🐶 | Letter

51 2 3
                                    

Libur akhir tahun hampir usai.

Gadis bernama Hyun Alyn, yang masih saja tidak merubah resolusi awal tahunnya untuk tetap rabahan saja di ranjang kesayangannya, seperti saat ini.

Libur akhir tahun ada sekitar tiga hari lagi. Tidak ada teman, tidak ada mainan, tidak ada liburan, tidak ada hal menarik selama libur. ujar Alyn dalam hati.

Sebernarnya..

Uang? Ada.

Teman? Ada.

Tujuan? Tidak ada.

Nah itu. Alyn bingung sekali menghabiskan waktu liburannya dengan cara bagaimana.

Mau mengajak teman-teman jalan, tetap saja, mereka memilih untuk berjalan-jalan dengan keluarganya dan ada juga yang dengan pacarnya.

Alyn? Jangan ditanya, Alyn tidak punya pacar.

Jadi, jangan berpikir kalau kemarin ia akan malam tahun baruan bersama pacar, sudah pasti itu tidak mungkin.

Hingga akhirnya, hari ini ia bosan dan ia ingin mencari jajanan di luar.

Setelah mandi dan bersiap, ia mengelus pinggiran ranjangnya. "Sayang.. nanti kita bertemu lagi. Tak lama aku akan kembali." ujarnya pada ranjangnya sendiri.

Sebenarnya, ia berat untuk meninggalkan tempat kesayangannya itu, hanya saja, hatinya kali ini lebih memilih untuk mengisi dulu perut yang sudah lama tidak di isi oleh camilan kesukaannya.

Tas dan kacamata di ambil dari nakas. memantapkan hati, ia lalu turun.

Saat di tangga, Alyn memelankan langkahnya agar tidak terdengar oleh ibunya. Ia melihat, ibunya sedang memasak.

Rambut Alyn di gerai, di tangga ia mencoba tidak mengeluarkan suara sedikit pun.

Tapi, alangkah cerobohnya ia saat sedang menyelipkan rambut ke telinga, kacamatanya—yang berada dalam tempat kacamata—terjatuh, hingga menimbulkan suara yang cukup keras.

"Akhirnya, kau turun juga," kata ibu.

Tubuh Alyn melemas, kepalanya mendongak, ia lalu mengembuskan napas dan turun dengan keadaan tertangkap basah akan keluar rumah tanpa memberitahu ibu.

"Kau mau kema—"

"Ibu ini anjing siapa?" potong Alyn.

Alyn melihat seekor anjing yang sedang bermain bola sendiri. "Oh itu—" ibu terbatuk — saat kepulan asap sedap keluar dari makanan yang ibu buat— "ibu membelinya tiga hari yang lalu." lanjut ibu.

Dengan gemas, Alyn mengusap bulu anjing itu. "Lucu sekali. Tapi aku sampai tidak tahu kalau ibu membeli anjing baru,"

"Yeontan, ya.." Alyn membaca nama itu dari kalung yang sedang digunakan anjing itu.

Hembusan napas ibu terdengar. "Ya, itu sih karena kau yang berdiam diri terus di kamar. Jadinya seperti itu." ibu menaruh beberapa piring ke atas meja.

"Yeontan itu nama yang di beri oleh pemilik lamanya."

"Aww!" Alyn merintih ringan. "seperti itu ya, perkenalannya.."

MAKE IT RIGHTWhere stories live. Discover now