Finding Friendship and Love(?)

78 15 0
                                    

Grisha menjalani hari-harinya di Hogwart di tahun 70-an dengan tenang. Tidak ada hal besar yang menganggunya kecuali serbuan burung hantu di setiap jam sarapan. Tidak terasa sudah satu bulan setengah ia berada di sana. Tepatnya sejak Remus membawanya ke Hospital Wings. Ia dan Remus semakin dekat, meskipun Grisha mulai merasakan sesuatu terhadap Remus ia berusaha untuk menepisnya.

Ia merasa berada di waktu dan tempat yang salah. Meskipun ia memiliki teman-teman yang sangat baik namun pikirannya masih dipenuhi oleh Harry, Hermione dan Ron. Selama bertahun-tahun mereka menghabiskan waktu bersama.

"Apa yang sedang kau lakukan?" Tanya Remus yang baru masuk ke ruang rekreasi.

"Mengerjakan pekerjaan rumah." Jawab Grisha sambil menunjukan beberapa gulungan perkamen yang telah selesai ia tulis.

"Besok adalah akhir pekan Hogsmeade apakah kau mau pergi kesana bersamaku?" Ajak Remus ragu-ragu.

"Apa kau mengajakku untuk berkencan, Remus?" Grisha menyipitkan matanya.

"I-iya kalau kau mau itu juga." Jawabnya terbata.

"Hmmm, baiklah. Ayo kita pergi kesana bersama-sama aku dengar butterbeer disana sangat enak."

Remus tersenyum sambil menghembuskan nafasnya dengan lega, "Aku akan membawamu minum butterbeer disana. Jadi essay apa sedang kau kerjakan?"

"Transfigurasi. Aku sudah menulisnya sebanyak dua gulung namun rasanya masih ada yang kurang." Grisha menyodorkan dua buah gulungan perkamen kepada Remus.

"Bukankah Profesor McGonaghall hanya menyuruh kita untuk menulis sebanyak satu setengah gulungan perkamen saja?" Alis Remus terangkat melihat tulisan Grisha yang kecil-kecil dan padat. Remus terkejut dengan kepintaran yang dimiliki oleh gadis yang ia taksir. Setelah itu ia mengeluarkan PR Arithmancy-nya dan mengerjakannya bersama dengan Grisha.

Grisha mengintip pekerjaan Remus, "Cara yang kau gunakan untuk menyelesaikan satu soal itu menghabiskan banyak waktu, Remus."

"Tapi ini cara penyelesaian yang di berikan oleh Profesor Gauss."

"Aku tahu, tapi aku tidak menggunakannya. Terlalu bertele-tele dan menghabiskan banyak waktu. Sini aku akan memberitahumu bagaimana cara mengerjakannya hanya dalam waktu kurang dari satu menit."

Grisha mengambil perkamen kosong dan menyobeknya menjadi dua bagian. Kemudian ia menuliskan soal yang sama persis dengan tugas yang tengah mereka kerjakan hanya saja angkanya diubah.

"Baiklah ayo kita kerjakan soal ini. Aku menggunakan caraku dan kau menggunakan cara dari Profesor Gauss bagaimana? Aku yakin hasil akhirnya akan sama hanya cara penyelesaiannya saja yang berbeda." Ucap Grisha panjang lebar sambil memberikan potongan perkamennya kepada Remus.

"Baiklah kalau begitu, ayo kita buktikan."

Mereka berdua mulai mengerjakan soal latihan itu dengan serius meskipun di selingi oleh candaan. Tak lama kemudian teman-temannya yang lain masuk dan mulai memperhatikan Remus dan Grisha yang sedang asyik mencoret-coret sesuatu di meja dekat perapian.

"Ah, Moony kecil kita akhirnya jatuh cinta juga." Seru Sirius seperti seorang ibu.

"Jadi Remus memang asli naksir Grisha?" Celetuk Alice yang menggandeng lengan Frank.

"Iya, hanya saja Moony tidak mau mengakuinya. Padahal kami bisa melihatnya dengan jelas. Diam-diam Moony selalu memandangi Grisha dengan tatapan penuh cinta." Jelas James.

"Ngomong-ngomong apa Lily masih bersama Severus?" Celetukan Peter membuat James kembali kesal karena melihat Lily dan Severus pergi berduaan entah kemana.

SHOULD I CHANGED THE DESTINYजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें