Chapter 1

235 14 5
                                    

Lucy Whitby Magalhães, itulah namanya. Seorang gadis manis asal Brasil yang kini tinggal bersama pamannya di Jepang untuk melanjutkan kuliahnya.

Ia baru saja menyelesaikan segala berkas-berkas yang diperlukan untuk mendaftar kuliah di Universitas All Blue. Sebuah universitas berakreditasi A yang entah mengapa tidak banyak yang tahu.

Lucy sangat senang mengetahui bahwa Ia akan bisa bersama lagi dengan kedua sahabat masa kecilnya, beserta sahabat-sahabatnya yang lain di grup Strawhat. Sudah lama mereka tidak bersama, tidak semenjak mereka berpisah untuk SMA. Semuanya memilih SMA favorit di kampung halaman masing masing, sedangkan Lucy menetap di London untuk melanjutkan SMA-nya.

Beruntungnya mereka sudah sepakat untuk memilih All Blue sebagai tujuan akhir mereka dalam meraih ilmu pengetahuan. Tentunya dengan jurusan masing-masing, sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Sang gadis Brasil sendiri memilih jurusan Animasi. Alasannya karena dia sangat suka menggambar serta membuat animasi. Menurutnya para animator itu sangat hebat, mampu mengubah sebuah gambar dan imajinasi seseorang menjadi sebuah maha karya yang dapat bergerak dan menghibur banyak orang. Meski Ia sendiri suka bentuk karya seni lainnya, animasi menjadi pilihan akhir dari gadis bermanik biru laut ini.

Saat ini Lucy tengah menikmati sarapannya bersama sang Paman di rumah kecilnya di Waraigatari, sebuah kota kecil nan unik yang jarang orang ketahui di Jepang. Terkadang Lucy berpikir bahwa inilah alasan universitas hebat semacam All Blue jarang diketahui orang. Ia sungguh heran mengapa pemerintah Jepang seolah melupakan kota seunik Waraigatari dengan segala isinya ini. Well, their loss I guess.

Tengah asyik memakan bacon dan telur mata sapinya, si rambut raven tak mendengar langkah kaki di belakangnya hingga sepasang tangan menepuk kedua pundak mungil gadis tersebut. Tersentak, secuil bacon di atas sendok melayang ke arah muka sang pelaku, menghasilkan sumpah serapah keluar dari mulutnya.

Lucy segera menoleh ke belakang dan mendapati Paman nya, Paman Shichi, menyingkirkan potongan bacon itu dari wajahnya. Gelak tawa tak bisa ditahan, semuanya keluar tat kala melihat ekspresi jijik di wajah tampan pria berkulit sawo matang tersebut.

"Oh céus, itulah Paman, shishishishi, mangkanya jangan suka gangguin orang makan. Kena kan getahnya shishishi," ejek Lucy sembari tertawa.

Shichi hanya bisa manyun dan menutup mulut keponakannya yang manis ini, menghalangi tawa khasnya keluar dari bibirnya. "Ah diam kau cebol! Tak kasihan kah kau melihat wajah tampan pamanmu ini kena minyak?"

"Nggak, shishishi."

Seketika aura kelam menyelimuti tubuh jangkung pria berkewarganegaraan Jepang ini.

Tak mengindahkan sang paman yang kini mulai ditumbuhi jamur di sudut dapur, Lucy menghabiskan sisa makanannya sebelum mencuci semua perabot yang Ia gunakan tadi untuk menyiapkan sarapan. Dengan sergap jemari lentiknya meraih sweater merah yang Ia gantung di kursi dan mengenakannya, sebelum mengantongi Iphone yang sedari tadi dia mainkan selama menghabiskan sarapannya ke dalam saku celana pendeknya.

Gadis berambut pendek ini kemudian melangkah menuju Pamannya — sambil menepuk-nepuk celananya untuk memastikan Ia telah membawa dompet — dan mencium pipinya. "Aku berangkat ya Paman. Sudah telat nih. Jangan lupa sarapan ya, sudah kubuatkan tamagoyaki kesukaan Paman."

Kaki-kaki kecilnya membawa sang putri tunggal Magalhães ke pintu depan. Menggunakan sepatu kets putih, Lucy melambai riang ke dalam rumah dan berteriak, "Tchau tio tchau! I will be back at seven for dinner!"

Tampa menunggu balasan, Lucy segera berlari ke luar rumah. Tak lupa Ia mengunci pintu, mengingat sang Paman tak akan pergi kemana-mana hari ini dan sudah pasti akan menghabiskan hari liburnya dengan tidur seharian.

To już koniec opublikowanych części.

⏰ Ostatnio Aktualizowane: Jan 13, 2020 ⏰

Dodaj to dzieło do Biblioteki, aby dostawać powiadomienia o nowych częściach!

Curse You OP! Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz