O5

915 136 18
                                    

Di antara para pasangan teman sebangku di kelas 11 IPA 4, cuma Renjun dan Haechan yang nggak match sama sekali. Bener-bener they have nothing in common, kecuali sama-sama nyolot.

Renjun sering dispen untuk olimpiade, jadi cukup sering nggak ada di kelas. Sementara Haechan amat sangat mengandalkan Renjun hampir di setiap mata pelajaran. Haechan bukannya bodoh, enggak. Cuma males aja. Kalian juga pasti kok kalau punya teman sebangku kaya Renjun akan ngelakuin hal yang sama.

Di suatu pagi yang cerah, tiba-tiba saja Haechan mengatakan kalau hari itu ia mau belajar sungguh-sungguh. Satu kelas terkejut, bahkan Kirin yang baru beberapa minggu kenal Haechan pun nggak menyangka Haechan bisa menjadi rajin seperti ini.

"Can, lu nggak kenapa-napa kan? Lu diancem sama siapa?" tanya Renjun yang terheran-heran melihat teman sebangkunya yang tengah gencar mencatat rumus fisika. Tolong dicatat bahwa ini juga kali pertama Renjun mengajak Haechan mengobrol saat pelajaran. Biasanya mah, Haechan terus yang nyerocos.

"Shht, nanti aja Njun, ngobrolnya waktu istirahat aja ya."

Nggak hanya Renjun, Kirin pun kaget mendengarnya. Kirin melongo, ia menepuk-nepuk lengan Chenle sambil terus memandangi Haechan dengan tatapan tak percaya. "Lo denger nggak tadi?"

Chenle menoleh lalu menggeleng, ia terlalu sibuk menghitung kecepatan rata-rata partikel yang sebenarnya pun bukan urusannya.

"Barusan Haechan nyurun Renjun diem, katanya ngobrolnya waktu istirahat aja.."

Chenle menganga tak percaya, kemudian keduanya diam-diam memperhatikan gerak-gerik Haechan sepanjang pelajaran.

-

"NGAKU!! SIAPA YANG NGANCEM ECAN!!" Teriak Ryujin sambil memukul-mukul meja.

Sekarang lagi istirahat, Haechan lagi ke ruang guru, mau ngumpulin tugas yang kemarin-kemarin belum ia kerjakan (wow banget).

Sebenarnya hal yang bagus kalau memang Haechan tiba-tiba menjadi rajin. Namun, mereka semua khawatir, bisa saja Haechan sedang tidak baik-baik saja. Maka dari itu, mereka ingin mencari tahu alasan perubahan signifikan dari Haechan.

"Som, lo nggak ada tiba-tiba bilang suka cowo pinter kan?" tanya Yeji.

"Enggak.." Somi menggeleng pelan.

"Lo nggak sengaja ngetweet pengen pacar pinter kali," celetuk Kirin.

"Nggak ada, ih. Kenapa pada nyalahin gue semua?" protes Somi sambil cemberut.

"Ya masalahnya, ada dorongan apa coba dia tiba-tiba begitu kalau bukan karena lo?" tanya Kirin. Ini udah jadi rahasia umum sih kalau Haechan itu suka sama Somi. Bahkan Kirin aja tau. Terlalu obvious, Haechan caper tiap hari soalnya.

"Coba deh, siapa gitu ajak Ecan ngobrol serius, siapa tau emang ada apa-apa di rumah. Haechan kan orangnya ketawa-ketawa mulu, kita jadi nggak bisa nebak dia lagi beneran seneng atau ada yang disembunyiin," ucap Chaewon.

Yang lain hanya mengangguk-angguk setuju dengan perkataan Chaewon.

-

Renjun pulang agak sore hari itu, ia baru selesai bimbingan untuk olimpiade kimia mendatang. Lelah? Tentu. Rasanya Renjun ingin cepat-cepat pulang dan tidur di atas kasur nyamannya.

Renjun berjalan pelan menelusuri lorong sekolah yang kosong. Jam segini memang biasanya sekolah sudah sepi, paling hanya ada anak-anak ekskul saja.

"Renjun!!"

Renjun mendengar ada orang yang memanggilnya. Suaranya familiar, namun terdengar aneh, suaranya terdengar begitu lemah.

Renjun mempercepat langkahnya, sayup-sayup ia mendengar suara langkah kaki di belakangnya, berusaha menyamai kecepatan Renjun. Sebelum Renjun dapat berlari kabur dari sana, langkah kaki itu berhasil menyusulnya.

ya gitu deh | 00-02LWhere stories live. Discover now