👑💎

408 47 50
                                    

Di lain hari Hangyul menginap di hotel bintang lima yang sama. Dengan sengaja kali ini. Semalam ia habis berpesta, jadi ia memutuskan untuk menyewa kamar. Dan karena ia sedang menikmati masa masa liburnya, ia bisa bersantai dan beristirahat lebih lama.

Hingga keesokan harinya ia terbangun di siang hari. Menyerahkan kartu kunci, melakukan check out di meja resepsionis.

Secara kebetulan pada jarak sepuluh langkah darinya ia melihat seorang pria dengan penampilan perlente. Mengenakan pakaian formal dengan begitu tampan dan rapi. Pria itu tampak bersalaman dan mengobrol dengan akrab dengan orang orang penting, salah satunya adalah CEO perusahaan TV dimana Hangyul berprofesi. Sisanya adalah beberapa presdir dari perusahaan lain yang pernah Hangyul temui, dan begitu ia hormati. Tidak semua orang bisa bersalaman dan mengobrol sekasual itu dengan para petinggi itu.

Masalahnya, pria tampan itu seperti Hangyul kenali. Seseorang yang pernah melayaninya di bar hotel ini, juga seseorang yang menolongnya malam itu.

Ia bertanya pada sang resepsionis siapa pria itu.

"Tuan Cho Seungyoun. Beliau adalah pemilik hotel ini, tuan," jelas wanita itu dengan ramah.

Reaksi Hangyul?

Kau sudah bisa menebaknya.

Automatically mental break down.

Seorang pria yang Hangyul tidak pernah bersikap ramah padanya sama sekali. Yang selalu ia bentaki tanpa henti. Meski pria itu selalu melayani Hangyul sepenuh hati.

Adalah seseorang yang memiliki hotel paling mewah di ibukota ini?

Ia merasa bodoh.

Sangat sangat bodoh.

Bukan karena ia bersikap kurang ajar pada seseorang yang bahkan CEO dia saja begitu menghormatinya.

Tapi lebih karena ia merasa dibodohi.

Pria itu telah bersikap seakan akan dia benar benar adalah seorang bartender. Hanya orang biasa. Bukan siapa siapa. Seseorang dari kalangan bawah yang membutuhkan uang. Layak untuk diinjak injak harga dirinya.

Ternyata Hangyul salah besar.

Ia jadi sangat menyesal dengan perbuatannya.

Ia mengucap terima kasih pada wanita itu dan pergi menuju bar. Berharap akan bertemu dengan Seungyoun kembali.

Selesai dengan urusannya bersama para petinggi, Seungyoun tanpa sengaja melihat seseorang yang disukainya memasuki bar. Pintu tempat itu memang berada tidak jauh dari meja resepsionis. Dan karena di hari yang berkesan beberapa hari lalu itu ia tidak sempat meminta nomor telepon Hangyul, ia tidak akan melewatkan kesempatan kali ini.

Jadi ia memasuki bar untuk menemui Hangyul.

Tatkala melangkah masuk ke dalam ruangan, ia bisa melihat Hangyul duduk sendirian di meja bar. Tampak memakan roti isi dengan segelas jus apel di sisinya. Seungyoun tersenyum lebar.

Ia memasuki bagian dapur di balik sekat bartender, melepas jas dan dasi yang mencekiknya. Menyisakan ia yang mengenakan kemeja putih dan vest. Membuka kancing teratas dan menggulung sepasang lengan kemeja itu. Membuatnya benar benar terlihat seperti seorang bartender.

"Song Yuvin!" Bisiknya keras sambil mengintip dari balik sekat itu. Ia baru saja memanggil seorang bartender yang sedang melayani Hangyul.

Yuvin membulatkan mata terkejut. Lagi lagi presdirnya ini turun ke sini setelah terakhir kali melakukannya beberapa malam yang lalu.

"Tuan Cho Seungyoun?!"

Seungyoun mengisyaratkan gestur dimana ia meminta Yuvin untuk datang padanya. Yuvin sebagai pekerja segera patuh pada sang atasan tertinggi.

A Blessing in Disguise 🗑 Seungyul [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang