"Ambil tasmu."

"Mu? Tumben Yeonjun nggak pake lo-gue?"

"Katanya lo nggak kebiasa pake lo-gue, terus nggak cocok? Yaudah gue yang biasain pake aku-kamu biar kita ngobrolnya cocok."

"O-oke.."

"Ambil tasnya."

"Kita.. mau kemana?"

"Nyelesain apa yang harus diselesain. Lagian abis jam istirahat terus beberapa pelajaran lagi kamu bakalan pulang duluan kan?" Beomgyu ngangguk.

"Tumben Yeonjun ngajakin aku jalan, Yeonjun hari ini aneh deh."

"Aneh gimana?"

"Kan biasanya.. nggak peka."

Yeonjun ngerasa deja vu lagi, "kamu masih sama ya. Jujur banget."

"Jujur kan perbuatan baik. Bentar aku ambil tas."

─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───

Yeonjun sama Beomgyu nyusurin jalan setapak yang memutar sebelum sampai ke perumahan mereka. Mereka duduk dulu sebentar dipinggiran danau saking panjangnya perjalanan mereka.

Yeonjun nempelin sekaleng minuman dingin ke tangan Beomgyu ketika anak itu terbengong cukup lama.

"Makasih," tuturnya setelah terkaget oleh aksi Yeonjun.

"Boleh aku liat lukanya?"

"Uhuk-uhuk-uhuk, a- apa? Uhuk-uhuk!"

Yeonjun ngelus-ngelus punggung Beomgyu, "ekhem! Yang bener dong."

"Luka apa?" Tanya balik Beomgyu seakan nggak ngerti arah pembicaraan ini.

"Rasanya kayak mimpi. Tapi seseorang nyuruh gue untuk percaya kalo itu semua bukan mimpi. Lo hadir di kehidupan gue sekarang sampe gue reinkarnasi lagi, dan selamanya. Jadi lo harus kasih tau gue semuanya!"

"Kok jadi lo-gue lagi?"

"Oh iya, maaf. Aku nggak kebiasa."

"Kalo Yeonjun lebih nyaman kayak gitu gapapa kok," tuturnya tersenyum. Senyumnya manis dan tulus rasanya tenang melihat senyuman orang yang duduk tepat di sebelah Yeonjun ini.

Bukan lagi senyuman sarkasme.

"Udah, nggak usah ngalihin topik. Gue tau hampir semuanya tentang lo dan mungkin.. masa depan lo?"

"Masa depan? Apa masa depannya!?"

"Kita nikah, punya anak, perusahaan bersatu, berjaya terus tua bareng, punya cuc-" Beomgyu udah ketawa lagi sebelum Yeonjun selesaiin cerita kehidupan mereka, "kok ketawa?"

"Kok kayak cerita dongeng? Rasanya nggak mungkin banget.."

"Nggak mungkin ap- Gyu lo mimisan!" Beomgyu menahan darah yang terus mengalir dari hidungnya. Berjalan ke depan sungai kemudian mencuci hidungnya yang terus mengeluarkan darah, "lo tau kan di deket sini ada rumah sakit? Gue tau lo sakit apa. Kalo lo nggak mau jujur sama gue, gue sendiri yang bakal nyeret lo kesana buat liat hasilnya pake mata kepala gue."

"Kalo udah tau, kenapa pengen tau lagi?"

"Gue pengen denger langsung dari mulut lo."

"Kalo Yeonjun masih butuh kenapa musuhan?"

"Musuhan? Sama siapa?"

"Soobin."

"Emang gue belom baikan?" Beomgyu menggeleng.

"Yaudah, gue minta maaf besok. Sekarang lo harus kasih tau-"

"Kalo minta aku untuk tinggal kenapa Yeonjun yang ninggalin?"

"... Gue? Ninggalin?"

"Bagus. Bagus hari ini Yeonjun balik ke sekolah. Hari ini hari terakhir kita ketemu, aku mau pulang, aku lemes," tutur Beomgyu berdiri, mengambil tasnya dengan susah payah.

Yeonjun menarik tangan Beomgyu hingga mereka jatuh kembali ke rumput, "aww!"

Yeonjun meluk tubuh Beomgyu kemudian mengecup lama kepalanya, "maaf."

"Aku udah stadium 3, hampir nggak mungkin untuk sembuh. Nggak ada harapan lagi. Mestinya Yeonjun-"

"Mestinya gue nggak usah suka sama lo, sayang sama lo, cinta sama lo? Lo pikir gue bisa milih suka sama siapa? Lo pikir gue bisa nahan perasaan gue?"

"Aku sayang sama Yeonjun. Yeonjun nggak boleh sakit lagi.."

"Gue juga sayang sama lo. Banget. Gue pengen kita nikah."

Beomgyu menggeleng, "pernikahan kita bakalan sad ending."

"Gue nggak peduli, gue pengen lo di sisi gue."

"Yeonjun tau tentang papa?" Yeonjun mengangguk.

"Denger, kalo lo lagi di masa paling sedih lo, gue bakalan ada saat itu, rumah kita sebelahan inget? Dan gue bakalan nerobos rumah lo gimanapun caranya. Gue bakalan selalu ada pas lo butuh gue."

"Beneran?"

"Just trust me. I won't be late."

"O-okay.." Beomgyu mendekatkan wajah mereka, mengecup bibir Yeonjun sekilas.

"Nakal ya sekarang! Pegangan yang erat we will fly!" Yeonjun berdiri, menggendong Beomgyu ala koala setelah itu berlari mengelilingi rerumputan.

Beomgyu membuka tangannya lebar-lebar tertawa didalam pelukan Yeonjun. Ya, ia merasakan sakit. Ya, tubuhnya panas, tapi kehadiran Yeonjun kembali membuat Beomgyu merasakan perasaan-perasaan berbeda yang ia sukai.

"I love you Yeonjun!!!"

"Love you too, dear."

To be continued

Udah mo end gess :)))

[2.0] ifyoureGhost; Yeongyu/Yeonbeom/BeomjunWhere stories live. Discover now