria yang terlihat harmonis.
Mata yang dalam dari sosok Liu Qingge dipenuhi kasih sayang menatap Shen Yuan yang sedang memilah bunga-bunga yang di rawatnya. Tanpa memperhatikan Qingge di belakangnya, Shen Yuan  tersenyum manis, masih sibuk mengamati tanamannya.

Itu hanyalah sebuah potret, sesuatu yang ditinggalkan dari salah satu kebahagiaan yang pernah dimilikinya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu hanyalah sebuah potret, sesuatu yang ditinggalkan dari salah satu kebahagiaan yang pernah dimilikinya. Nampak kontras dengan keadaannya saat ini. Wajah itu masih sama seperti biasanya, tanpa ekspresi yang berarti.

"Qingge, tersenyumlah."

"Aku tidak mudah tersenyum."

Peninggalan kebahagiaan lainnya, hanyalah sebuah kenangan yang abstrak, tak tersentuh. Namun lebih menyayat jiwanya, melekat dengan erat dalam pikiran sehingga dengan mudah menyentuh titik terlemah hatinya.

"A Yuan, aku akan tersenyum setiap hari untukmu." Sudut bibirnya terangkat sebelum menciptakan seulas senyum. Shen Yuan pasti akan senang melihatnya seperti ini, bukan?

Liu Qingge tersenyum.

Namun, siapapun yang melihatnya tidak akan mampu merasakan ketulusan dari lengkungan di bibirnya, karena memang sama sekali tidak ada kebahagiaan disana. Memilukan.

Tiada yang bisa memahami seberapa dalam luka itu menembus pertahanannya. Tidak ada yang menyadari bahwa dirinya sedang dilanda oleh perasaan duka yang mendalam, karena wajah itu masih tetap sama. Tanpa ekspresi. Tidak akan ada yang tahu, jika saja bulir bening itu tidak terjatuh dari sudut matanya untuk mengungkapkan kesedihannya.

Kuku-kuku jarinya mencengkeram lebih erat pada figura dalam genggamannya.

Perpisahan itu terlalu memaksa. Mereka bahkan tidak sempat untuk mengucapkan selamat tinggal satu sama lain. Tidak ada kesempatan, tidak ada waktu di lain hari. Shen Yuan telah pergi meninggalkannya. Dan tidak akan pernah kembali.

****

Pada kenyataannya di hari ketika Liu Qingge melamar Shen Yuan, tidak berakhir dengan baik seperti yang diharapkan. Kebahagiaan yang mereka bawa tidak mampu bertahan sampai hari berganti.

Shen Yuan kembali termenung di depan jendela, seperti yang dilakukannya tadi siang. Ia mendongakkan kepala melihat keluar jendela. Tidak ada apapun. Malam terlihat suram. Tanpa cahaya, tanpa rembulan.

Tanpa sadar tangannya menyentuh cincin di jemarinya yang putih. Benda berkilau yang melingkar di jemarinya tampak sangat pas. Manis. Bibirnya mengulaskan senyum tipis. Dengan pikirannya yang kembali melayang pada saat Liu Qingge melamarnya, ia tidak bisa membantu namun pipinya bersemu merah.

Between UsWhere stories live. Discover now