Di dalam satu meja yang sama, aku dan gadis muda sedang memperhatikan satu sama lain.
Masing-masing memegang pena.
Ada satu buku diary di atas meja dengan posisi berada di antara kami.
Kami bersuit, untuk mendapat bagian menulis.
Dan gadis itu menang, lalu meraih buku itu untuk menulis yang pertama.
Aku tidak kenal dengan lelaki itu, bahkan untuk mengenalnya lebih jauhpun, aku enggan.
— tertanda, gadis kiyowo (A)
Kini, kami kembali bersuit. Si gadis menang lagi. "Yes!" ujarnya.
Bahkan, perkenalan kami di mulai tanpa sengaja dan di waktu yang tidak terduga.
— tertanda, gadis kiyowo (A)
Aku hanya mengembuskan napas, kalau aku kalah lagi, gadis itu yang paling banyak menulis.
Ketika gadis itu mengeluarkan batu dan aku kertas, aku menang. "Akhirnya bagianku,"
Kau tahu? Bahkan saat pertama kali aku menemukannya, dia dalam keadaan marah-marah. Wajahnya.. ya seperti itulah. Dan pertemuan selanjutnya—
"Ya! Itu kepanjangan." komentar gadis itu
Aku memutarkan bola matanya. "Baiklah,"
Aku menulis ulang tulisanku.
Kau tahu? Bahkan saat pertama kali aku menemukannya, dia dalam keadaan marah-marah. Wajahnya.. ya seperti itulah.
— Alien Tampan.
Mulut gadis itu terbuka sedikit melihat tanda yang aku tulis, Iya dia memang tampan, kok. Aku tahu, ia menyebutkannya di dalam hatinya.
Aku tahu, aku lancang menyembutnya jelek pada waktu itu. Iya memang dia jelek, sudah itu dia seorang pencuri lagi. Oke setelah jadi pencuri, aku akui dia jadi tam—
"Hei! Kenapa dari dulu kau selalu menyebutku pencuri? Aku tidak mengerti." Aku bersuara dan membuat si gadis berhenti menulis.
"Kalau begitu," di pinggir meja ada sebuah tas, gadis itu mengeluarkan buku—yang tebalnya kira-kira 200hal— "silahkan, dibaca. Kau ingin tahu kan?"
Aku membuka buku nya. "Kau menulis semuanya di sini?" dengan anggukan gadis itu menjawab. "Iya, semuanya sudah tertulis di sana. Ya, berarti hanya sudut pandangku saja."
Tanpa bersuara lagi, Aku mulai membaca sebuah buku cerita yang di tulis tangan langsung. Buku tentang perjalanan. Perjalanan? Ya, perjalanan...
TBC
