Dengan senandung ria, sang gadis manis berjalan dengan semangat. Tangannya Ia ayunkan mengikuti irama kakinya. Senyum manis terpatri di wajah cantiknya.

Angin berhembus pelas. Meniup dedauan dari pepohonan. Hembusannya membelai lembut rambut hitam pendek sang gadis. Merekahkan senyumannya dan mendorong sang gadis untuk bernyanyi mengikuti kicauan burung.

Langkahnya membawa sang gadis menuju jalan pinggir laut — mengingat tempat tinggal sang Paman yang sangat dekat dengan laut — iris birunya yang senada dengan air laut menatap indahnya pemandangan pagi itu. Ingin sekali dirinya berdiam di sana dan menikmati udara pagi, namun Ia harus bergegas menuju pusat kota, jika tak mau telat.

Dengan berat hati sang gadis Brasil meninggalkan tempat itu.

Setelah berjalan selama 10 menit, tibalah Lucy di halte bus yang akan membawanya ke distrik Yoake. Beruntungnya ketika Ia sampai, bus yang akan membawanya baru saja tiba. Dengan sigap sang gadis bermanik biru melangkah masuk dan memilih duduk di kursi paling dekat dengan pintu.

Tak seperti saat di jalan, Lucy terdiam sembari memainkan ponselnya. Jika ada yang melihat ke arahnya, mereka akan mendapati pemandangan seorang gadis mau dewasa berambut raven sebahu, mengenakan sweater merah kebesaran dan celana pendek sepaha, menampakkan kaki putih yang sedikit chubby, dan sepatu kets putih, tengah bermain ponsel dengan wajah yang teramat datar.

Tak akan ada yang pernah menyangka bahwa dibalik wajah manis bak malaikat ini, terdapat jiwa seorang gadis pecinta bajak laut yang tengah menonton serial anime One Pi*ce.

Jemari lentiknya terangkat, menampakkan sebuah cincin perak berhiaskan batu safir, dan menggaruk pipi kirinya, yang berhiaskan sebuah bekas luka dengan 2 jahitan di bawah mata kirinya.

Jika diperhatikan lebih jelas lagi, maka akan tampak seorang gadis dengan perawakan yang serupa dengan tokoh utama dari serial anime yang tengah ditonton oleh gadis manis ini. Yah meski jelas-jelas berbeda sex dan gender sih.

Dirinya jauh lebih beruntung dibandingkan semua teman-temannya yang bernasib sama. Setidaknya Ia masih bisa merubah penampilan sedemikian rupa hingga tak akan begitu mirip dengan Luffy.

Namun jika dibandingkan dengan sang kekasih di Jerman sana, maka semua orang bisa dikatakan sangat beruntung.

Bagaimana tidak? Selain wajah dan sifat, caranya berbicara, pergerakan, cara berpakaian, bahkan namanya pun mirip!

Law Trafalgar yang malang. Setiap hari harus bersembunyi dan kabur dari kejaran para fans. Ia bahkan tak mengetahui OP sebelum sang kekasih yang juga tunangannya menceritakan mengenai kemiripannya, tepat ketika karakter yang bernama serupa namun tak sama itu pertama kali muncul.

Law tak pernah henti-hentinya mengutuk sang penulis. Meski harus Ia akui, sang calon doktor muda sangat menyukai kembaran dunia kartunnya itu.

Suara intercom menarik perhatian sang gadis manis dari lamuannya. Ia segera mematikan ponselnya dan berlari keluar dari bus.

Udara khas kota adalah hal pertama yang menyambutnya. Aroma khas yang sering kali membuatnya mual dan ingin segera kembali ke kenyamanan kamarnya. Namun kali ini Ia harus kuat. Karena sang gadis bermanik biru ini akan bertemu dengan kedua sahabat kecilnya yang sudah lama tak dijumpai.

Dengan semangat, Lucy berjalan menuju tempat janjian mereka. Disebuah cafe terkenal di tengah kota, dekat dengan taman kota yang asri dan indah — setidaknya itulah kata Choper, yang sudah lebih dulu tiba sebelum dirinya.

Sembari bersenandung, Lucy memikirkan kedua sahabat lainnya, Uriel dan Choper, yang lulus bersama dirinya dan akan berkuliah di tempat yang sama. Meski dengan jurusan yang berbeda tentunya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Curse You OP! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang