Bab 8

4.8K 314 5
                                    

James sudah mengatur semua! SEMUA! Padahal gue bahkan baru mengiyakan lamaran nikahnya seminggu yang lalu! Bagaimana mungkin??? Dan lebih mengagetkannya lagi, gue menikah MINGGU DEPAN!!! Ini pun gue taunya dari Lita!

Great!

Gue udah ga bisa mundur sama sekali!

Gilaaaaaa!

Sekarang gue bener-bener panic luar biasa. Gue mencari Cella kemana-mana! Gue bahkan nyaris gila karena ditelepon pun, hp Cella ga aktif! Pekerjaan gue numpuk, Cella ga ada, pernikahan gue tinggal seminggu lagi! Siapa juga yang ga panik!

Besoknya, gue ke kantor mencari Cella. Tapi Edward bilang, Cella ga ada di kantor. Cuti selama sebulan! Gue nyaris berteriak gila. Ini Cella apa-apaan??! Dia itu menghindari gue atau sengaja membuat perusahaan gue bangkrut?!

Besoknya lagi, gue tetap mencari Cella ke kantor, tapi sama! Edward ga memberitahu gue dimana Cella berada! Hopeless...

Besoknya... besoknya dan besoknya... gue seperti orang gila yang mencari Cella! Sementara pekerjaan gue masih menggunung dan ga bisa gue tinggal! Bahkan Lita dengan sengaja mengikuti gue kemanapun, dan memastikan gue ga kabur dari pekerjaan gue! Ditambah lagi, James terus meneror gue untuk ikut fitting baju dan mendengar ocehan dari wedding organizer!

Rasanya gue mau marah dan berteriak untuk menghentikan semua kegilaan ini! Rasanya juga gue mau memberitahu semua orang kalau gue ini MARCELLO. Bukan Marcella!

Akhirnya.. ini udah H-1 pernikahan. Gue udah lelah... gue hanya bisa duduk di kursi,

"Gue bingung sama lu Cel. Lu bukannya mau menikah sama James, kok setiap hari nyarinya Cello sih? Lu ga konsisten!" omel Lita.

Iya. Gue emang ga konsisten!

"Gue udah kosongin jadwal lu hari ini. Take a break... Pikirin semua baik-baik. Pernikahan ini sekali seumur hidup!" nasihat Lita lalu keluar dari ruangan gue.

Gue tersenyum berterima kasih kepada Lita. Lalu menyenderkan punggung gue ke kursi. Gue harus bagaimana? Pernikahan ini begitu sulit...

Akhirnya, gue memandang hp gue sekali lagi. Menarik nafas dalam-dalam, kemudian menghembuskan perlahan. Semoga kali ini teleponnya diangkat.

Gue langsung menelepon Cella. Dering pertama... dering kedua... dering ketiga....

Cella please angkat!

"Ya Ed, ada apa? Kalau ada yang perlu ditandatangan, kamu bawa ke rumah. Kalau rapat, saya udah bilang kan buat dijadwal ulang." Sapa orang di seberang.

Akhirnya diangkat jugaaaaa!

"Sorry mengecewakan lu. Ini gue." kata gue.

Walau sedih juga Cella mengangkat telepon karena mengira gue ini Edward, tapi ya sudahlah. Sudah bagus telepon ini diangkat.

"Seminggu ini gue terus-terusan ke kantor, tapi Edward bilang lu bolos. Lu mau bikin perusahaan gue bangkrut ya, heh?" tegur gue.

"Sorry..." kata Cella pelan.

Tapi ternyata, telinga gue cukup tajam untuk mendengar suara Cella sekecil apapun!

"Marcella. Please, jangan bikin perusahaan gue bangkrut!" kata gue.

Sebenarnya gue ga mempermasalahkan perusahaan, hanya saja, gue bingung harus bicara apa dengan Cella. Gue begitu kangen untuk bicara langsung sama dia. Bukan lewat telepon seperti ini!

Tunggu...

Kangen?

Sepertinya otak gue lagi terkena gangguan karena seminggu penuh memikirkan Cella dan panik masalah pernikahan. Ya, pasti begitu!

My DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang