Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.
Mungkin hari ini akan menjadi hari terberat dan tersibuk bagi seorang Choi Yeonjun. Banyak sekali klien yang harus Yeonjun hadapai satu persatu. Belum lagi ia harus menghadapi beberapa karyawan yang bermasalah dan Rapat yang harus ia hadiri.
"Huft!" Yeonjun mendengus kasar sembari mengacak wajahnya kasar, jika saja ia diberi kesempatan libur maka ia akan libur dihari itu juga pikirnya.
Berat memang memiliki tanggung jawab sebagai seorang direktur utama di perusahaan sebesar ini. Yeonjun bisa saja mengundurkan diri dan berhenti bekerja, tapi hal itu sangat bullshit! Mana mungkin Yeonjun meninggalkan pekerjaan dan jabatan yang telah ia bangun dengan jerih payahnya sendiri.
Tapi beban itu terasa hilang ketika Yeonjun memandangi sebuah bikai foto kecil yang isinya terdapat seorang balita berusia 5 tahun. Hal itu membuat Yeonjun menjadi kembali bersemangat.
"Ayo Yeonjun semangat demi putri kecilmu," ucapnya sambil mengusap foto tersebut dan tersenyum hangat.
Tanpa ia sadari ternyata telepon yang berada didepan Yeonjun berunyi, tanpa membuang waktu lagi Yeonjun pun segerah mengangkatnya.
"Ya ada apa...?"
"..."
"Suruh dia pergi, saya tidak mau bertemu denganya"
"..."
"Tunggu, tolong ambilkan berkas nomor 367 yang ada di ruang penyimpanan dan hantarkan ke ruangan saya"
"..."
"Tidak ada, terima kasih"
Yeonjun menghelah nafas kasar kemudian ia menyenderkan kepalanya kekursi kerjanya sambil mengatur nafasnya, tak lama kemudian seorang perempuan cantik masuk kedalam ruangan Yeonjun dengan senyuman, Tidak! Lebih tepat smirk.
"Selamat siang Tuan Muda Yeonjun," sapa wanita itu.
"Kau? Kenapa kau kesini" ucap Yeonjun dengan wajah datarnya.
"aku merindukanmu Tuan Muda Yeonjun"
Cih, perempuan sialan. Batin Yeonjun
Wanita itu menatap dengan smirk kearah Yeonjun. Dengan pesonanya yang menawan perempuan itu terlihat seperti akan menggoda Yeonjun. Yeonjun yang telah mengetahui niat busuk perempuan ini pun hanya bersikap dingin dan acuh.
Yeonjun menghelah nafas panjang "Maaf, jika tidak ada hal penting, sebaiknya kau pergi," usir Yeonjun, sejujurnya ingin sekali Yeonjun menyeret wanita ini keluar dari ruangannya, tapi bagaimana pun dia tetap seorang wanita
"Tuan Muda Yeonjun kau mengusirku? Padahal aku belum mengatakan apa yang aku mau," ucapnya dengan nada memelas. Wow! Hebat sekali ia akting!
"Dengar Nona Wang Yiren, walaupun kau belum mengatakan apa yang kau mau, tapi sayangnya aku sudah mengetahuinya!" Teka Yeonjun dengan ekspresi yang tetap dingin.
