2

3.2K 344 95
                                    

Teruntuk MV ter-plot-twist terbaik sepanjang masa versi Ixora, K. Will – Please Don't. Go stream before you read this story. Nonton sampe abis.

.

.

Kai Kamal Huening berusaha mengingat kapan pertama kali dia jatuh hati pada Choi Soobin.

Apa saat pertama kali ia lihat Soobin berdiri di halte sedang menunggu bus? Saat itu gerimis turun, mungkin saja efek dramatis menghampiri hati Kai.

Atau saat ia berdiri di belakang Soobin saat mengantri di café?

Atau saat ia tidak sengaja duduk bersebelahan dengan Soobin di perpustakaan? Waktu itu Soobin tampak sangat serius dengan bukunya, Kai mungkin hanya terpesona.

Atau mungkin... saat Soobin mengejar Kai keluar perpustakaan karena jaketnya ketinggalan?

Kai tidak ingat. Terlalu banyak memori tentang Soobin yang bisa membuatnya jatuh cinta, lagi dan lagi.

___

"Ibu! Kaus kakiku dimana ya? Yang warna kuning polkadot itu."

Soobin menuruni tangga dengan suara berisik, berteriak seperti anak sekolahan yang tidak tahu dimana menaruh kaus kaki. Demi tuhan, Soobin sudah menginjak tahun ke empat di universitas.

"Apa kau tidak malu berteriak seperti itu di depan Kai?"

Langkah kaki Soobin terhenti, mendongak. Kai duduk manis di meja makan, tersenyum menahan tawa. Ibu Soobin merotasikan bola matanya kesal, "Kan kau sendiri yang mencucinya kemarin. Kenapa tanya ibu?"

Salah tingkat, Soobin menggaruk belakang lehernya sambil menyengir. Ia mengancingkan kemejanya sambil mendekat ke arah Kai.

"Sudah lama?" tanya Soobin sambil menarik kursi yang ada di samping Kai.

Kai menerima mangkuk berisikan nasi hangat dari Ibu Soobin sambil mengucapkan terima kasih. Ibu Soobin tersenyum senang. Di detik itu, Soobin bertanya siapakah yang anak kandung di sini?

"Tidak kok. Baru saja."

Soobin menganggukkan kepala mengerti. Beberapa hari ini, Ibu Soobin akan mengomel kalau Kai tidak datang ke rumah untuk sarapan bersama. Pertemanan mereka bermula saat Soobin mengejar Kai karena jaketnya ketinggalan di sandaran kursi pepustakaan. Untuk mengucapkan terima kasih, Kai memberanikan dirinya untuk mengajak Soobin makan.

For the sake, butuh keberanian yang sangat besar untuk Kai mengajak makan orang asing yang baru ia lihat beberapa kali. Untunglah, Soobin mengiyakan sambil menepuk perutnya sambil berujar, "Kebetulan aku sudah lapar."

Di pertemuan pertama mereka, Soobin bersikap sangat bersahabat. Kai merasa seolah-olah mereka sudah berteman cukup lama, padahal baru saja sejam yang lalu bertukar nama. Berbeda dengan Soobin yang cepat akrab dengan orang asing, Kai kebalikannya.

Endingnya, Soobin-lah yang membayar makanan mereka. Padahal Kai sudah bersikeras untuk membayar sebagai ucapan terima kasih. Soobin hanya menjawab enteng, "Besok giliranmu membayar, bagaimana?"

Dari sanalah pertemanan mereka berawal. Suatu hari saat Soobin membawa Kai ke rumah dan tidak pernah dilepas lagi oleh ibunya. Ibu Soobin menganggap Kai sudah seperti anak sendiri. Ya, Soobin tersingkirkan menjadi anak angkat.

Lamunan Kai terhenti saat Ayah Soobin bergabung di meja makan dengan pakaian rapi. Mereka kemudian sarapan dengan obrolan ringan, sesekali diselipi tawa ringan saat Ibu Soobin membeberkan kebiasaan buruk anaknya.

Soobin bersungut-sungut, sementara tiga orang lainnya tertawa.

"Nanti pulang kuliah jangan lupa lipat boxer mickey mouse mu, ya."

DAFFODILS | SooKaiWhere stories live. Discover now