Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.
Beberapa hari telah berlalu, setelah kejadian hari itu membuat Yeonjun menjadi sedikit lebih hangat kepada orang lain. Bahkan ia sendiri menjadi sangat manja kepada Yeji, seperti saat sedang makan Yeonjun pasti akan minta Yeji untuk menyuapinya atau tidak ketika akan tidur Yeonjun pasti selalu tidur dipaha Yeji dan meminta Yeji untuk mengelus kepalanya. Entah apa yang merasuki diri Yeonjun dirinya benar-benar ingin dimanja oleh Yeji.
"Yeji jangan pergi," rengek Yeonjun. Pria itu memberikan tampang polos dan puppy eyes-nya kepada Yeji sehingga membuat perempuan itu mengeram gemas.
"Yeonjun aku tidak akan kemana-mana hanya menemani Yeonji ke toilet," ucap Yeji sambil tersenyum.
Yeji terkekeh manis, dirinya dibuat bingung dengan tingkah Yeonjun ini, antara gemas dan kesal, bahkan Yeji sendiri tak akan segan-segan mengomentari Yeonjun dan mengatakan bahwa sifatnya sama seperti Yeonji kekanak-kanakan, bahkan mungkin Yeonjun lebih parah.
"Iya Yeonjun," ucapnya sambil berlalu, nampak Yeonjun yang tengah mengukir seulas senyuman sambil menatap punggung Yeji.
Beberapa menit berlalu, Yeonjun nampak kesal karena Yeji belum kembali kepadanya, dilihatnya Yeji yang tengah menyanyikan lagu tidur untuk Yeonji, sungguh hal itu membuat Yeonjun menjadi iri, ia juga ingin dinyayikan lagu tidur oleh Yeji. Ia ingin bermanja-manja dengan Yeji. Yeonjun menatap Yeji yang dengan sengaja meliriknya, yang dilirik pun hanya memasang muka kesal.
Ketika Yeji selesai menidurkan Yeonji ia kembali ke Yeonjun yang tengah mengotak-atik ponselnya, dia memilih untuk duduk di samping pria itu. Diliriknya wajah pria itu napak sedang menahan rasa kekesalannya.
"Kenapa baru kembali?" Tanya Yeonjun dengan tetap fokus pada ponselnya.
"Yeonji merengek, dia bilang ia susah tidur," jelas Yeji.
"Ah aku iri," ucap Yeonjun spontan sambil meletakan ponselnya keatas meja. Lantas Yeji pun tertawa.
"Kau iri dengan Yeonji? Hei, dia itu putrimu kau ini bagaimana?"
"Aku tau, tapi aku ingin dimaja olehmu juga," ucapnya. Suaranya dibuat seakan-akan dia anak kecil. Bayangkan saja pria dewasa yang berusia 25 tahun tapi bertingkah seperti anak kecil yang terlihat seperti sedang meminta perhatian lebih dengan ibunya.
"Lihat Yeonjun kau bahkan terlihat seperti adiknya Yeonji, manjamu itu sangat berlebihan," kekeh Yeji.
Yeonjun yang mendengarnya hanya mempoutkan bibirnya kesal, "Kenapa? Apa itu salah ketika aku ingin dimanja oleh istriku?" Dengusnya.
Yeji terdiam ia nampak seperti sedang mencerna perkataan Yeonjun, beberapa detik setelahnya ia tertawa, "Haha Istri? Yeonjun kau mengigau?" Yeonjun mendelik sepertinya ia salah bicara, bahkan ia sekarang sedang menahan rasa malunya.
