I'm Alpha Damian [END]

Part 9

"aiiishh...
Daniella.. Dasar pengganggu...
Bisakah ketuk pintu dulu sebelum masuk kamarku...!?"
Alpha damian mengacak acak rambutnya kasar sambil berjalan mengunci pintu.
Begitu alpha damian menutup pintu dan menyisakan kami berdua, suasana menjadi awkward.
Aku masih diam membeku sambil menunduk dengan punggung masih menempel di dinding kamar kami.

Alpha damian melangkah perlahan menuju ke arahku. Aku gugup.
Astaga.
Aku seperti dejavu seolah pernah mengalami hal ini. Tapi kenapa aku masih sangat gugup?

"maafkan kelancangan daniella..
Sampai dimana kita tadi...?"

"hah?"
Aku langsung mendongak mendengar kata kata yang meluncur dengan bebas dari mulut manisnya.
Apa yang baru saja ia katakan? Ia menanyakan perbuatan yang secara spontan ia lakukan padaku.

"hahaha...
Maaf... Maaf aku hanya bercanda.."
Alpha damian tertawa lepas.
Ia tertawa melihat wajah cengoku.
Ish, apa apaan sih.
Kenapa ia jadi suka meledekku begini?

"tapi kalau mau dilanjutkan, aku juga sudah siap sayang..."
Alpha damian mendekatkan wajahnya pada telingaku. Ia berbisik tepat di telingaku.
Bukan berbisik lebih tepatnya mendesah.
Ia sengaja menggodaku.
Astaga, apa benar perkataan orang orang yang mengatakan kalau alpha damian itu pria dingin dengan segala pandangan mengintimidasinya?
Tapi sekarang pria yang berdiri di hadapanku ini sangat suka meledek, banyak bicara dan juga suka menggodaku.
Mungkin ia berubah saat bersamaku.
Aku menyukainya.

"jangan dipaksakan...!
Kalau kamu masih belum siap menerimaku dalam dirimu, aku akan setia menunggumu...
Tapi kumohon jangan terlalu lama ya..
Kau tau kan?
Seorang alpha memiliki tingkat nafsu gairah jauh lebih tinggi dibanding wolf biasa..."
Alpha damian tersenyum manis sambil kembali mengenakan kemeja yang berwarna abu abu yang tadi dipakainya.
Apa aku salah jika meminta waktu lagi.
Tapi aku takut ia berpaling dariku karena tak bisa melayaninya.
Aku takut ia berpaling pada wanita lain.
Bukankah seorang istri wajib menyuguhkan pelayanan yang terbaik agar suaminya tak jajan diluar?
Ku akui memang libido seornag alpha jauh lebih tinggi dari wolf biasa, bisa sampai 2 kali lipat.
Sebab alpha memang memiliki naluri untuk meneruskan keturunan dari keluarga alpha suatu pack.

"tunggu dulu...!"
Alpha damian telah mengenakan pakaiannya dengan rapi. Tapi aku menahan lengan kekar dan berototnya.
Semoga saja keputusanku ini benar.
Aku tak ingin kehilangannya. Jujur benih benih cinta mulai merasuki hati dan pikiranku.
Aku tak ingin ada wanita lain yang bisa memuaskannya selain aku.

Alpha damian menolehkan kepala nya ke arahku setelah melihat tanganku yang menahan lengannya.

"ada apa?
Kau perlu sesuatu...?"
Matanya menatapku lama.
Ia menyipitkan mata saat aku tak kunjung mnejawab pertanyaannya.
Hatiku masih bimbang untuk melakukannya.
Tapi ku tak ingin kehilangannya.
Aku gugup dan bingung bagaimana cara mengatakan keinginanku yang bisa dibilang mengejutkan ini.

"eumm..
Bisakah kita melanjutkan permainan kita tadi...?"
Aku menunduk dalam.
Aku malu sekali.
Seolah olah aku meminta belaian darinya.
Seakan aku ingin di sentuh dan dijamah olehnya.
Tapi bukankah dia suamiku?
Jadi sah sah saja kan?

"coba katakan lagi..!
Apa aku tak salah dengar..?"
Alpha damian mendekatkan telinganya di wajahku.
Astaga, ia menginginkan aku mengulangi perkataan ku tadi. Tidak ah.
Aku kan malu.
Biarlah.. kalau ia berpura pura tak mendengarnya, aku tak akan melayaninya.

"ah tidak jadi..."
Aku melepas peganganku di lengannya dan berbalik badan hendak pergi ke kamar mandi.

"tunggu dulu, sayang...
Maaf ya...
Aku tadi mendengarmu..
Hanya saja aku terkejut mendengar perkataanmu..
Tentu saja aku mau melanjutkan permainan kita tadi...
Tidakkah kau lihat juniorku sudah tegang sejak menciummu tadi...?"
Alpha damian melirik ke arah juniornya yang terlihat agak menonjol dibalik celana bahan yang ia gunakan.