" Baik, Yang Mulia " balas Taehyung sebelum akhirnya pamin undur diri dari paviliun sang mertua dan bermaksud menemui sang Suami karena ia ingin membicarakan nama putra mereka.

" Apa Yang Mulia ada di dalam ? " tanya Taehyung pada dua pengawal yang menjaga pintu paviliun.

" Yang Mulia sedang tidak bisa di ganggu, Pangeran "

" Tolong panggilan beliau sebentar saja, saya ingin membicarakan sesuatu dengan beliau "

Kedua pengawal tersebut tampak bimbang keduanya saling lempar pandang sampai akhirnya salah satunya menyerah dan berkata " Maaf, Pangeran ... t-tetapi Yang Mulia sedang bersama dengan Pangeran Park Jimin d-d-dan tidak ingin di ganggu siapapun termasuk anda, Pangeran Taehyung "
Kedua Pengawal tersebut tampa tak enak hati setelah melihat ada raut sedih dan kecewa di wajah Taehyung.

" Baiklah, tidak apa. Aku akan datang lagi nanti " kata Taehyung sambil berbalik pergi kembali ke paviliun miliknya.

●●●

" Yang Mulia ... ku dengar putramu itu ... maaf, tidak bersuara ? " tanya Jimin pada Jungkook. Keduanya berbaring diatas kasur Jungkook, Jimin memeluk Jungkook dengan erat begitupun sebaliknya. Jungkook bersandar di kepala ranjangnya sedangkan Jimin berada di dada bidangnya yang tak sepenuhnya telanjang.

Jungkook enggan menjawab itu.

" Yang Mulia, kalau itu benar terjadi. Akan sangat buruk dampaknya bagi Silla jika anak itu berada di Silla. Bukankah ... seseorang yang tidak sempurna akan membawa malapetaka bagi keluarganya ? aku sering membaca perihal tersebut. Seseorang yang lahirnya tidak sempurna merupakan kutukan dari Dewa dan Dewi. Anda harus cepat ambil tindakan sebelum semuanya terlambat, Yang Mulia. Aku tahu dia anakmu, tetapi ingatlah kau bukan hanya seorang ayah tetapi Raja. Kau harus mengedepankan kepentingan kerajaan dan rakyat diatas segalanya, Yang Mulia "

Lagi-lagi seperti mendapat efek magis, Jungkook merasa apa yang Jikin katakan adalah benar. Ia harus melakukannya.











●●●


Malam harinya Taehyung tengah menyusui sang buah hati dengan khidmat. Ia terlihat bahagia karena sang Putra lahap sekali.

Kedua binar polos itu memancarkan keindahan galaksi, Taehyung menyukai kadua manik itu. Persis dengan Jungkook " Kau mirip sekali dengan Abeojimu " katanya tetapi tak mendapat respon karena memang masih terlalu dini untuk mengerti maksudnya apa.

Di tengah acara menusuinya, tiba-tiba saja Jungkook masuk ke dalam kamarnya dengan raut datar yang tak dapat ia tebak.

" Yang Mulia " Taehyung buru-buru melepas mulut sang putra dari putingnya dan menaikkan bajunya untuk menutupi area dadanya.
" Syukurlah anda kemari, saya ingin membahas sesuatu dengan anda. Ini mengenai nama putra kita— "

" Aku tidak merasa memiliki putra sepertinya " sahut Jungkook yang jujur saja itu membuat perasaan Taehyung sakit.

" Yang Mulia, jangan berkata seperti itu. Bagaimanapun juga dia lahir karena kita, dia putra kita apapun keadaannya, Yang Mulia "

" Dia bukan anakku! dia! " Jungkook menatap penuh dengan bara kebencian yang amat ketara, Taehyung semakin sakit mendapati fakta bahwa sebegitu besarnya ketidak inginan sang Suami memiliki Putranya ini.
" Dia adalah kutukan! "

Deg

" Yang Mulia ... " jatuh sudah air mata Taehyung mendengar perkataan sang Suami. Kutukan ? bagaimana bisa Suaminya ini menganggap buah hati mereka sebagai kutukan hanya karena kekurangan yang dia miliki.
" Anda bisa tidak mengakuinya sebagai putra anda ... tapi jangan katakan bahwa dia adalah sebuah kutukan ... " cicit Taehyung sambil menatap kedua manik polos sang Putra yang juga terlihat sedang menatap dirinya juga.

You Don't Understand My Heart Where stories live. Discover now